Senin 25 Jul 2016 15:00 WIB

Saat Warga Kota Tangerang Pesta Adipura

Red:

Jalan protokol Kota Tangerang pada Sabtu (23/7) dipenuhi warga dari berbagai kalangan untuk menyambut Piala Adipura. Bahkan, ada beberapa warga yang sengaja menghentikan mobil pawai yang membawa Piala Adipura untuk berfoto bareng dengan piala yang menjadi simbol keberhasilan pengelolaan lingkungan di suatu kota.

Warga Kota Tangerang memang boleh berbangga hati lantaran untuk kali ketujuh Kota Akhlakul Karimah berhasil membawa pulang lambang supremasi kota bersih se-Indonesia, yakni Adipura. Kali ini, Adipura yang berhasil diboyong merupakan Adipura Kirana untuk kategori kota metropolitan. Selain Adipura, Kota Tangerang meraih Adiwiyata Mandiri dan Plakat Terminal Terbaik.

''Jadi makin bangga menjadi warga Kota Tangerang. Seharusnya, ini juga menjadi semacam momentum untuk menggugah kesadaran kami semua terhadap kebersihan. Artinya, soal kebersihan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga kami sebagai warga kota,'' ujar Fajrin, guru salah satu SD di Kecamatan Benda.

Fajrin sengaja mengajak siswa-siswi agar bisa merasakan kebanggaan yang sama terhadap kotanya. ''Sehingga, sejak dini mereka bisa lebih peduli terhadap kota yang mereka tinggali,'' katanya.

Hal senada dituturkan salah satu warga Cipondoh, Reni, yang ikut menyaksikan arak-arakan Piala Adipura. ''Kami sengaja ke sini untuk melihat Piala Adipura. Mudah-mudahan, ini bisa menjadi pemersatu warga kota untuk menjadikan kotanya sebagai kota yang nyaman,'' ujar Reni yang hadir bersama kedua putrinya.

Kebahagiaan meraih Piala Adipura yang ketujuh kalinya tidak hanya dirasakan oleh warga yang menyambut antusias Piala Adipura yang diarak keliling di sepanjang jalan protokol Kota Tangerang. Para petugas kebersihan pun terlihat bahagia menyambut keberhasilan Kota Tangerang meraih piala yang menjadi supremasi tertinggi bagi kota-kota yang berhasil mengelola lingkungan hidupnya.

Para petugas kebersihan itu ikut berbaur mengikuti pawai Piala Adipura bersama para pegawai dari organisasi perangkat daerah (OPD) lain, mengikuti rute arak-arakan sepanjang jalur protokol di kota berjuluk Kota Akhlakul Karimah ini.

Setelah bersama-sama mengarak Piala Adipura, para petugas kebersihan dan lapangan lainnya pun beristirahat sambil menyantap hidangan yang telah disediakan di halaman kantor wali kota. Wajah semringah pun tampak pada raut muka mereka.

Makanan tersebut memang sengaja disediakan gratis untuk para petugas lapangan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang yang telah memberikan pengabdiannya untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan kota. Tersedia berbagai jenis makanan, di antaranya, soto, batagor, ketoprak, serta makanan khas Kota Tangerang, yaitu laksa.

Petugas lapangan yang  hadir dalam acara pawai Piala Adipura sangat antusias menyantap berbagai jenis makanan yang disediakan. Selain petugas kebersihan dari dinas kebersihan dan pertamanan (DKP), tampak pula petugas lapangan dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA), Dinas Perhubungan (Dishub), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), serta Linmas.

Deni, petugas lapangan DKP, mengatakan, jamuan tersebut membuat dia senang setelah mengikuti pawai Piala Adipura. ''Wah, saya senang sekali ada makanan gratis ini, abis ikut pawai kan jadi lapar, eh, pas nyampe sini lagi sudah disediakan makanan,'' katanya sambil menyantap makanan dengan petugas lainnya.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah pun tak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan Kota Tangerang menjadi kota yang bersih. ''Alhamdullilah, kemarin Kota Tangerang diberi penghargaan Adipura oleh Bapak Presiden RI yang diserahkan melalui Bapak Wapres,'' ujar Arief dalam sambutannya saat melepas peserta pawai.

Namun demikian, masih ada ganjalan bagi kota yang baru saja meraih Adipura ketujuh kalinya tersebut. Kendala tersebut adalah menumpuknya sampah di Sungai Cisadane yang terpusat di bawah Jembatan UNIS, Jalan Perguruan Budhi, Kota Tangerang.

Kabid Sumber Daya Air DBMSDA M Taufik Syahzaeni mengatakan, saat ini Kota Tangerang masih menggunakan penjaring sampah sederhana berupa bambu yang dipasang melintang di bawah Jembatan UNIS. Alat sederhana ini cukup efektif, tapi memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu, untuk mengatasi penumpukan sampah di Sungai Cisadane, DBMSDA Kota Tangerang akan memasang saringan sampah (trash rake) otomatis. ''Dengan menjaring sampah ini dengan bambu, memang jadi tidak tercecer. Tapi, kalau di Bogor hujan, sampah lebih banyak terbawa arus. Pengangkutannya pun rumit, sampah harus digiring ke pinggir sungai oleh petugas dengan perahu karet,'' tuturnya, Ahad (24/7).

Selain itu, penanganan sampah juga dilakukan tim yang selalu patroli dengan perahu motor. Mereka mengangkut sampah yang tercecer di sejumlah titik Sungai Cisadane. Taufik menjelaskan, rencana DBMSDA memasang saringan sampah tersebut bertujuan mempermudah penjaringan dan pengangkutan sampah. Saringan sampah itu rencananya dipasang di bawah Jembatan UNIS karena dinilai cocok.

Dengan sistem otomatisasi secara mekanis, menurut Taufik, sampah bisa ditarik ke pinggir sungai dengan mesin. Setelah itu, tinggal diangkut ke dalam truk sampah. ''Di DKI Jakarta alat ini sudah dipakai pada tiap sungai,'' kata Taufik.

Menurut Taufik, detail engineering design (DED) untuk saringan sampah ini sudah ada, sehingga tinggal dianggarkan saja. Rencananya, alat ini akan masuk pengadaan APBD 2017. ''Diharapkan, tahun depan sudah bisa dipasang. Kalau tidak begini, Cisadane susah bersih,'' jelasnya.    Oleh Crystal Liestia Purnama, ed: Endro Yuwanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement