Jumat 13 Jan 2017 17:15 WIB

Warga Diimbau Tanam Cabai di Lahan Sendiri

Red:

DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok merespons semakin melambungnya harga cabai. Selain terus berupaya menstabilkan harga cabai di pasar, pemkot juga memberi solusi kepada warga dengan imbauan memanfaatkan pekarangan dengan menanam cabai dan kebutuhan lainnya, sehingga tidak terimbas dengan kenaikan tersebut.

"Memanfaatkan lahan untuk menanam cabai juga perlu dilakukan setiap warga supaya pas harga cabai naik, masyarakat nggak kebakaran jenggot. Kita nggak bisa baca situasi kapan harga cabai akan naik dan kapan akan turun," ujar Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Depok, Anim Mulyana, di Balai Kota Depok, Kamis (12/1).

Anim mengatakan, faktor cuaca berdampak terhadap gagal panen yang dialami petani. Naiknya tarif transportasi yang disebabkan naiknya harga BBM juga menjadi faktor harga cabai tak terkendali atau terus melambung tinggi. "Ini sangat berpengaruh karena otomatis akan mengurangi pasokan," jelasnya.

Anim mengakui, hingga saat ini pasokan cabai ke Depok didatangkan langsung dari Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, sebab Depok belum memiliki Pasar Induk sendiri. Berdasarkan pantauan, harga cabai merah keriting di Pasar Kemiri Muka adalah Rp 40 ribu per kg atau turun Rp 8.000 dari pekan lalu. Sedangkan, untuk cabai rawit hijau Rp 90 ribu per kg atau naik sebesar Rp 14 ribu dari pekan lalu dan harga cabai rawit merah menyentuh Rp 130 ribu per kg atau naik Rp 35 ribu dari pekan lalu.

Mahalnya harga cabai sangat terasa bagi warga Depok. Salah satu warga Kecamatan Pancoran Mas, Rini, mengaku harus merogoh kocek dalam untuk mendapatkan segenggam cabai. "Biasanya, dengan Rp 5.000 saya bisa dapat tiga macam cabai (campur) dan banyak. Tapi, sekarang harus bayar Rp 10 ribu, itu pun cabai rawitnya, cuma beberapa buah," keluhnya.

Rini berharap, pemerintah mampu menekan harga cabai yang hampir setiap hari melonjak karena kenaikan harga cabai sangat memberatkan, khususnya bagi ibu rumah tangga yang setiap harinya membutuhkan cabai untuk memasak. "Sekarang, apa-apa sudah mahal, mudah-mudahan pemerintah bisa mengatasi harga cabai agar kembali normal," harapnya.

Naiknya harga cabai ternyata tidak memengaruhi kenaikan komoditas lainnya di Kota Depok. Secara umum, harga sejumlah komoditas masih tetap stabil, sehingga daya beli masyarakat tidak terganggu. "Saat ini, yang mengalami kenaikan cukup drastis hanya terjadi pada cabai. Untuk kenaikan harga bawang pun masih terbilang normal. Harga cabai naik drastis akibat cuaca buruk akhir-akhir ini," ujar Anim Mulyana.

Diutarakan Anim, untuk harga beras kualitas medium masih stabil, yaitu Rp 9.000 per kg, daging sapi murni Rp 120 ribu per kg, daging ayam broiler Rp 42 ribu per kg, telur ayam broiler Rp 22 ribu, minyak goreng curah Rp 12.500 per kg, dan gas 3 kg Rp 20 ribu. "Untuk bawang merah, kenaikannya tidak terlalu signifikan. Saat ini, harga bawang merah sebesar Rp 30 ribu, naik Rp 2.000 dari pekan lalu," jelasnya.

Menurut Anim, pemerintah tetap melakukan pemantauan harga barang secara berkala. Sejauh ini, kenaikan harga cabai belum berpengaruh buruk pada komoditas lain. Harga komoditas lain, seperti sembako, menurutnya, masih normal. "Harga cabai diprediksi membaik setelah produksi cabai kembali normal. Intinya, kalau ada peningkatan panen cabai maka harga akan kembali normal. Ini hukum permintaan dan pasokan barang saja," ungkapnya.

Anim juga mengimbau kepada seluruh warga Kota Depok agar tidak resah dengan kenaikan harga cabai yang terjadi akhir-akhir ini. "Saya berpesan kepada warga untuk tidak menimbun banyak komoditas lain, seperti sembako. Sebab, dikhawatirkan sembako tersebut memiliki masa kedaluwarsa. Jadi, tidak usah khawatir."        rep: Rusdy Nurdiansyah, ed: Endro Yuwanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement