Selasa 12 Jun 2012 21:31 WIB

Pemilih Jakarta tak Peduli Program dan Cenderung Melankolis

Rep: Amri Amrullah/ Red: Djibril Muhammad
Pemilukada DKI Jakarta
Pemilukada DKI Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat Politik yang juga dikenal sebagai Aktivis '98, Fadjroel Rachman menilai, pemilih Jakarta masih sangat emosional dan melankolis. Pernyataan Fadjroel ini terkait dengan beberapa survei yang dilakukan beberapa lembaga survei, di antaranya Indo Barometer dan Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS).

Kedua lembaga survei yang mengumumkan hasil surveinya pada akhir Mei lalu mengungkapkan dari total sampel yang berjumlah lebih dari 500 hingga 1000 responden, hanya di bawah 10 persen pemilih yang menentukan pasangan calon berdasarkan program serta visi dan misi mereka.

"Sedangkan di atas 20 persen reponden, lebih melihat sisi tampilan, kesantunan dan keberwibawaan," ujar Fadjroel usai diskusi tentang 'Mimpi Masa Depan Jakarta: Modern, Berbudaya dan Ramah Lingkungan' di Jakarta Selatan, Selasa (12/6).

Hasil survei hampir sama disampaikan Pusat Kajian Politik (Puskapol) Fisip UI, Senin (11/6). Dalam survei yang mengumpulkan 594 sampel itu mengungkapkan, 73,6 persen warga Jakarta menentukan pilihan calon mereka pada faktor nonprogram.

Menurut Fadjroel, ini menunjukkan warga Jakarta yang sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang tinggi masih melihat sisi nonprogram untuk memilih pemimpinnya. "Inilah bukti selama ini program pasangan calon yang belum mengena dengan realitas sehari-hari warga Jakarta," ungkap peneliti Soegeng Surjadi Syndicat ini.

Karena itu, menurut Fadjroel wajar apabila ada pasangan calon yang tidak mau diajak berdiskusi masalah program. Karena kenyataannya, terang Fadjroel, berbicara program, sudah tidak terlalu dipedulikan. Akhirnya calon memilih turun ke warga dan bagi-bagi sembako. "Itulah demokrasi hasil reformasi 14 tahun kita," sindirnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement