Ahad 10 Jun 2012 16:46 WIB

Didik: Pertumbuhan Jakarta, Bukan Karena Gubernur

Rep: Ahmad Reza Safitri/ Red: Dewi Mardiani
Calon Wakil Gubernur DKI dari PKS Didik J Rachbini
Foto: Antara
Calon Wakil Gubernur DKI dari PKS Didik J Rachbini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dari jalur partai politik, Didik J Rachbini, mengeritik klaim Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, yang menyebut pertumbuhan ekonomi Ibu Kota menjadi lebih baik selama masa kepemimpinannya. Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Jakarta adalah imbas dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain itu, pergerakan sektor swasta juga menjadi penopang dari lajunya pertumbuhan ekonomi Ibu Kota. "Jadi memang bukan karena gubernur yang sekarang," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Ahad (10/6). Dalam pernyataan tersebut, dia menyebut peningkatan ekonomi skala nasional yang terjadi setelah reformasi, serta meningkatnya investasi dalam dan luar, juga membawa Jakarta dalam pertumbuhan ekonomi.

Dalam lima tahun terakhir pun, ekonomi Indonesia mampu tumbuh rerata 5,9 persen per tahun. Bahkan, kata guru Besar Universitas Indonesia ini, pada 2011 pertumbuhan mencapai 6,5 persen setelah periode krisis ekonomi 1997-1998.

Menurut dia, DKI Jakarta dalam sektor ekonomi merupakan turunan dari keadaan secara nasional. Namun, dalam hal masalah yang terjadi di Ibu Kota, tidak memiliki hubungan yang sama. "Karena itu klaim gubernur tidaklah berdasar," kata dia.

Seperti diketahui, pekan lalu, Gubernur Fauzi Bowo saat membacakan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) di Rapat Paripurna DPRD DKI, mengklaim bahwa pada periode 2007-2012 ekonomi Jakarta tumbuh meyakinkan. Pernyataan tersebut juga didasari Foke, sapaan akrabnya, berdasarkan laporan Global Metro Monitor 2011, yang menyebut Jakarta mampu berada di posisi 17 dari 200 kota metropolitan dengan kinerja ekonomi terbaik di dunia.

Pada 2007, Foke juga mengeklaim pertumbuhan ekonomi Jakarta yang mencapai 6,44 persen meningkat menjadi 6,77 persen pada 2011. Selain itu, nilai ekspor-impor untuk bagian barang dan jasa juga meningkat, yakni nilai ekspor yang mencapai 32,18 miliar dolar AS pada 2007 meningkat menjadi 46,47 miliar dollar AS pada 2011. Hal itu juga sejalan dengan kenaikan nilai impor, yakni dari 34,73 miliar dollar AS menjadi 88,87 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement