Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Monday, 20 Syawwal 1445 / 29 April 2024

Oesman Sapta Bandingkan Google dan Guru

Selasa 08 Mar 2016 13:01 WIB

Red: Winda Destiana Putri

Oesman Sapta tengah berbicara dengan pelajar Labschool Rawamangun

Oesman Sapta tengah berbicara dengan pelajar Labschool Rawamangun

Foto: Dok: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Oesman Sapta mensosialisasikan 4 Pilar MPR kepada ratusan siswa sekolah Labschool Rawamangun Selasa (8/3).

Di depan ratusan pelajar Oesman Sapta merasa senang bisa memberi sosialisasi menggunakan metode yang lebih cair. "Di sini saya menemukan banyak kelebihan," ujarnya.

Bagi Oesman kecerdasan adalah suatu yang penting untuk dimiliki para pelajar. Terlebih saat ini bangsa sedang berada dalam abad dunia teknologi di mana dengan hanya membawa handphone saja bisa mengetahui isi dunia.

Dulu murid menanyakan semua hal kepada guru, sekarang murid bisa menanyakan semua hal dengan melihat google. Menurut Oesman Sapta, google bisa memberi rujukan baik bersifat positif maupun negatif.

Hal demikian diakui oleh Oesman Sapta dalam beberapa hal mengkawatirkan. Dikatakan jika guru selalu memberi rujukan yang positif namun tidak dengan google. Dikatakan di google akan memberi jawaban semua yang diinginkan.

Dicontohkan di google tidak hanya memberi tahu siapa penemu bom namun bagaimana merakit bom juga bisa diunduh. Hal inilah yang bisa memicu orang bisa melakukan tindakan yang berbahaya. Hal demikian tentu lain dengan guru yang tidak akan memberi sesuatu hal yang membahayakan.

"Guru melarang murid menjadi teroris," tegasnya.

Diingatkan pula oleh dia, bahwa kita harus bijak dan arif dalam menyikapi perkembangan teknologi. "Efek atas teknologi harus disikapi dengan baik," paparnya.

Tidak hanya soal teknologi yang dikritisi Oesman Sapta, masalah masuknya budaya barat yang belum tentu cocok dengan kita pun diingatkan kepada para siswa. Oesman Sapta mengutip pendapat salah satu dutea besar Indonesia bahwa kita harus merubah mindset soal budaya.

"Jangan membawa budaya lama sebab orang tak mengenal budaya lama. sekarang orang mengenal budaya baru," paparnya.

Ia mengartikan tuntutan dunia internasional adalah sesuatu budaya yang maju ke depan dan kecanggihan teknologinya menjangkau ke depan."Ini yang harus dicamkan oleh anak-anak labschool akan arti penting teknologi," tutup dia.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler