REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanggal 1 Oktober, merupakan hari Kesaktian Pancasila. Namun demikian, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyesalkan, lunturnya nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi negara, tidak lagi menjadi persoalan penting bangsa.
Zulkifli mengatakan, orde baru tidak semua yang diitinggalkanya jelek. Ada yang hal-hal positif yang diwariskan orde baru. Misalnya, kata dia, saat itu pembangunan karakter bangsa melalui sosialisasi Pancasila dan PPKN. Menurutnya, pendidikan moral Pancasila itu merupakan hal sangat baik.
''Tapi sekarang hilang. Bahkan orang mulai bertanya apakah masih ada Pancasila di benak warga indonesia,'' kata Zulkifli, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (1/10).
Zulkifli mengaku miris pada kondisi tersebut. Padahal, Pancasila merupakan pondasi, falsafah, serta landasan negara yang menjadi budaya perilaku sehari-hari. Seperti musyawarah mufakat, dan tidak senang saling caci maki.
''Sekarang dimana perilaku pancasila?,'' ujarnya.
Ia menjelaskan, keadilan sosial tidak lagi ada, dimana orang kaya makin kaya, rakyat miskin makin susah. Ada daerah yang maju, namun ada juga yang tertinggal. Zulkifli juga mencoba menyoal implemtasi Sila Keempat, dimana musyawarah dalam menetukan pemimpin bukan lagi menjadi kebiasaan. Begitu juga soal Persatuan, yang mesti direnungkan kembali.
''Semua sila itu dikaitkan dengan kasih sayang, intinya cinta kasih, kata kerjanya gotong royong,'' jelasnya.
Zulkifli mengeluhkan, Pancasila menjadi pandangan hidup rakyat Indoensia yang mulai menjauh. ''Karena itu ini momentum kita untuk sadarkan konsep dasar itu (empat pilar),'' tegasnya.