Selasa 26 Apr 2016 17:00 WIB

Kerugian Macet Capai Rp 150 Triliun

Red:

BEKASI -- Dishubtrans DKI Jakarta mencatat kerugian masyarakat dari dampak kemacetan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mencapai Rp 150 triliun per tahun. Saat ini, masyarakat dari kawasan Jabodetabek yang melakukan perjalanan di wilayah DKI mencapai dua juta jiwa per hari dengan beragam kepentingan. "Data kerugian itu dilaporkan oleh Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) kepada kami," kata Kepala Dishubtrans DKI Andri Yansyah di Bekasi, Senin (25/4).

Menurut dia, banyak biaya sosial yang dihabiskan masyarakat selama mengalami kemacetan di jalan, mulai dari biaya bahan bakar kendaraan, hingga biaya kesehatan yang diakibatkan polusi udara. Besaran nilai kerugian tersebut, kata dia, merupakan angka fantastis yang selama ini ditanggung masyarakat.

Andri menyatakan, Dishubtrans DKI masih memetakan sejumlah titik kemacetan di Ibu Kota berdasarkan kapasitas tampung jalan maupun pertumbuhan kendaraan di kawasan setempat. Pihaknya melakukan sejumlah kebijakan untuk mengurai kemacetan, di antaranya, perbaikan pelayanan operasional transportasi massal, seperti kereta maupun bus berskala besar, kecil, dan sedang. "Saat ini, kita sedang memperluas jaringan trayek Transjakarta ke Bodetabek agar jumlah warga pengguna kendaraan pribadi mau beralih ke angkutan umum," katanya.

Andri mencatat, peralihan kendaraan pribadi ke kendaraan umum baru mencapai 13 persen dari target sebanyak 60 persen. Upaya menambah perpindahan kendaraan itu terus dilakukan dengan menjajaki kerja sama dengan sejumlah pengusaha mal di Jabodetabek untuk penyediaan lahan parkir. "Kita akan perbanyak park and ride di sejumlah mal yang dilintasi jaringan trayek Transjakarta," katanya.

Selain proyek transportasi massal, kata dia, pihaknya juga tengah menggagas pembuatan kawasan terintegrasi jaringan transportasi, fasilitas umum, dan permukiman. "Semua terminal di DKI akan kita bangun rumah susun. Yang sekarang, sedang kita bangun di Tanah Merdeka Jakarta Timur, Senen, Jakarta Pusat, dan Pasar Minggu, Jakarta Selatan," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, perpanjangan rute Transjakarta bukan bermaksud untuk menggantikan operasional Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB). Meski begitu, ia tidak memungkiri Transjakarta fungsinya seperti APTB karena menjangkau daerah penyangga. Hanya saja, kata Ahok, Transjakarta memiliki keunggulan karena tarifnya lebih murah, yaitu Rp 3.500. "Ikut kami saja, 3.500 rupiah sampai ke ujung jadi murah," ucapnya.   rep: antara/ Rizky Suryarandika, ed: Erik Purnama Putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement