Kamis 28 Jul 2016 14:00 WIB

Vaksinasi Ulang Sepi, Petugas Jemput Bola

Red:

BEKASI — Vaksinasi ulang kembali dilakukan terhadap sejumlah balita yang terpapar vaksin palsu dari tiga rumah sakit pengguna vaksin palsu di Kota Bekasi pada Rabu (27/7). Di Puskesmas Bojong Rawalumbu, aktivitas vaksinasi ulang yang dilakukan terhadap balita terpapar vaksin palsu dari RS Hosana Medica sepi peminat.

Anggota Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu Kota Bekasi Tanti Rohilawati menyatakan, sesuai dengan data yang diberikan dari Tim Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu tingkat pusat, terdapat 17 balita terindikasi vaksin palsu dari RS Hosana Medica Bekasi yang berhak mendapatkan vaksinasi ulang.

Akan tetapi, sampai dengan posko vaksinasi ulang ditutup, jumlah balita yang bersedia divaksin ulang hanya tiga orang. "Dari 17 sasaran, yang datang baru lima orang. Tiga bersedia, satu menolak, sedangkan satu lagi akan datang besok," kata Tanti kepada Republika, Rabu (27/7).

Tanti menyatakan, sebagian besar orang tua balita tidak datang lantaran terkendala informasi. Sebagian nomor kontak orang tua pasien tidak bisa dihubungi oleh Tim Satgas Kota. Satgas Kota menugasi RS Hosana Medica Bekasi berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan kelurahan untuk melakukan jemput bola. Petugas kemudian mendatangi tempat tinggal keluarga yang anaknya teridentifikasi menggunakan vaksin palsu. Apabila sudah mengetahui tetapi memutuskan menolak vaksinasi ulang, kata Tanti, hal itu menjadi hak orang tua balita.

Menurut Tanti, vaksinasi ulang akan terus dilakukan sambil menunggu aliran data dari satgas pusat. Namun, lokasi posko vaksinasi ulang untuk pasien dari RS Hosana Medica pada Kamis (28/7) kemungkinan bukan lagi di Puskesmas Bojong Rawalumbu, melainkan akan dipindah ke RS yang bersangkutan.

Berdasarkan data satgas, jumlah balita yang terpapar vaksin palsu di RS Hosana Medica Bekasi tercatat sebanyak 89 anak. Rumah sakit ini melakukan pembelian vaksin palsu dari distributor CV Azka Medika mulai tanggal 22 September 2015 hingga April 2016. Vaksin palsu yang terindikasi ada dua jenis, yaitu Pediacel dan Engerix-b.

Selain di Puskesmas Bojong Rawalumbu, vaksinasi ulang juga dilakukan di RS Rawalumbu terhadap l50 anak yang terpapar vaksin palsu dari RS Elisabeth. Vaksinasi ulang di RS Rawalumbu ini merupakan kelanjutan hari kedua setelah sebelumnya melayani 20 balita dari rumah sakit yang sama.

Selain vaksinasi ulang, Tanti menyatakan, upaya-upaya penanganan vaksin palsu yang lain menjadi tanggung jawab pihak rumah sakit. "Itu bukan kapasitas kami. Satgas hanya memfasilitasi pemberian vaksin ulang. Jadi, kalau untuk hal-hal yang lain, langsung ke RS yang bersangkutan," ujarnya.

Namun, Aswandi (42 tahun) dipagut rasa kecewa. Sekitar pukul 11.00 WIB, ia didatangi oleh petugas Dinas Kesehatan dari Puskesmas Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi, untuk melakukan vaksinasi ulang terhadap putrinya, Nasywa (4). Bapak dua anak itu sontak kaget. "Awalnya begini, waktu Kemenkes mengumumkan daftar 14 rumah sakit pengguna vaksin palsu itu saya ke Hosana untuk minta penjelasan," ujar Aswandi memulai penuturannya kepada Republika.

Wajar, bila Aswandi langsung bergerak cepat meminta klarifikasi. Kedua anaknya lahir di RS Hosana Medica. Lokasi RS Hosana Medica yang dekat dengan tempat tinggal membuat Aswandi menjatuhkan pilihan pada rumah sakit swasta tersebut untuk mengakomodasi layanan kesehatannya.

Setelah dimintai klarifikasi, pihak manajemen RS Hosana Medica Bekasi menjelaskan, mereka mulai melakukan pembelian vaksin palsu dari distributor CV Azka Medika pada September 2015 sampai dengan April 2016. "Anak saya lahir tahun 2011. Secara logika, saya bilang aman lah ya," kata Aswandi.

Rasa khawatir yang sempat menyergap telah berganti menjadi kelegaan. Apabila melihat data pembelian vaksin dari RS Hosana Medica, anaknya tidak mungkin terpapar vaksin palsu. Rentang waktu kelahiran anaknya pada 2011 dengan masa pembelian vaksin palsu pada 2015 cukup jauh. Warga Perumahan Mutiara Baru, Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu, itu pun kembali bekerja seperti biasa.

"Nah, ujug-ujug tadi datang dari Dinas Kesehatan Puskesmas Rawalumbu bahwa anak saya salah satunya masuk dalam daftar balita yang terkena vaksin palsu. Makanya saya bingung," kata Aswandi. Dengan tergopoh-gopoh, gusar, kecewa, dan kepala penuh tanda tanya, lelaki itu pun datang ke posko vaksinasi ulang di Puskesmas Bojong Rawalumbu.

Tanpa ba-bi-bu, Aswandi langsung menghujankan pertanyaan pada dokter petugas vaksinasi ulang. Jawaban yang dia terima amat mengagetkan. Sebelum melakukan pembelian dari CV Azka Medika, ternyata ada distributor lain di RS Hosana Medica yang juga teridentifikasi mengedarkan vaksin palsu. Anaknya termasuk dalam daftar pasien terpapar vaksin palsu berdasarkan hasil verifikasi dari tim satgas pusat.

"Nggak cuma dari CV Azka Medika. Makanya, saya bilang kalau dari CV Azka Medika saja, pemakaian mulai September 2015, berarti saya pikir aman. Ternyata, di lain pihak itu, ada lagi. Nggak cuma satu distributor" kata Aswandi. Lelaki itu serta-merta dibalut rasa sedih dan kecewa. Kendati begitu, petugas tidak menjelaskan jumlah total keseluruhan dan nama-nama distributor vaksin palsu selain CV Azka Medika.

Aswandi datang ke Puskesmas Bojong Rawalumbu seorang diri. Ia sengaja belum membawa anaknya lantaran masih ingin meminta klarifikasi dari pihak terkait. Setelah mendapat sejumlah penjelasan di bagian pendaftaran posko vaksinasi ulang, Aswandi kemudian diminta masuk ke dalam ruang vaksinasi ulang. Sejumlah dokter tampak berusaha menyampaikan penjelasan lebih lanjut.

Meski diliput rasa gundah dan harus menelan kecewa, Aswandi mengaku sudah cukup paham dengan penjelasan yang disampaikan dokter. Ia tak ingin berpikir macam-macam, kecuali kesehatan anaknya ke depan. "Besok mungkin diimunisasi kembali deh biar untuk kekebalan tubuhnya," jelasnya.   rep: Kabul Astuti, ed: Endro Yuwanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement