Kamis 11 Feb 2016 16:00 WIB

Fahri: Kepulauan Seribu Bisa Jadi Ibu Kota Negara

Red:

KEPULAUAN SERIBU -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai, Kepulauan Seribu memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Sayangnya, potensi itu tidak dikelola dengan baik. "Kepulauan Seribu bahkan hanya ditempatkan sebagai halaman belakang DKI Jakarta," kata Fahri ketika berdialog dengan Bupati Kepulauan Seribu Budi Utomo dan jajarannya di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Rabu (10/2).

Fahri dan rombongan mengunjungi Kepulauan Seribu dalam rangkaian kunjungan kerja. Menurut Fahri, posisi geografis Kepalauan Seribu berada di antara Pulau Jawa dan Sumatra atau lebih spesifik berada di antara DKI Jakarta, Banten, dan Lampung.

Dengan posisi geografis tersebut, menurut dia, posisi Kepulauan Seribu sangat strategis, terutama di bidang pariwisata dan ekonomi. "Sayangnya, Kepulauan Seribu belum diberdayakan secara maksimal," katanya.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo yang akan menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dengan mengembangkan potensi tol laut maka Kepulauan Seribu dapat dijadikan sebagai titik berangkat tol laut di Jakarta. Bahkan, kata dia, kadang-kadang muncul ide-ide "gila" untuk menjadikan Kepulauan Seribu sebagai ibu kota negara.

Kantor-kantor kementerian di bangun di pulau-pulau yang agak luas, sehingga kemacetan di Jakarta jadi berkurang. "Saya melihat masa depan Indonesia dan dunia ada di laut," kata Fahri

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar kinerja sektor pariwisata, termasuk di Kepulauan Seribu dipercepat mulai tahun ini agar akselerasinya mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pada sektor itu Jokowi melihat bahwa usaha menengah dan usaha kecil juga bisa ikut berkembang.

Kementerian Perhubungan juga sudah mempermudah masyarakat Kepulauan Seribu untuk bepergian dengan menyediakan armada kapal perintis Sabuk Nusantara 46 berkode GT.520 No.1560 / Ft.

Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Bobby R Mamahit mengatakan, kapal yang mampu menampung 114 penumpang dan 18 awak kapal tersebut, memiliki panjang 42 meter dengan lebar sembilan meter dan tinggi empat meter.

Soal kecepatan, kapal dengan tarif Rp12 ribu plus Rp 3.000 untuk asuransi itu mempunyai kecepatan dengan 12 knot dan memiliki rata-rata perjalanan sekitar empat sampai lima jam.

"Kapal ini dilengkapi fasilitas tempat tidur, poliklinik, mushala, ruang rapat, ruang makan, dan lainnya," ujarnya.  antara ed: Erik Purnama Putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement