Ahad 09 Sep 2012 12:07 WIB

Bom Kian Marak, Pemilukada DKI Mengkhawatirkan

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad
Ketua Presidium IPW Neta S Pane
Ketua Presidium IPW Neta S Pane

REPUBLIKA.CO.ID, Bom Kian Marak, Pemilukada DKI MengkhawatirkanJAKARTA - Menjelang pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) DKI Jakarta pada putaran kedua, gangguan keamanan dan ketertiban semakin meningkat. Apalagi terjadi ledakan bom di Tambora, Jakarta Barat pada 5 September 2012 lalu dan terakhir di Depok pada Sabtu (8/9) malam.

"Memang belum bisa disimpulkan bom di Depok terkait dengan pilkada, tapi tentu saja ini mengkhawatirkan menjelang pelaksanaan putaran kedua nanti," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane dalam rilisnya kepada Republika, Ahad (9/9).

IPW mencatat sedikitnya terdapat lima ancaman menjelang pemilukada putaran kedua yang perlu dilakukan deteksi dini dan diantisipasi polisi. Ancaman pertama yaitu sikap tidak siap kalah dari kedua calon gubernur yang terlihat dari semakin tajamnya manuver untuk saling menjatuhkan. Sikap ini bisa semakin parah dengan meluasnya sikap radikal pendukung kedua cagub.

Ancaman kedua terjadinya tawuran antar kelompok preman dan antar warga yang kian marak. Bukan mustahil bisa berdampak pada konflik antar pendukung masing-masing cagub. Maraknya kasus kebakaran juga berportensi menimbulkan protes dan konflik.

Ancaman selanjutnya banyaknya para pendatang paska lebaran yang belum mendapatkan pekerjaan dan berpotensi dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Ancaman paling besar tentunya datang dari adanya bom rakitan di Tambora, Jakarta Barat yang diduga berkaitan dengan bom yang ada di Depok, Jawa Barat.

"Putaran kedua akan lebih panas dan Kapolda Metro Jaya harus memanggil dua cagub untuk komitmen untuk pilkada damai, pernyataan siap menang dan siap kalah serta dapat mengendalikan pendukungnya," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement