Senin 16 Jul 2012 18:40 WIB

Penyebab Tingginya Golput Dinilai karena DPT

Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti mengatakan, tingginya angka pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya atau golput dalam Pilkada DKI disebabkan oleh Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang bermasalah.

"Penyebab utamanya adalah permasalahan DPT. Banyak warga DKI Jakarta datang ke TPS ternyata tidak terdaftar dalam DPT," ujar Ray di Jakarta, Senin (16/7).

Menurut dia, kesadaran politik warga DKI Jakarta untuk menggunakan hak pilihnya sudah tinggi. Namun sayangnya, masih banyak yang belum terdaftar di DPT.

"Banyak warga yang menyelenggarakan debat kandidat, bahkan di Condet warga berikrar untuk menolak politik uang. Jadi kesadaran politiknya sudah tinggi, hanya saja wadahnya tidak bisa menampung mereka," jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, masih ditemukannya perusahaan yang tidak meliburkan karyawannya pada hari pemilihan. "Banyak laporan yang masuk kepada saya, yang mengatakan mereka tidak bisa memilih karena perusahaan mereka tidak memberi libur," tuturnya.

Bahkan, tambah dia, kalaupun ada perusahaan yang memberi waktu untuk ke TPS, tidak cukup karena waktu yang diberikan sempit. Oleh karena itu solusi untuk mengurangi golput pada Pilkada, kata dia lagi, adalah kemauan KPUD Jakarta untuk memberi wadah kepada pemilih untuk menggunakan hak pilihnya.

"Saat ini pola pikirnya Pilkada untuk menghasilkan gubernur dan wakil gubernur. Padahal sebenarnya, sukses tidaknya Pilkada tergantung pada partisipasi warga dalam menggunakan hak pilih," ujarnya.

Selain itu, KPU juga harus tegas meminta perusahaan untuk meliburkan karyawannya pada hari pemilihan. Pilkada Jakarta dilangsungkan pada 11 Juli. Jumlah DPT pada Pilkada itu sebanyak 6.962.348 orang dengan TPS sebanyak 15.059 yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta.

Lembaga survei Indo Barometer menyebutkan 37,05 persen atau 2,6 juta warga DKI tidak menggunakan hak pilihnya. Pilkada DKI Jakarta putaran pertama diikuti enam pasangan calon yakni Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Alex Noerdin-Nono Sampono, Jokowi-Basuki Tjahaja, Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini , Faisal Basri-Biem Benyamin dan Hendardji Soepandji-A Riza Patria.

Hasil hitung cepat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) atas Pilkada DKI 2012 menyebutkan pasangan Joko Widodo-Basuki memperoleh 43,04 persen suara atau urutan ke-1, kemudian disusul urutan ke-2 pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (34,17 persen).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement