Monday, 27 Syawwal 1445 / 06 May 2024

Monday, 27 Syawwal 1445 / 06 May 2024

'Tanggung Jawab MPR Kian Berat Pascareformasi'

Kamis 22 Oct 2015 13:23 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri

Kepala Biro Humas Setjen MPR Maruf Cahyono saat mengunjungi SMA 2 Kristen Tomohon.

Kepala Biro Humas Setjen MPR Maruf Cahyono saat mengunjungi SMA 2 Kristen Tomohon.

Foto: mpr

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kepala Biro Hubungan Masyarakat MPR RI Maruf Cahyono mengatakan, majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pascareformasi memiliki tugas yang tidak sepenuhnya sama dibanding sebelumnya.

Saat ini MPR bertugas salah satunya adalah melaksanakan sosialisasi empat pilar. Yaitu Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Tugas memasyarakatkan empat pilar ini, kata dia, sebelumnya tidak pernah ditemukan ada pada MPR. ''Tugas ini melekat di MPR, karena dalam proses reformasi,  MPR telah melakukan empat tahap perubahan terhadap UUD NRI tahun 1945,'' kata Maruf saat memberi sambutan pada acara Bicara Buku Bersama Wakil Rakyat yang dilaksanakan di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (21/10).

 

Maruf mengungkapkan, tugas MPR saat in semakin bertambah. Penambahan tugas MPR itu muncul seiring hadirnya tuntutan melakukan pengkajian sistem ketatanegaraan yang ada sekarang.

MPR juga banyak mendapat masukan terkait kelemahan sisitem ketatanegaraan yang dianut Indonesia. Karena itu, MPR membentuk Lembaga Pengkajian, yang salah satu tugasnya adalah mengkaji sistem ketatanegaraan dan menampung aspirasi masyarakat.

Sementara Daradjati selaku penulis buku Mr. Sartono Pejuang Demokrasi Dan Bapak Parlemen Indonesia mengatakan, buku tersebut lahir karena ia prihatin melihat realita, bahwa penamaan jalan-jalan besar  didominasi oleh tokoh politisi, seniman dan negarawan. Menurutnya, belum ada satupun tokoh parlemen, yang dikenang dan diabadikan menjadi nama jalan.

Ide ini kemudian menginisiasi Daradjati untuk menulis buku tentang Mr. Sartono. Kebetulan, Daradjati sendiri memiliki banyak catatan tentang Sartono.

"Mr. Sartono adalah salah satu tokoh besar dunia parlemen Indonesia. Dia turut membidani lahirnya sumpah pemuda. Sartono berani menolak keinginan Soekarno untuk menjadi ketua parlemen, saat Soekarno menerapkan demokrasi terpimpin. Beliau juga sederhana dan selalu membela kepentingan rakyat," kata Daradjati.

Buku yang membahas Mr. Sartono Pejuang Demokrasi Dan Bapak Parlemen Indonesia karangan Daradjati. Juga dihadiri Ade Qomarudin anggota komisi XI DPR RI dan Sri Simarjati Harjanto sebagai pembicara.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler