Jumat 05 Feb 2016 17:00 WIB

Konstruksi Tol Desari Masih 25 Persen

Red:

JAKARTA -- Progres atau kemajuan konstruksi jalan Tol Depok-Antasari (Desari) tahap I (Antasari-Sawangan) hingga kini baru berjalan 25 persen. Hal ini terutama karena masih banyak lahan yang belum dibebaskan dan letaknya terpencar-pencar di berbagai lokasi.

"Progres konstruksi 25 persen. Kalau tanah bisa dibebaskan bulan depan, maka kami bisa selesai akhir tahun, berarti Desember 2016 sudah selesai," kata Direktur PT Citra Waspphutowa Tri Agus kepada wartawan dalam acara site visit di konstruksi jalan Tol Antasari-Depok, Kamis (4/2).

PT Citra Waspphutowa merupakan konsorsium pengelola pembangunan Tol Antasari-Depok-Bogor yang terdiri atas empat pemegang saham, yaitu PT Citra Marga Nusaphala Persada (porsi saham 62,5 persen), serta PT Hutama Karya, PT Waskita Karya, dan PT Pembangunan Perumahan (masing-masing 12,5 persen).

Tri Agus mengungkapkan, lahan atau tanah yang sudah dibebaskan untuk tahap I (Antasari-Sawangan) sudah mencapai 90 persen, tetapi sisa 10 persen yang belum dibebaskan, lokasinya terpencar-pencar di banyak tempat. Selain itu, total investasi untuk pembangunan tol tahap I diperkirakan mencapai sekitar Rp 3,5 triliun, dengan hak konsesi selama 40 tahun.

Menurut Tri Agus, sebenarnya dari tahun 2012, rata-rata warga sudah bisa menerima hasil appraisal untuk harga tanah atau lahan yang mereka miliki. "Ini sebetulnya tinggal kesiapan dana (untuk membebaskan tanah)," katanya.

Tri Aus mengemukakan, karena tanah yang akan dibebaskan sangat bervariasi, maka proses appraisal-nya juga dilakukan bidang per bidang. Sehingga, harga satu bidang tanah dapat berbeda dari yang lainnya.

Tri Agus juga menyatakan bahwa untuk penentuan harga pembebasan, antara lain berdasarkan harga pasaran yang ada. Sehingga, warga yang tanahnya dibebaskan diharapkan juga bisa menerima. "Jadi ini pengadaan tanah dulu. Ada warga, ada surat-surat, ada dana, baru bebas," katanya.

Pencanangan dan tanda tangan kontrak Tol Desari sudah berlangsung sejak Mei 2014. Namun, karena pembebasan lahan cukup alot, pengerjaan proyek baru produktif pada Agustus 2015. Awalnya, penyelesaian tahap I Antasari-Sawangan ditargetkan selesai pada Juli 2016.

Sebenarnya, kata Tri Agus, bila seluruh tanah berhasil dibebaskan, idealnya konstruksi berjalan hanya 18 bulan. Menurut dia, bila jalan tol tersebut selesai dibangun, warga yang tinggal di kawasan Jabodetabek bisa agak bernapas lega. Ini karena saat ini di Ibu Kota juga sedang membangun moda transportasi massal seperti MRT dan LRT.

Pembangunan Tol Antasari-Depok-Bogor dibagi dalam dua tahap. Tahap I, yaitu Antasari-Depok (Sawangan) sepanjang 12 kilometer, dan tahap II, yaitu Sawangan-Bogor (Bojong Gede) sepanjang sembilan kilometer.

Terminal terpadu

Sementara itu, pembangunan revitalisasi terminal terpadu di Jalan Margoda Raya, Kota Depok, diperkirakan selesai pada Februari 2017. "Saat ini semua perizinan sudah selesai, termasuk IMB. Jadi, akan segera memulai pembangunan dan selesai satu tahun kemudian," kata Humas PT Andika Investa, Muttaqin, Kamis.

PT Andika merupakan perusahaan yang bertindak membangun dan mengelola terminal terpadu di Kota Depok. Sebagai terminal terpadu, terminal baru itu nantinya dilengkapi dengan pusat komersial dan juga apartemen. "Kami saat ini fokus pembangunan untuk layanan publik terlebih dahulu, yaitu membangun terminal," katanya menjelaskan.

Namun, kata Muttaqin, sebelum dilakukan pembangunan, terlebih dahulu akan dibentuk tim pengawas yang diisi oleh orang-orang dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dan terdiri dari dinas terkait. "Kemungkinan jumlahnya mencapai 10 orang. Tentu dalam pembangunan ini kami juga akan melibatkan warga dengan membentuk forum warga," katanya menjelaskan.

Muttaqin menjelaskan, untuk membangun terminal terpadu yang dilengkapi dengan area komersial dan juga apartemen dibutuhkan anggaran Rp 1,3 triliun, namun dana tersebut bisa saja membengkak jika melihat kondisi ekonomi dan naiknya harga bahan bangunan saat ini.

Secara keseluruhan, luas area Terminal Terpadu Depok mencapai 2,6 hektare dengan nilai investasi mencapai Rp 1,3 triliun. Sedangkan untuk pembangunan terminal saja, diperkirakan mencapai Rp 500 miliar.

Muttaqin mengakui, banyak kendala yang dihadapi dalam membangun terminal terpadu. Yang paling sulit, sambung dia, adalah pembebasan lahan yang memakan waktu penyelesaian hingga empat tahun. "Lahan tersebut tetap milik Pemkot Depok, sedangkan PT Andika hanya melakukan pembangunan dan pengelolaan saja dalam jangka waktu 30 tahun," katanya.  antara ed: Endro Yuwanto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement