Rabu 10 Feb 2016 15:00 WIB

Kasus DBD di Jakarta Meningkat

Red:

Republika/Raisan Al Farisi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA — Warga Jakarta yang terkena kasus demam berdarah dengue (DBD) dilaporkan meningkat. Jakarta Utara (Jakut) menjadi wilayah terbanyak dalam kasus DBD. Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakut Muhammad Helmi mengatakan, tercatat muncul 150 kasus DBD di wilayahnya hingga Senin (8/2). Meski tidak ingat persis, ia menyatakan, angka kasus DBD itu meningkat drastis dibandingkan periode sama tahun lalu.

Helmi meminta masyarakat berperan aktif mencegah terus merebaknya penyakit yang diakibatkan nyamuk Aedes aegypty tersebut. "Terjadi peningkatan, tapi datanya perlu saya himpun lagi. Tapi, yang jelas ini memang ada peningkatan dari tahun lalu," katanya kepada Republika, Selasa (9/2).

Helmi mengatakan, dari 150 kasus DBD, paling banyak terjadi di Kecamatan Koja mencapai 35 kasus. Sedangkan, kasus DBD terendah ditemukan di Kecamatan Pademangan delapan kasus. Sisanya ada di Kecamatan Penjaringan 32 kasus, Cilincing 31 kasus, Tanjung Priok 26 kasus, dan Kelapa Gading 18 kasus.

Sebagai upaya mengantisipasi kasus DBD semakin merebak, pihaknya bakal lebih sering menggerakkan pemberantasan sarang nyamuk. Petugas Sudinkes Jakut, kata dia, juga mengimbau warga untuk selalu memeriksa lokasi-lokasi penampungan air. Kalau kedua langkah itu sudah dilakukan, pihaknya akan menggelar fogging atau pengasapan secara lebih fokus pada areal tertentu. "Fogging fokus pada wilayah-wilayah yang banyak kasus DBD," ujarnya.

Helmi menekankan supaya masyarakat menjaga kebersihan di luar dan dalam rumah. Kebersihan di luar rumah, dapat dimulai dengan mencegah munculnya genangan air di dalam barang-barang bekas dan pot tanaman. Dia juga meminta para pemilik hewan peliharaan untuk memerhatikan kebersihan tempat minumnya. Pun dengan warga diminta untuk memahami lokasi-lokasi di mana nyamuk kerap tinggal dan bertelur.

Untuk di dalam rumah, ia mengingatkan agar penghuninya tidak segan menyemprot insektisida sebelum tidur agar tidak digigit nyamuk. "Kalau di dalam rumah itu bersihkan dispenser, belakang lemari es, gantungan baju kotor di balik pintu, dan tumpukan barang itu dihindari supaya nyamuk tidak sembunyi," ucap Hilmi.

Sama dengan di Jakut, kenaikan kasus DBD juga terjadi di Jakarta Timur (Jaktim). Kepala Sudinkes Jaktim Iwan Kurniawan mengonfirmasi kenaikan kasus DBD dibandingkan tahun lalu dalam periode yang sama. Kenaikan serupa diakuinya turut terjadi di semua wilayah Ibu Kota.

Iwan mengatakan, berdasarkan data hingga akhir Januari lalu, tercatat ada 220 kasus DBD di wilayahnya. Menurut dia, jumlah tersebut terbilang mengalami peningkatan drastis meski ia harus memeriksa lagi data tahun lalu. "Ini lebih tinggi dari tahun lalu. Bukan hanya di (Jakarta) Timur tapi semua wilayah naik. Kira-kira kenaikan (di Jaktim) sampai Februari itu sekitar 30 sampai 50 persen dibandingkan tahun lalu," ujar Iwan.

Dia menilai, peningkatakan kasus DBD di Jaktim wajar saja, mengingat jumlah penduduknya termasuk tertinggi di Ibu Kota. Dia menjelaskan, Kecamatan Duren Sawit menyumbang laporan terbanyak dengan 44 kasus DBD. Adapun laporan terendah berasal dari Kecamatan Makasar dan Cipayung, masing-masingnya 11 kasus.

"Kita kan penduduknya 30 persen dari seluruh Jakarta, jumlah kasus kita memang tertinggi."

Iwan mengingatkan, untuk menghindari terkena DBD, warga hendaknya menerapkan pola perilaku hidup sehat. Karena itu, pihaknya bakal terus menggalakkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk supaya kasus DBD di wilayah dapat menurun. Dia juga meminta supaya masyarakat tidak hanya mengandalkan gerakan Jumat Bersih (Jumsih). Sebab, kebersihan lingkungan perlu dijaga setiap hari.

"Hindari gigitan nyamuk pakai obat oles atau tanaman pengusir nyamuk dan kalau ada kolam dikasih ikan. Intinya menjaga kebersihan lingkungan secara rutin. Kalau lingkungan bersih ya sarang nyamuk nggak ada," jelasnya.

Adapun, di Jakarta Barat (Jakbar), sebanyak 179 kasus DBD tercatat hingga Selasa (9/2). Kepala Sudinkes Jakbar Dewi Satiasari mengatakan, meski angka kasus DBD cukup besar, jumlahnya menurun kalau dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Pada 2015, kata dia, pada jangka Januari hingga Februari muncul laporan 274 kasus DBD. Dia menerangkan, wilayah dengan jumlah kasus tertinggi ada di Kecamatan Cengkareng sebanyak 64 laporan. Sedangkan, kasus DBD terendah ada di Kecamatan Tambora. Hanya ada enam kasus DBD yang terjadi di wilayah permukiman kumuh tersebut. c33 ed: Erik Purnama Putra

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement