Ahad 28 Aug 2016 17:00 WIB

KABAR - Banjarmasin Tawarkan Wisata Kampung Tua

Red:

Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menawarkan kampung tua Sungai Jingah sebagai destinasi wisata setempat.

Kepala Bidang Pengembangan Wisata Dinas Pariwisata Banjarmasin Mohammad Khuzaimi di Banjarmasin, Jumat (26/8), mengatakan Kota Sungai Jingah akan dipromosikan lebih gencar sebagai lokasi kunjungan wisata.

Sungai Jingah, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, katanya, memang dikenal sebagai lokasi kampung tua. Di tempat itu terdapat sekitar 20 rumah tua yang masih utuh dan terpelihara dengan baik.

Melihat kondisi demikian, katanya, se wajarnya wilayah tersebut dipromosikan wa ri san budaya yang diperkirakan akan men do rong lebih banyak wisatawan datang ke wilayah itu.

Di lokasi tersebut hampir semua bentuk rumah tua bernuansa budaya Banjar. Ru mah banjar dikenal antara lain sebagai ben tuk gajah manyusu, gajah baliku, bu bung an tinggi, pelimbangan, pelimasan, b a lai laki, dan balai bini. Begitu juga ornamen atau ukiran di beberapa sudut rumah dan pa gar rumah yang mengandung banyak mak na, menarik bagi pecinta sejarah dan seni.

Kalangan masyarakat Banjar mengenal ornamen itu dengan sebutan, seperti sasirang an, air guci, penginangan, dan ranggaman.

"Kita yakin jika lokasi ini dikembangkan pasti akan memperoleh respons dari kunjungan wisatawan, apalagi lokasi ini dipadukan dengan paket wisata susur sungai yang kini lagi dijual oleh Pemkot Banjarmasin," kata Khuzaimi.

Berdasarkan catatan, ornamen dalam arsitektur tradisional Banjar dikenal dengan istilah "tatah" dalam bentuk tatah surut (ukiran berupa relief), tatah babuku (ukiran dalam bentuk tiga dimensi), dan tatah baluang (ukiran "bakurawang").

Ornamen pada rumah banjar dapat ditemui, antara lain pada beberapa tipe bangunan, seperti rumah bubungan tinggi (rumah baanjung), gajah baliku, gajah manyusu, palimasan, palimbangan, balai laki, balai, bini, tadah alas, dan cacak burung/anjung surung.

Ornamen sebagai karya seni pahat dalam arsitektur banjar memiliki kekhususan pada setiap tipe rumah banjar. Karena itu, ragam hias yang terdapat pada tipe rumah bubungan tinggi tidak selalu sama ragam hiasnya dengan yang terdapat pada tipe rumah palimbangan.

Begitu pula ornamen pada tipe rumah gajah baliku, juga memiliki perbedaan dengan ornamen yang ada pada rumah tipe cacak burung atau anjung surung. Ada pula ragam hias seni pahat itu yang bersifat netral. artinya terdapat penempatan ornamen ragam bias tersebut yang bersama an pada hampir semua tipe rumah tra disional Banjar. Terdapat 11 bagian bangunan yang biasa diberi ukiran.    antara, ed: Nina CH

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement