Jumat 26 Aug 2016 18:00 WIB

Warga Tolak Pindah ke Rusunawa Marunda

Red:

JAKARTA -- Sebanyak 60 kepala keluarga (KK) RT 09 RW 04 Rawajati Barat, Pancoran, Jakarta Selatan, menolak penggusuran yang akan dilakukan Pemerintah Kota Jakarta Selatan. Para warga menolak untuk dipindahkan ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara, yang berjarak hampir 40 kilometer dari Rawajati.

Mereka yang selama ini menghuni sisi barat rel kereta api dan di samping apartemen Kalibata City tersebut berkumpul pada Kamis (25/8), kemudian melakukan orasi menolak penggusuran pada 1 September mendatang. Tampak pula anggota ormas Forum Betawi Rembug (FBR) yang ikut melakukan penolakan. Itu lantaran di jalan tersebut memang terdapat pos FBR. Tampak pula umbul-umbul dan spanduk milik Partai Gerindra.

Salah satu rumah yang terancam digusur adalah milik veteran Letkol (Purn) Ilyas Karim. Salah satu anak Ilyas Karim, Syafril (48 tahun) mengatakan, ayahnya tersebut sudah tinggal di Jalan Rawajati Barat selama puluhan tahun lamanya. Begitu juga dengan puluhan warga yang ada di RT tersebut, sudah menghuni kawasan tersebut sejak lama.

Karena itu, kia berencana mengadukan masalah itu ke DPRD DKI Jakarta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menghentikan penggusuran tersebut. "Kami mau saja pindah jika Pemkot Jakarta Selatan itu menyediakan rusun yang dekat dengan Rawajati Barat," katanya, Kamis (25/8).

Salah satu perwakilan warga Rawajati, Basuki mengatakan, jumlah bangunan yang dibongkar memang 60 unit. Namun, ada sekitar 200 penduduk yang tinggal dan mencari usaha di Rawajati. Dia pun berkukuh enggan menyerahkan lahan yang ditempatinya itu untuk diubah menjadi ruang terbuka hijau (RTH).

"Kami tak mau dibongkar. Karena kami sudah tinggal di sini selama puluhan tahun. Semua usaha dan anak-anak kami sudah hidup di sini. Selain itu, dalam gusuran itu tak ada kesepakatan yang dibuat pemerintah pada kami," ujarnya.

Menurut Basuki, Pemkot Jakarta Selatan tak pernah memberikan SP1, SP2, maupun SP3 kepada warga RT 09. Namun, tiba-tiba saja pihak kelurahan menyatakan akan membongkar semua bangunan milik warga tersebut pada awal bulan mendatang.

Dia menegaskan, warga sebenarnya bisa menerima rumahnya dibongkar. Dengan catatan, relokasi tidak dilakukan di Jakarta Utara, melainkan di lokasi yang dekat dengan tempat tinggal sekarang. "Jelas kami menolaknya. Kalau mau bongkar, buat dahulu rusun di Pancoran ini dan pindahkan kami ke rusun itu. Kami jelas akan terima," kata Basuki.

Sementara itu, aktivis Ratna Sarumpaet yang mendatangi warga Rawajati turut terlibat mengawal aksi menolak kebijakan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok itu. Ratna menuding pemerintahan di bawah Ahok menganut paham otoriter. Dia juga menuding warga Rawajati akan digusur, namun tanpa diberikan surat peringatan terlebih dahulu.

"Masa mau menggusur tak ada SP1, 2, dan 3? Itu terlalu otoriter namanya. Pemerintah kan tahu itu tidak benar, kenapa masih mau menggusur?" ujar Ratna.

Ratna menilai, Pemprov DKI selama dipimpin Ahok memang kerap melakukan penggusuran secara tak manusiawi. Tidak hanya itu, kata dia, rusunawa yang katanya bisa lebih memanusiakan warga itu pun justru yang terjadi sebaliknya.

"Saya akan ajak warga bertemu DPRD, agar dihentikan dulu deh ini. Lalu, dongeng-dongeng rusunawa memanusiakan juga hentikan sekalian. Ini saja, Kalibata City, yang seharusnya jadi rusunami, sekarang disewa-sewakan tanpa ada surat," katanya.

Ratna berjanji untuk mendampingi warga Rawajati melawan penggusuran tersebut sampai batal. Apalagi, di tempat tersebut terdapat seorang veteran yang sudah tinggal selama hampir 30 tahun.

"Saya tak tahu kalau pemerintah sekarang mungkin sudah tak peduli sama veteran. Tak penting kali buat mereka. Lalu, ada yang harus didiskusikan dengan kepala dingin. Siapa dapat apa, seberapa. Jangan main plek dipindah kayak mindahin sampah," ucap Ratna.

Lurah Rawajati, Rudi Budianto mengatakan, tahapan pengundian relokasi warga ke rusun Marunda dimulai pada Kamis. Setelah diundi, kelima KK yang mendaftar, mendapat unit di Blok A 418, Blok B2 402, Blok A3 505, Blok C5 514, dan Blok C4 206.

Rudi berharap, warga yang belum mendaftar untuk segera menghubungi pihak kelurahan. Sesuai jadwal, surat pemberitahuan pengosongan akan diberikan mulai tanggal 25-31 Agustus. "Mereka akan mulai pindahan tanggal 27 Agustus nanti. Semuanya warga RT 09 RW 04," ujarnya.      rep: Muhyiddin/berita jakarta, ed: Erik Purnama Putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement