Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

MPR Terapkan Metode Sosialisasikan Empat Pilar

Selasa 29 Mar 2016 11:21 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri

Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Foto: ROL/Fian Firatmaja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyatakan, pihaknya terus mengembangkan cara-cara sosialisasi Empat Pilar agar bisa efektif.

Sebab, jika hanya menggunakan cara-cara lama, Empat Pilar MPR RI bisa ditinggalkan rakyat Indonesia.

''Jika menggunakan metode jembatan keledai susah. Karena di umur sekarang menghafal tidak lagi mudah,'' kata Hidayat, dalam acara sosialisasi Empat Pilar terhadap Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Jakarta Selatan, Selasa (29/3).

Menurutnya, sosilisasi Empat Pilar sudah dilaksanakan sejak 2004-2009 ketika sosialisasi masih berdasarkan putusan MPR. Lalu, pada era Pimpinan Taufik kiemas diubah menjadi Empat Pilar Berbangsa dan bernegara.

Meski pada akhirnya ide suami Megawati Soekarnoputri digugat oleh MK, dan digantikan menjadi Empat Pilar MPR RI hingga sekarang.

''Kegiatan ini dilakukan melalui beragam metoda. Di kalangan pelajar lewat cerdas cermat, dimana yang terlibat bukan hanya peserta, tapi guru-guru dan seluruh sekolah,'' ucap dia.

Untuk mahasiswa, lanjut Hidayat, MPR menggunakan menggunakan metode outbond. Metode tersebut lebih atraktif dan dinamis untuk menarik perhatian mahasiswa.

Selain itu, dalam mempersiapkan SDM pelatih, maka ada metode training of trainer (TOT). Karena, kata dia, MPR tidak mungkin sendiri, maka perlu dilakukan untuk guru, TNI, Polri dan dosen.

''Kita melakukan sosialisasi juga bekerjasama dengan ormas dan organisasi kepemudaan. Jangan sampai kasus Zaskia Gotik terulang lagi,'' jelas dia.

Sebab, Hidayat mengaku, dalam sosialisasi personil dari MPR memang terbatas. Karena anggota MPR juga anggota DPR dan DPD, sehingga tidak semua bisa turut serta mengingat kesibukan masing-masing.

Karena itu, MPR sudah sampaikan kepada presiden, agar pemerintah mengambil peran lebih maksimal, karena punya peran dan dana yang sangat besar.

Hidayat menjelaskan, dulu ketika Orde Baru ada BP7 dengan prigram P4. Sehingga penanaman nilai-nilai Pancasila bisa fokus. Namun, di era reformasi, memang tidak bisa menerapkan konsep P4 secara utuh, sehingga mesti lebih fleksibel.

Selain itu juga, sosialisasi Empat Pilar tidak terlepas dari peran Kiayi, ulama dan pejuang Islam. ''Kita sesungguhnya merdeka karena peran bersama antara umat muslim dan TNI,'' ucap Hidayat.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler