Kamis 09 Aug 2012 19:01 WIB

Dukungan Parpol Bertambah, tak Jaminan Foke Menang

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo sedang memberikan penjelasan saat diskusi dengan Redaksi Harian Republika di Jakarta, Jumat (3/8). Dalam penjelasannya Foke mengungkapkan sejumlah persoalan di DKI antara lain mengenai kemiskinan dan E-KTP.
Foto: Musiron
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo sedang memberikan penjelasan saat diskusi dengan Redaksi Harian Republika di Jakarta, Jumat (3/8). Dalam penjelasannya Foke mengungkapkan sejumlah persoalan di DKI antara lain mengenai kemiskinan dan E-KTP.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bertambahnya dukungan partai politik ke pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli tidak menjamin pasangan tersebut menang dalam putaran kedua Pemilukada DKI. Pendapat itu dikemukakan Pengajar komunikasi politik Universitas Indonesia, Ari Junaedi.

"Hasil pemilihan gubernur DKI Jakarta putaran pertama membuktikan banyak hal. Dukungan banyak partai politik belum tentu memberikan jaminan menang," ujarnya di Jakarta, Kamis (9/8).

Partai Golkar, PPP dan PAN menyatakan mengalihkan dukungannya ke pasangan Foke-Nara pada putaran kedua Pemilukada DKI. Menurut Ari, koalisi dengan rakyatlah yang akan memenangi pertarungan dalam pemilukada. "Parpol hanyalah sekoci pengantar, namun yang paling menentukan adalah dukungan riil di akar rumput," ujar dia.

Ari memberi contoh, pada putaran pertama Alex Noerdin yang didukung partai besar, yakni Partai Golkar dan PPP, hanya memperoleh urutan ke lima dari enam pasangan. Pun Hidayat Nurwahid yang dicalonkan Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Amanat Nasional hanya menduduki urutan ketiga. Sementara Foke yang didukung Partai Demokrat menduduki urutan kedua, kalah dengan sosok sederhana Joko Widodo (Jokowi).

Berkaca dari hasil putaran pertama, Ari mempertanyakan dukungan partai-partai ke Foke pada putaran kedua. Ari juga meragukan kesuksesan Foke selama ini.

"Sangat disayangkan mengapa partai-partai tersebut mendukung Foke sementara akar rumput memihak Jokowi," kata Ari yang juga dosen Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang dan Universitas Dr Soetomo Surabaya.

Ari mengharapkan, parpol belajar dari pengalaman dan mendengar suara konstituen dalam memilih calon. Menurut rencana, putaran kedua Pemilukada DKI akan dilaksanakan 20 September yang diikuti pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama dan Fauzi Bowo-Nachrowi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement