Rabu 28 Sep 2016 18:00 WIB

Pompa Penyedot Disiapkan untuk Atasi Banjir

Red:

TANGERANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air setempat menyiapkan pompa penyedot air untuk membantu penanganan banjir di beberapa permukiman warga. Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Taufik Syahzaeni menyatakan, sudah mengerahkan 55 personel untuk menangani persoalan banjir.

   

"Kami juga mengerahkan dua pompa air tambahan di Ciledug Indah. Jadi, total ada delapan pompa untuk membantu penanganan banjir," kata Taufik, Selasa (27/9).

Untuk menangani beberapa rembesan atau kebocoran turap, Taufik mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan dana untuk menambal beberapa turap yang bocor. Pada anggaran perubahan ini, lanjut dia, sudah diplot anggaran untuk penanganan rembesan atau kebocoran. "Sedangkan, untuk Pondok Bahar dan sekitarnya, itu akan kami koordinasikan dengan pihak pemerintah pusat karena turapnya yang mengerjakan pusat. Jadi, kami hanya melakukan penanggulangan sementara," ujarnya.

  

Adapun Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin menjelaskan, penanganan banjir di Kota Tangerang memerlukan kerja sama dari semua pihak, termasuk masyarakat.

"Mudah-mudahan dengan kebersamaan persoalan banjir dan persoalan perkotaan lain bisa tertangani," katanya.

Sachrudin juga mengimbau masyarakat untuk bisa lebih proaktif dengan kembali menggalakkan kerja bakti di lingkungan masing-masing guna mencegah terjadinya bencana banjir dan menyebarnya penyakit. "Saluran air jangan lupa dibersihin secara rutin sehingga tidak tersumbat. Jadi, banjir bisa dicegah, bibit penyakit pun musnah," jelasnya.

Selain itu, Sachrudin juga memaparkan, sejauh ini Pemkot Tangerang juga telah mengantisipasi bencana banjir dengan mendirikan posko pengungsian, termasuk posko kesehatan. "Logistik, posko kesehatan sudah siap. Kami sudah antisipasi, tinggal masyarakat agar bisa membangun kebersamaan dan komunikasi," katanya.

  

Sebelumnya, curah hujan tinggi di wilayah Jabodetabek telah menyebabkan beberapa wilayah tergenang, termasuk di Kota Tangerang, terutama di sekitar daerah aliran Kali Angke.

Sachrudin menambahkan, musim hujan yang turun hampir di sepanjang tahun ini menuntut kesiapsiagaan semua pihak untuk menghadapi dampak negatifnya, termasuk penyakit yang sering muncul. Untuk itu, Pemkot Tangerang terus melakukan sosialisasi pencegahan penyakit ke masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungannya. "Jangan tunggu masalah sampai besar, lebih baik mencegah daripada mengobati," katanya.

Program-program yang telah dicanangkan pemerintah, kata Sachrudin, tidak akan ada artinya bila tidak ada dukungan dan peran serta dari masyarakat.    

Karena itu, penanganan persoalan perkotaan, terutama persoalan penyakit, harus terlebih dahulu dimulai dari perubahan pola pikir masyarakat yang lebih peduli terhadap lingkungannya. "Mau sebesar apa pun anggaran yang kami gelontorkan, kalau masyarakatnya tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat, semuanya akan percuma," katanya.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang pun melakukan sosialisasi ke sejumlah wilayah terkait mengantisipasi munculnya kasus demam berdarah dengue (DBD) pascabanjir dan musim hujan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi mengatakan, persoalan DBD tidak boleh dianggap remeh, terlebih persoalan kebersihan lingkungan. "Karena semua penyakit sumbernya dari pola hidup kami, termasuk dalam menjaga kebersihan lingkungan. Maka itu, lurah dan camat juga diajak untuk rutin melakukan sosialisasi ini kepada warga," ujarnya.      antara, ed: Endro Yuwanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement