Rabu 28 Sep 2016 18:00 WIB

Saya Terpaksa Pisah Sama Anak: Potret Anak Pascapenggusuran (Bagian 1)

Red:

 

Wihdan HIdayat/Republika    

 

 

 

 

 

 

 

 

Mayoritas warga Bukit Duri sudah menempati Rusunawa Rawa Bebek. Meski persoalan tempat tinggal selesai, warga masih menghadapi masalah lain terkait keluarganya di lokasi tempat tinggal baru tersebut. Fadhlan Ramadan (39 tahun) mengaku masih bingung untuk memindahkan anaknya ke sekolah dekat Rusunawa Rawa bebek. Pasalnya, anak perempuannya yang bersekolah di sebuah SD swasta di kawasan Tebet sebentar lagi akan lulus. Sehingga, ia merasa kurang tepat jika memutuskan buah hatinya pindah sekolah.

"Sekarang saya terpaksa tinggal pisah sama anak. Dia sekarang tinggal sama saudara dari istri saya di daerah Cawang. Soalnya kalau dipikir-pikir, misalnya dia tinggal di sini, ongkosnya jadi lebih mahal karena jaraknya yang cukup jauh. Lagian saya nggak berani kalau anak saya naik angkot sendirian di wilayah yang belum dia kenal. Mau dipindahin sayang karena beberapa bulan lagi mau lulus," kata Fadhlan, Selasa (27/9).

Warga lainnya, Burhanur Hakim, mengatakan, meskipun tempat tinggalnya kini jauh lebih nyaman dan bebas banjir, ia menghadapi kendala sempitnya unit rusun yang ditinggalinya. Bapak empat anak ini mengatakan, ruang yang sempit juga membuat anak-anaknya menjadi tidak leluasa untuk belajar.

Meskipun anak-anaknya kini sudah pindah sekolah di dekat rusun, tetap saja Burhanur harus mengeluarkan ongkos lebih besar jika dibandingkan saat tinggal di Bukit Duri. Dia menyebut, lokasi sekolah terdekat jaraknya cukup jauh bila ditempuh dengan berjalan kaki. Beruntung, kata dia, sering kali anak-anaknya pergi ke sekolah dengan naik bus sekolah gratis.

 

"Dua anak saya sekolah SMP dan SMA. Keduanya sudah saya pindahkan sekolahnya seiring dengan kepindahan rumah kami sejak SP-1 dilayangkan. Sementara, si kembar masih lima tahun, jadi masih tidak menjadi soal terkait pendidikannya. Tapi, si sulung kadang ngeluh, tempat belajarnya jadi nggak leluasa."

Burhanur melanjutkan, penghuni masih belum terbiasa harus naik turun tangga. Hal itu kadang menjadi masalah bagi warga yang berusia cukup tua. Karena masih baru, ia merasa suasana Rusunawa Rawa Bebek cukup nyaman ditinggali. Hanya, warga dan anak sekolah perlu mengeluarkan tenaga ekstra menuju tempat masing-masing lantaran letak rusun tidak berada di tengah permukiman.

Di balik keluhan warga, salah seorang anak penghuni rusun bernama Arfanti (13) malah senang tinggal di Rusunawa Rawa Bebek. Dengan tatapan polos dan malu-malu, ia menyebut tempat tinggalnya di sini jauh lebih layak karena Arfanti setiap malam tidak perlu berkutat dengan nyamuk saat hendak tidur.

"Kan sekolahnya sudah pindah jadi dekat, apalagi bisa naik bus kuning gratis. Enaknya sih di sini nggak banyak nyamuk kayak di rumah dulu. Tapi, jadi lebih hati-hati jagain adik-adik karena rumah saya di lantai dua. Takut adik-adik jatuh kalau lagi main lari-larian," katanya.     Aprilia Safitri Ramdhani, ed: Erik Purnama Putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement