Sabtu 14 Jul 2012 15:52 WIB

Banyak Golput di Pilkada DKI? Inilah Alasannya

Rep: Nora Azizah/ Red: Dewi Mardiani
M Qodari
M Qodari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah prosentase masyarakat Jakarta yang memilih golput diketahui sebanyak 37,05 persen. Angka ini berdasarkan hasil dari hasil quick count Indo Barometer. "Banyak alasan rakyat Jakarta memilih untuk golput," kata M Qodari, Peneliti dari Indo Barometer saat diskusi di warung daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7).

Rakyat memilih untuk golput dibagi atas empat kriteria, yakni yang pertama Golput Administratif. Rakyat tidak datang memilih karena sebagian dari mereka tidak mempunyai materi untuk mengurus surat-surat. Kebanyakan dari mereka tidak terdaftar sebagai pemilih. Ada pula sebagian yang terdaftar, namun mereka sudah wafat atau pindah domisili.

Kriteria yang kedua adalah Golput Teknis, yakni rakyat yang tidak bisa memilih karena sakit, sehingga tidak memungkinkan untuk datang ke TPS. Kemudian Golput Politis, para pemilih yang memihak pada satu partai, dan yang terakhir Golput Ideologis, yaitu rakyat yang berbeda pandangannya dengan visi dan misi calon pemimpin.

Qodari mengatakan, dari keempat kriteria tersebut, yang paling banyak adalah Golput Administratif, yakni sekitar 20 persen. Mereka tidak terdaftar sebagai pemilih. Suara golput ini kemungkinan tidak akan mempengaruhi jalannya Pilkada, karena suara-suara dari calon yang kalah dalam putaran pertama akan masuk ke dalam dua calon pada putaran kedua nanti.

Tidak hanya itu, para pemilih juga mempunyai tipe-tipe lain. Ada pemilih yang bertipe 'rasis', atau memilih berdasarkan suku. Kemudian sebagian lagi memilih karena rasional, dan biasanya ini dijumpai pada pemilih dari kelas menengah ke atas. Mereka bisa paham mengenai visi dan misi, dan melihat siapa yang paling berkualitas.

Ada pula yang memilih berdasarkan kepribadian, yakni calon pemimpin yang kepribadiannya bagus atau rendah hati akan disukai. "Kriteria kepribadian ini lebih didapatkan pada pasangan cagub dan cawagub Jokowi-Ahok," lanjut Qodari. Mereka lebih bisa menembus kalangan menengah ke bawah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement