Rabu 04 May 2016 15:00 WIB

Bekasi Beralih ke Transportasi Massal

Red:

BEKASI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menggagas transportasi massal Transbekasi untuk menghadirkan alternatif transportasi umum yang ideal bagi warganya. Transbekasi akan mengadopsi mekanisme Transjakarta yang saat ini berjalan dengan baik di sejumlah daerah di Jabodetabek.

''Proses realisasi gagasan itu baru dalam tahap penyusunan detail engenering design (DED). Pembahasan Transbekasi sejauh ini baru dalam tahap pemetaan koridor," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana, Selasa (3/5).

Menurut Yayan, salah satu koridor yang dianggap layak untuk dilalui Transbekasi adalah trayek Terminal Induk Bekasi-Pondok Gede.

"Yang akan dilalui adalah koridor Terminal-Jalan Cut Meutia-Rawa Panjang-Jalan Raya Pekayon-Komsen-Jalan Raya Pondok Gede," ujarnya.

Jenis angkutan yang akan digunakan untuk tahap awal operasional Transbekasi, lanjut Yayan, merupakan jenis mobil minibus 3/4.

"Kami belum bisa melakukan pengadaan bus. Untuk sementara minibus dulu," ucapnya.

Dinas Perhubungan Kota Bekasi akan menggandeng sejumlah pengusaha angkutan umum yang saat ini sudah ada untuk berinvestasi melakukan pengadaan minibus Transbekasi. Pengadaan minibus, sambung dia, akan didorong ke para pengusaha angkutan umum yang telah tertarik dengan tren transportasi massal yang aman, layak, dan tepat waktu. "Kami akan dorong para pengusaha angkot untuk beralih ke Transbekasi," ujarnya.

Terkait dengan pengadaan halte dan jalurnya, kata Yayan, pihaknya akan menggandeng sejumlah pengusaha swasta di Kota Bekasi untuk keperluan tersebut. "Kami bisa manfaatkan lahan mal maupun lokasi-lokasi strategis lainnya di sepanjang koridor untuk pengadaan halte," katanya.

Yayan menjelaskan, koridor Terminal-Pondok Gede telah didukung fasilitas jalan yang memadai untuk dibuatkan jalur khusus Transbekasi. "Lebarnya sudah di atas 9 meter," katanya.

Yayan menambahkan, pengadaan Transbekasi sejalan dengan harapan pemerintah untuk memperbanyak transportasi publik.

Satuan Lalu Lintas Polresta Bekasi Kota mengapresiasi beroperasinya sejumlah moda transportasi massal di wilayah hukum setempat, karena dinilai meringankan beban kerja polisi dalam mengurai kemacetan.

"Saat ini pertambahan kendaraan pribadi sangat tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan yang ada. Akibatnya, terjadi kemacetan di mana-mana," kata Kasat Lantas Polresta Bekasi Kota, Kompol Bayu Pratama.

Menurut Bayu, kendaraan di Kota Bekasi terus meningkat setiap harinya, baik itu sepeda motor maupun mobil pribadi, rata-rata mencapai 500 unit."Terbanyak sepeda motor, hingga 75 persen dan mobil 25 persen dari jumlah tersebut," katanya.

Polresta Bekasi Kota memperkirakan, jumlah kendaraan di Kota Bekasi saat ini mencapai 1,3 juta unit. Jumlah itu belum termasuk di wilayah sekitar yang berbatasan, seperti Kabupaten Bekasi, DKI Jakarta, dan Kabupaten Bogor. ''Kondisi itu dipastikan akan memperparah kemacetan lalu lintas bila tidak segera diambil kebijakan strategis oleh sejumlah pihak terkait,'' jelasnya.

Saat ini terdapat sedikitnya 19 titik kemacetan lalu lintas di Kota Bekasi yang tersebar di Jalan Pekayon-Pondok Gede, Jalan Ir H Djuanda, Jalan Sultan Agung, Jalan Cut Meutia, Jalan Joyomartono, dan Jalan Ahmad Yani. "Khususnya pada Sabtu dan Ahad, kemacetan luar biasa terjadi. Seperti di Jalan KH Noer Ali Kalimalang, Jalan Ahmad Yani dan seputar gerbang tol Bekasi Barat," katanya.

Setiap hari, Polresta Bekasi Kota terpaksa melakukan rekayasa lalu lintas guna mengurangi kemacetan di seputar gerbang tol Bekasi Barat dan sekitarnya. Bayu mengatakan, setiap hari pihaknya harus menerjunkan petugas polisi lalu lintas ke jalan untuk mengatur kendaraan masyarakat. "Saat-saat tertentu dan tergantung situasi di lapangan, pasukan lainnya dari satuan Sabhara juga diterjunkan," katanya.

Salah satu cara mengantasi kemacetan, kata Bayu, adalah peran pemerintah bersama pihak swasta untuk menciptakan angkutan umum missal, seperti kereta api dan pengadaan bus umum. Ia mengapresiasi Pemkot Bekasi yang sedang merancang moda transportasi massal Transbekasi yang diproyeksikan beroperasi pada 2016. "Masuknya Bus TransJakarta ke Bekasi pekan lalu akan mengurangi kemacetan jika masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Tetapi, kendaraan umum harus aman, nyaman, dan tepat waktu," katanya. antara ed: Endro Yuwanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement