Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

Wednesday, 15 Syawwal 1445 / 24 April 2024

MPR Menyayangkan Pembakaran Masjid di Tolikara

Jumat 17 Jul 2015 19:35 WIB

Rep: C07/ Red: Ilham

 Wakil Ketua MPR RI Mahyudin, ST, MM menghadiri acara Rajaban Ruwahan Jelang Ramadhan di Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Ahad (14/6). (foto : MgROL_39)

Wakil Ketua MPR RI Mahyudin, ST, MM menghadiri acara Rajaban Ruwahan Jelang Ramadhan di Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Ahad (14/6). (foto : MgROL_39)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR, Mahyudin menyayangkan terjadinya terbakarnya sebuah masjid di Tolikara Papua. Masjid itu dibakar saat jemaah Muslim hendak melaksanakan Idul Fitri.

"Saya menyayangkan kejadian semacam itu," kata Mahyudin di kediamannya Jalan Denpasar Raya C III Nomor 12 Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (17/7).

Mahyudin mengatakan, sudah menjadi kelemahan bangsa Indonesia yang mudah terhasut dan dihasut. Sifat tersebut, kata dia, sudah ada sejak jaman penjajahan oleh kolonial Belanda. "Sudah sejak jaman Belanda dulu kita memang selalu dihasut oleh divide et impera (politik adu domba)," ucapnya.

Seharusnya, sambung mantan Bupati Kutai Timur itu, para pimpinan masyarakat dapat mengontrol dan mengamankan lingkungan di sekitarnya agar tidak terjadi konflik. "Kepolisian juga harus terus menjaga keamanan, kalau ada provokator polisi haruslah bertindak tegas," ujarnya.

Sebelumnya, sekitar pukul 07.00, Jumat (17/7) terjadi insiden perbedaan pendapat yang berujung terbakarnya sebuah masjid di Tolariko Papua. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti pun langsung mengerahkan personilnya di Papua untuk segera menuntaskan konflik tersebut.

"Wakapolda langsung saya perintahkan ke sana. Saya berharap ini tidak berkembang," ujar Badrodin.

Badrodin mengatakan, ia memberikan amanat kepada semua tokoh agama di sana untuk berkumpul dan membahas persoalan tersebut. "Jangan sampai kesalah pahaman membuat perpecahan antar warga,"tegasnya.

Menurut Badrodin, konflik tersebut akibat jemaat nasrani yang mengaku terganggu oleh speaker masjid yang akan melakukan shalat ied. Umat Nasrani mengklaim suara speaker yang dipasang di tengah lapangan menggangu ketenangan umum. Mereka meminta umat muslim untuk membubarkan kegiatan shalat ied tersebut.

Peristiwa tersebut pun berujung pada perang mulut antara kedua kubu. Kelompok nasrani kemudian melempari masjid dengan api hingga kebakaran.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler