Selasa 28 Jun 2016 17:00 WIB

Warung Remang-Remang Dibongkar Pascalebaran

Red:

TANGERANG-Aparat Satpol PP Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, berencana membongkar puluhan warung remang-remang dan kafe di Desa Tanjung Pasir, Keca matan Teluknaga, pascalebaran 2016. Kepala Satpol PP Pemkab Tangerang Yusuf Herawan mengatakan, kebera daan warung dan kafe tersebut dija dikan sebagai tempat mesum oleh pe milik, sehingga meresahkan warga sekitar. "Kami sudah melakukan so sia lisasi dan peringatan beberapa kali, tapi tidak ditanggapi serius," katanya di Tangerang, Senin (27/6).

Menurut Yusuf, pembongkaran warung itu juga pernah dilakukan beberapa bulan lalu, tapi belakangan muncul kembali dan pemilik mem bangun untuk dijadikan tempat usa ha. Dia menyebut, pemilik warung ju ga menjual minuman keras dengan ka dar alkohol tinggi dan pengunjung da pat ditemani perempuan dalam ruang an khusus yang memakai pakai minim.

Yusuf menyatakan, dalam bebe rapa kali operasi penertiban di lokasi tersebut, petugas selalu menemukan minuman keras (miras) dalam ke masan dalam jumlah besar. Nantinya, penertiban diserahkan kepada aparat Trantib Kecamatan Teluknaga dan Satpol PP Pemkab Tangerang men du kung penuh upaya itu agar ber jalan lan car. "Bila perlu dikirim alat berat un tuk merobohkan banguan yang di gu nakan untuk berbuat maksiat itu," katanya.

Dia mengatakan, upaya pener tiban tersebut merupakan program peme rintah daerah untuk mengha pus kan lokasi prostitusi dan niat pe me rintah pusat untuk membongkar kawasan serupa tuntas hingga tahun 2017. Pihaknya telah melakukan ko ordinasi dengan Polresta dan Kodim Tangerang untuk mendukung pem bongkaran itu, demi menghindari tin dak kriminalitas oleh pemilik ba ngunan.

Yusuf melanjutkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Perum Per hutani sebagai pemilik lahan un tuk pembongkaran tersebut. Pemilik ba ngunan untuk kafe dan warung itu kadang merusak tanaman bakau (mangrove) yang berfungsi menahan ge lombang Laut Jawa agar tidak terjadi abrasi.

Menurut dia, Satpol PP tidak lagi memberikan waktu sosialisasi, karena sudah menjelang Lebaran 2016. Yu suf memastikan, sepekan setelah Hari Raya Idul Fitri, pembongkaran sudah tidak dapat ditawar lagi, karena sebe lumnya pemilik telah diberi kesem pa tan membongkar sendiri, tapi mereka menolak.

Komandan Regu Satpol PP Keca matan Teluknaga, Udin Jaludin me ngatakan, pihaknya sudah menyosia lisasikan rencana pembongkaran ke pada kepada pemilik warung remangremang yang berdiri di atas lahan Perhutani di Desa Tanjung Pasir. Me nurut dia, sekarang semua warung itu itu sudah tidak berpenghuni atau tidak ada aktivitas seperti biasanya. "Warung yang diduga diajadikan tempat esek-esek itu rencananya habis Hari Raya Idul Fitri akan dibongkar," katanya.

Tata kampung kumuh

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memprioritaskan untuk menangani sejumlah kampung padat dan kumuh perkotaan di beberapa ke camatan dengan melibatkan pergu ruan tinggi. "Penanganan kampung ku muh tersebut merupakan salah sa tu dari 25 program yang termaktub dal am rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)," katanya.

Untuk menanggani hal itu, menu rut Ahmed, perlu ada kerja sama dengan Universitas Pelita Harapan (UPH), Institut Teknologi Indonesia (ITI), dan Universitas Trisaksi. Dia mengatakan, penangganan kampung ku muh, seperti di Cibogo, Pakulonan Barat, dan Lengkung Gudang, wajib segera direalisasikan.

Pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman dengan tiga per gu ruan tinggi tersebut dan tinggal me nunggu kelanjutan untuk di rea lisa sikan. Sebelum penandatangan nota kesepahaman itu, kata Ahmed, juga telah dilakukan diskusi, seminar, dan paparan dari ahli yang mengajar di perguruan tinggi tersebut.

Ahmed mengatakan, perguruan tinggi memiliki sejumlah ahli dan me reka dapat mencari solusi untuk me ngatasi kampung tersebut agar tidak kumuh dan tertata dengan baik. Sela ma ini, sambung dia, tiga kam pung kumuh itu sangat kontras dengan ling kungan sekitar yang telah berdiri sejumlah kawasan perumahan.

Bahkan, kampung kumuh terse but berada dekat dengan Sungai Cisa dane. Ketika musim hujan tiba, pe rumahan penduduk terendam banjir. Di mengatakan bahwa pemilik ba ngun an kadang membangun dekat de ngan bibir pantai. Ketika dilakukan penertiban, mereka berdalih menem pati tanah yang sudah dihuni turuntemurun.      antara, ed: Erik Purnama Putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement