REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- MPR terus melakukan sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) kepada berbagai elemen masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Korps HMI Wati (Kohati) PB HMI Jakarta juga mendapatkan sosialisasi, akhir pekan lalu. Sosialisasi ini dibawakan oleh Wakil Ketua MPR RI Mahyudin dengan dua narasumber utama yakni Hardi Susilo anggota fraksi Golkar MPR RI dan Hermanto anggota fraksi PKS MPR RI.

Mahyudin mengingatkan mengenai persatuan bangsa. Menurut Mahyudin, persatuan Indonesia jangan sampai pecah. Nasionalisme harus ditingkatkan demi persatuan bangsa. Konflik soal keberagaman Indonesia sehatusnya tidak lagi menjadi persoalan. Perpecahan bangsa muncul dari konflik karena perbedaan. Nusantara ini dulu pernah memiliki kerajaan-kerajaan besar namun hancur bukan karena faktor eksternal tapi karena faktor internal perebutan kekuasaan dan perang saudara. Karena perpecahan itulah muncul penjajah yang menjajah habis bangsa kita.

"Kita harus belajar dari sejarah bangsa kita itu agar tidak terulang lagi saat sekarang," ujar dia.

Pengamalan Pancasila, lanjut Mahyudin, sebenarnya sangat mudah sebab Pancasila itu merupakan ciri khas dan karaktef bangsa Indonesia sejak dulu. Seperti soal Ketuhanan. Seluruh rakyat Indonesia percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Lalu soal penghormatan kepada yang lebih tua itu adalah salah satu esensi dari nilai luhur bangsa dan masih banyak lagi.

Mahyudin mengatakan soal hafalan isi Pancasila semua pasti hafal di luar kepala, tapi soal pemahaman dan pengamalan itu perlu terus diingatkan. "Pancasila tidak sekedar dihafal, tapi sangat perlu untuk dipahami dan diamalkan, itulah pentingnya sosialisasi untul menyegarkan ingatakan kita semua akan nilai-nilai luhur bangsa," ujarnya.