Senin 09 Apr 2012 10:20 WIB

Warga Jakarta Kebanjiran Janji Cagub DKI

Rep: Indah Wulandari/ Red: Karta Raharja Ucu
Faisal Basri (kiri) dan Biem Benjamin (kanan) akan maju sebagai calon gubernur DKI dari jalur independen pada Pemilukada DKI 2012.
Foto: Antara/Paramayuda
Faisal Basri (kiri) dan Biem Benjamin (kanan) akan maju sebagai calon gubernur DKI dari jalur independen pada Pemilukada DKI 2012.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah diguyur banjir akibat curah hujan yang meninggi beberapa hari belakangan, Kota Jakarta mendapatkan ancaman baru berupa banjir janji dari para kandidat Gubernur DKI yang bertarung dalam Pemilukada Gubernur DKI Jakarta pada Juli 2012 mendatang.

Ya, menurut Ketua Umum Badko HMI Jabotabeka-Banten, Rudy Gani, para kandidat mulai menebar jala janji kepada warga Jakarta. Hal itu menurut Rudy perlu mendapat perhatian serius. Sebab, bajjir janji itu bisa menjadi bahan penipuan kepada rakyat Jakarta karena berdampak hingga lima tahun ke depan.

Rudy menegaskan, dirinya melihat tebaran janji yang dilayangkan para kandidat gubernur, tak ubahnya seperti angin surga yang 'meninabobokan' warga Jakarta dari berbagai persoalan yang dihadapi warga Jakarta.

"Jakarta terancam banjir janji para kandidat. Masyarakat bisa terbuai karena janji itu manis semua. Lihat saja, di media dan pertemuan-pertemuan yang mereka gelar semuanya soal janji," jelas Rudy.

Padahal, lanjutnya, para kandidat itu harusnya memaparkan keberhasilan dan track record mereka selama memimpin. Lalu, langkah tegas dan upaya konkret terkait soal Jakarta. Juga komitmen mereka dengan cara membuat kontrak terbuka dengan rakyat.

Menurutnya, kalau soal janji, rakyat kalangan bawah juga bisa berjanji. Tapi Rudy berpendapat, yang dibutuhkan rakyat bukan hanya janji, kandidat gubernur harus punya inovasi yang mengena di hati warga Jakarta.

Soal macet contohnya. Rudy menilai, beranikah para kandidat gubernur menerapkan pajak progressif untuk kendaraan khususnya mobil. Atau melarang warga di luar Jakarta masuk dengan kendaraan pribadi. "Kandidat gubernur Jakarta harusnya mempunyai program yang tegas. Misalnya, menerapkan pajak progressif untuk kendaraan dan melarang warga di luar Jakarta pakai kendaraan pribadi. Hal ini akan berdampak besar. Itu namanya program konkret. Tidak hanya sekedar janji tapi ada ukuran dan dampaknya," kata Rudy menandaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement