Ahad 29 Nov 2015 13:00 WIB

Cerita dalam Lipatan Kartu

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID,Cerita dalam Lipatan Kartu

Utak-atik bikinkartu pop up terlihat rumit, tapi ternyata mengasyikkan.

Begitu kartu dibuka ... voila, foto sepasang kekasih dalam suasana ceria langsung muncul. Di belakang mereka, muncul pula patung Liberty beserta pesawat dan balon udara di langit. Foto berornamen nuansa New York itu tampil dalam padu padan yang apik.

Sebuah pemandangan yang menghadirkan cerita petualangan yang asyik untuk dilihat. 

Kartu bertema travelingini adalah salah satu karya Feby Dwi Lestari (21 tahun). Sebuah kartu yang terdiri atas lima bagian dengan gambar yang berbeda. Kartu pop up, begitu sebutannya. Seni pop upmemadukan antara ide kreatif dan kelihaian membentuk tampilan tiga dimensi.

Hasilnya suatu tampilan segar dan penuh warna. 

Sudah 1,5 tahun Feby menggeluti seni bermain dengan kertas ini. Kunci dari pembuatan karya seni pop up, menurut dia, ialah proses mendesain.

\"Aku belajar proses desain secara autodidak.

Awalnya, nggak ngertisama sekali,\" kenang dia.

Pada mulanya, Feby terdorong untuk mem - buat kartu pop upsebagai kartu ucapan tahun baru yang istimewa bagi keluarganya. Oleh karena itu, meski belum mengetahui benar proses men - desain, Feby mulai mencari-cari berbagai video tutorial yang tersedia dalam situs berbagi video YouTubedan belajar dari situ.

Belajar sendiri Setelah mulai bisa mengoperasikan program desain, Feby pun mulai mencari-cari inspirasi dari berbagai karya pop upyang sudah ada. Ia mengaku menerapkan sistem amati, tiru, dan modifikasi (ATM) dalam proses pembelajar annya.

\"Dulu sempat gagal berkali-kali karena bingung bagaimana mengedit foto bagian kepala dan badan,\" kata dia.

Feby mengatakan, proses mendesain seni pop upakan menjadi lebih mudah dengan menggunakan program desain, seperti Photoshop atau Corel Draw. Pasalnya, kedua program tersebut dapat membantu untuk menilai bagian mana atau layermana saja dari desainnya yang akan di-pop-up-kan menjadi bentuk tiga dimensi.

Feby juga membuat mahar pop up. Sebuah karya yang memadukan antara seni pop up dan seni melipat kertas atau origami terhadap lembaran uang. \"Aku juga pelajari sendiri dari YouTube,\" kata pemilik usaha kerajinan tangan Ravy26 House\'s ini.

Dari pengalaman Feby, kunci dalam membuat seni pop upialah mau untuk terus belajar. Cara mengembangkan kemampuan seni pop up, menurut Feby, bisa dilakukan dengan sistem mengamati terlebih dahulu karya yang sudah ada, kemudian mencari cara untuk membuat karya tersebut dan memberikan sentuhan modifikasi di dalamnya.

Salah satu pengalaman yang tak pernah Feby lupakan ialah ketika ia diminta untuk membuat karya pop up frameberisi 55 kepala dalam waktu satu pekan saja. Padahal, Feby mengatakan, proses pembuatan pop up frame, dimulai dari tahap desain hingga produksi, membutuhkan waktu setidaknya 14 hari. Akan tetapi, berkat dukungan teman-temannya, Feby berhasil merampungkan permintaan tersebut.

Selain ide, Feby menilai, bahan kertas yang digunakan memegang peranan penting terhadap kualitas karya pop up. Feby mengatakan, kertas ideal yang dapat digunakan untuk membuat karya seni pop upialah kertas jenis art carton260 GSM.

\"Itu pun aku doublekertasnya supaya jadi lebih bagus. Jadi, pop upitu sebenarnya nggak hanya menggunting dan menempel,\" kata mahasiswi semester tujuh jurusan komunikasi broadcastingini.

Saat ini, Feby dan mitra kerjanya, Ray Abdul Fatah (24), telah berhasil membangun sebuah workshopkarya seni di kawasan Bekasi Timur.

Karya-karya Feby pun berhasil dilirik dan mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah setempat. Ke depannya, melalui seni pop up, Feby ingin menunjukkan bahwa anak-anak muda Bekasi merupakan anak-anak muda yang kreatif.

\"Ingin membuat Bekasi identik dengan jiwa kreatif. Salah satunya, aku mau membuat satu komunitas, masih rencana, tapi sudah ada beberapa yang berminat gabung,\" ungkap Feby optimistis.

Teriris cutter Senada dengan Feby, pengrajin seni pop up lainnya, Suci Aprianingsih (26) juga menilai ide dan kreativitas merupakan kunci dasar dalam pem buatan karya pop up. Sebelum memulai membuat seni pop up, Suci menilai pengrajin perlu menguasai pro ses mendesain, khususnya menggunakan program desain yang ada. Meski seni pop upterlihat simpel, Suci mengatakan perlu ada perhitungan desain yang matang sehingga seni pop upyang tampil dapat terlihat proporsional.

Di samping itu, Suci juga mengatakan kerap melakukan pendalaman terhadap suatu tema yang ingin ia tuangkan ke dalam karya pop up-nya.

Wanita yang hobi memasak ini mencontohkan, ketika ingin membuat kartu dengan tema golf, ia harus dengan cekatan mencari elemen-elemen apa saja yang bisa menggambarkan dan meng - hidupkan tema golf dalam karyanya.

Setelah mendalami elemen-elemen tersebut, Suci mengatakan, ia kemudian akan mencari gambar-gambar penunjang atau membuatnya untuk menjadi ornamen-ornamen pop updalam karyanya. Setelah idenya sudah sempurna ter - tuang dalam template, Suci akan melakukan proses pencetakan di atas kertas khusus dengan ketebalan 260 gram. Proses pencetakan tersebut kemudian akan dilanjutkan dengan proses pengguntingan dan penempelan.

\"Sering bangetkulit melepuh terkena lem tembak atau teriris cutter,\" kenang pemilik VyLove Design ini.

Menurut Suci, yang menjadi unsur kekuatan dalam seni pop upmemanglah ide yang dituang - kan dalam karya tersebut. Pasalnya, proses pro - duk si lainnya, seperti menggunting dan menem - pel, mungkin bisa dipelajari secara perlahan. Akan tetapi, ide dalam seni pop upmerupakan karya original yang biasanya berbeda bagi setiap orang.

Dengan tema yang sama dan program desain yang sama, lanjut Suci, karya pop upyang dihasilkan pasti tidak akan sama. Suci meyakini hal tersebut karena ia sendiri pun mengalaminya. Suci mengaku ia dan rekan kerjanya dalam VyLove Design Fahmi Yusuf (25) kerap menghasilkan karya yang memiliki ciri khas masing-masing.

\"Kalau di Instagram, pasti kelihatan mana yang bikinan Uchie (Suci) mana yang Fahmi,\" kata Suci sambil tertawa.

Sejauh ini, Suci lebih memfokuskan diri pada pembuatan karya pop up carddan juga pop up frame. Kreativitas Suci yang dimilikinya dalam berkarya juga membawa hasil-hasil karya seninya melanglang buana, mulai dari Aceh hingga Washington DC.

Ke depannya, Suci pun memiliki sebuah mimpi untuk mengajak para difabel untuk belajar membuat karya pop upbersamanya. Dengan memberdayakan para difabel, Suci ingin menunjukkan bahwa mereka pun bisa berkarya seperti halnya orang-orang yang dilahirkan dalam kondisi fisik sempurna.

\"Membuktikan kalau mereka yang biasanya di - anggap memiliki kekurangan, sebenarnya bisa berkreasi juga. Harapannya itu,\" ujar sarjana ko munikasi Universitas Mercu Buana ini. 

(c01, ed:nina chairani)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement