Jumat 14 Sep 2012 18:11 WIB

Jokowi-Ahok Dianggap Bisa Atasi Persoalan Jakarta

Jokowi-Ahok
Foto: Antara
Jokowi-Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Telesurvei yang dilakukan Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG), menyebutkan, calon pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo-Basuki Thahaja Purnama (Ahok) dianggap 'bisa mengatasi' persoalan yang ada di Jakarta.

"Persoalan yang ada di Jakarta, seperti pendidikan, kesehatan, banjir, macet, kemiskinan, lapangan pekerjaan, korupsi, pariwisata, lingkungan hidup dan masalah keamanan dapat diselesaikan oleh pasangan Jokowi-Ahok ini," kata Koordinator Divisi Riset dan Penerbitan SSSG, Ilman Nafian saat presentasi hasil survei di Jakarta, Jumat (14/9).

Dalam survei yang dilakukan sejak 4 September hingga 12 September 2012, dengan jumlah responden sebanyak 1.250 responden itu juga menyebutkan, sebagian besar responden menyatakan penilaian terhadap masalah kemacetan buruk (54 persen) dan sangat buruk (37 persen). "Yang menyatakan baik hanya 6 persen," katanya.

Tak hanya itu, sebagian besar responden juga menyatakan penilaian terhadap permasalahan banjir buruk (57 persen) dan sangat buruk (22 persen), sementara yang menyatakan baik hanya 18 persen.

Penilaian terhadap persoalan kesehatan pun sebagian responden menilai buruk (49 persen), sangat buruk 8 persen, sementara yang menyatakan baik 39 persen. Persoalan Kemiskinan juga serupa, yang menilai buruk 58 persen, sangat buruk 27 persen, sementara yang menyatakan baik hanya 11 persen.

Persoalan lapangan kerja pun dinilai responden buruk (55 persen), sangat buruk (15 persen), dan yang menyatakan baik 26 persen. Persoalan korupsi pun dinilai sangat buruk (63 persen), buruk 27 persen dan baik hanya enam persen.

Sementara penilaian terhadap persoalan keamanan juga buruk (52 persen), sangat buruk 14 persen, sementara baik hanya 29 persen.

Namun, penilaian terhadap persoalan pendidikan hampir seimbang, yakni yang menyatakan buruk sebanyak 45 persen responden dan sangat buruk 8 persen, sementara yang menyatakan baik 44 persen.

Menurut dia, sebagian besar responden beranggapan pasangan Jokowi-Ahok dapat menyelesaikan persoalan kemacetan, yakni 39 persen dari jumlah responden. Sementara pasangan Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli (Nara) hanya 35 persen.

Program kerja yang diusung pasangan Jokowi-Ahok ini juga dinilai responden dapat mengatasi persoalan banjir (40 persen), Foke-Nara hanya 35 persen, sedangkan yang menyatakan tidak tahu 24 persen.

Program kerja Jokowi-Ahok juga dapat mengatasi persoalan pendidikan (41 persen), Foke-Nara (35 persen). Program kerja Jokowi juga dapat mengatasi persoalan kesehatan (41 persen), Foke-Nara (35 persen), yang menyatakan tidak tahu 24 persen.

Hal serupa dengan permasalahan kemiskinan, lapangan kerja, pariwisata, lingkungan hidup, korupsi dan keamanan, program pasangan Jokowi-Ahok juga dinilai mampu menyelesaikan persoalan tersebut.

Survei dengan sampling eror penelitian sekitar 3 persen itu juga menyebutkan, sebagian besar responden menyatakan dasar penentuan pilihan calon Gubernur DKI Jakarta adalah hati nurani (70 persen).

"Atas dasar agama hanya 8 persen, suku satu persen, instruksi tokoh masyarakat satu persen, instruksi parpol satu persen dan atas dasar uang hanya satu persen. Sementara yang tidak menjawab sekitar 6 persen," kata Ilman.

Populasi survei ini adalah seluruh warga DKI Jakarta yang memiliki telepon rumah, sementara kriteria sampel/responden warga yang mempunyai hak pilih. Sampel sendiri diambil dari hasil mengacak nomor telepon dalam buku Telkom. Metode pengumpulan data dengan wawancara via telepon.

Sebagian besar pendidikan terakhir responden tamat SMA/sederajat 48 persen, sarjana muda/diatasnya 25 persen yang memiliki pengeluaran rata-rata perbulannya? sekitar Rp2,25 juta (48 persen). Responden yang diteliti sebagian besar beragama Islam (82 persen), Protestan 8 persen, Katolik empat persen, Budha lima persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement