Selasa 28 Jun 2016 15:00 WIB

Pelayan Bakso Berkostum Persib Pun Dikeroyok The Jakmania

Red:

Sebanyak 141 suporter fanatik klub sepak bola Persija Jakarta atau yang biasa disebut the Jakmania terpaksa berurusan dengan pihak Kepolisian Polresta Bekasi Kabupaten pada Jumat (24/6) malam lalu. Suporter yang terdiri atas 15 perempuan dan 126 laki-laki ini harus menginap semalam di Mapolresta Bekasi.

Mayoritas massa yang diamankan masih berstatus pelajar SMP dan SMA. Mereka diduga terlibat dalam pengeroyokan terhadap NR (22 tahun), warga Margadana, Kabupaten Tegal, yang menjadi pelayan di kedai bakso Yatmin, di Kampung Gombong, Desa Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara.

Kejadian ini berawal saat ratusan anggota the Jakmania tersebut hendak ke Jakarta untuk menonton pertandingan Persija menghadapi Sriwijaya FC. Massa menaiki empat unit bus tiga perempat dengan lokasi pemberangkatan dari Jurong, Cikarang Utara. Saat melintasi lokasi kejadian, tiba-tiba massa melihat korban yang memakai kaus Persib sedang melayani pelanggan bakso.

''Melihat korban, dengan spontan tiga suporter the Jak, EA (18), DB (20), dan AP (15), turun dari bus dan menyuruh korban agar membuka kaus Persib yang dipakainya,'' ujar Kapolresta Bekasi Kombespol Awal Chairudin, akhir pekan lalu.

Lantaran korban tak mau melepas pakaiannya, tersangka EA dan AP mengejarnya hingga ke bagian dapur bakso. Di lokasi itu, korban tetap enggan melepas pakaiannya. Tersangka EA kemudian memukul tangan korban. Tak cukup sekali, EA kembali memukul korban menggunakan sapu dan disusul pelaku lainnya memukul pipi kiri korban menggunakan botol kecap. Pukulan bertubi-tubi itu membuat mulut korban sobek.

Suasana semakin keruh saat para penumpang bus lainnya ikut turun merangsek ke lapak bakso dan menghancurkan mangkuk-mangkuk bakso.

Awal melanjutkan, seusai kejadian, para tersangka bergegas kembali ke bus. Namun, pelanggan bakso di tempat korban tak tinggal diam. Mereka langsung melaporkan kejadian ini ke petugas kepolisian setempat. Mendengar informasi ini dari masyarakat, puluhan personel Polresta Bekasi kemudian dikerahkan ke lokasi untuk mengamankan dan menggiring para suporter ini ke Mapolresta untuk diperiksa. "Korban masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit terdekat," ucap Awal.

Dalam aksi pengeroyokan ini, polisi mengamankan tiga pelaku yang diduga membuat korban babak belur dan seorang provokator. Para pelaku masih berstatus pelajar SMA dan tercatat sebagai warga Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara.

Para pelaku masih ditahan di Polresta Bekasi, sedangkan suporter lainnya diperbolehkan pulang dengan catatan dijemput orang tuanya dan membuat surat pernyataan tak akan mengulangi perbuatannya. Pelaku diketahui melanggar Pasal 170 KUHP dengan ancaman pidana lima tahun enam bulan penjara.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Bekasi Komisaris Ardhi Rahananto menambahkan, saat ini korban masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit terdekat. ''Korban mengalami luka di bagian kepala dan wajah, tapi kondisinya tersadar dan masih bisa diajak berbicara,'' kata dia.

Ardhi menjelaskan, para pelaku masih mendekam di sel tahanan Mapolresta Bekasi dengan dugaan pengeroyokan. Sedangkan, suporter lainnya diperbolehkan pulang dengan catatan dijemput orang tuanya dan membuat surat pernyataan tak akan mengulangi perbuatannya.

Menurut Ardhi, awalnya penyidik mengamankan 141 anggota the Jakmania yang diduga terlibat dalam kasus pengeroyokan itu. Namun, saat dilakukan penyelidikan lebih dalam, hanya tiga pelaku yang mengeroyok korban hingga terluka parah.

Salah seorang pelaku, EA, kepada penyidik mengaku aksi pengeroyokan itu dilakukan secara spontan. Emosinya mendadak meletup saat melihat korban mengenakan kaus Viking yang merupakan rival Persija. ''Saya sudah minta korban untuk buka bajunya, tapi dia menolak. Karena kesal, saya pukul kepalanya, dia malah kabur dan keukeuh nggak mau lepasin,'' kata EA.

Mengetahui hal itu, kata EA, kedua rekannya yang ikut dengannya mendukung EA mengeroyok korban hingga babak belur. ''Saya menyesal dan malu sama keluarga dan teman sekolah. Saya menyesal,'' ujar EA.    Oleh Kabul Astuti, ed: Endro Yuwanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement