Senin 31 Aug 2015 17:00 WIB

Buruh Turun ke Jalan

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA – Puluhan ribu buruh di seluruh Indonesia yang tergabung dalam Gerakan Buruh Indonesia (GBI) akan melakukan aksi turun ke jalan pada Selasa (1/9). Mereka mendesak pemerintah melakukan aksi nyata untuk memperbaiki perekonomian Indonesia.

"Rupiah terus melemah dan buruh terancam PHK. Demi menyelamatkan nasib buruh dan rakyat Indonesia, buruh akan melakukan aksi nasional di 20 provinsi," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal, yang juga Dewan Presidium GBI, di Jakarta, Sabtu (29/8).

Iqbal mengatakan aksi tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas situasi ekonomi saat ini, yaitu nilai tukar dolar Amerika Serikat yang terus menguat. Hal ini mengakibatkan buruh di sektor padat karya terancam mengalami PHK. Biaya produksi meningkat. Sementara, daya beli masyarakat menurun. 

Aksi nasional akan dipusatkan di Istana Negara dengan diikuti 50 ribu buruh dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, diikuti aksi serupa di seluruh Indonesia. Iqbal mengatakan terdapat beberapa isu yang akan disuarakan pada aksi tersebut di antaranya adalah penurunan harga bahan-bahan pokok dan bahan bakar minyak (BBM). "Buruh juga menolak PHK yang disebabkan pelemahan rupiah dan perlambatan ekonomi, di satu sisi tenaga kerja asing bisa masuk ke Indonesia," tuturnya.

Karena itu, buruh menolak rencana pemerintah untuk memudahkan tenaga kerja asing masuk ke Indonesia, melalui kebijakan yang tidak mewajibkan mereka bisa berbahasa Indonesia.

Untuk menjaga daya beli buruh di tengah perekonomian yang melemah, KSPI bersama GBI juga menuntut upah minimum 2016 dinaikkan 22 persen, serta kebutuhan hidup layak sebagai landasan perhitungan upah minimum mencantumkan 84 butir.

Buruh juga mendesak pemerintah merevisi Peraturan Pemerintah tentang Jaminan Pensiun sehingga manfaat pensiun yang diterima pekerja sama dengan pegawai negeri sipil (PNS), bukan Rp 300 ribu per bulan setelah 15 tahun bekerja.

Terkait kinerja Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, buruh mendesak badan tersebut memperbaiki pelayanan dan menghapus sistem INA CBGs dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2014 yang membuat tarif untuk rumah sakit menjadi murah.

Buruh juga mendesak agar pengadilan hubungan industrial (PHI) dibubarkan dengan merevisi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004. Selama PHI dipandang hanya menjadi kuburan bagi buruh.

Aksi tersebut di Jakarta akan dimulai di Bundaran Hotel Indonesia yang akan menjadi titik kumpul. Kemudian massa akan berjalan menuju Istana Negara dan selanjutnya bergerak menuju Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Kesehatan. Selain dari KSPI, aksi tersebut juga akan diikuti oleh elemen buruh lainnya yang tergabung dalam GBI.

Ketua Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPMI) Kota Tangerang Riden Hatam Aziz menyatakan sebanyak 2.200 buruh dari Tangerang akan ikut dalam aksi tersebut. Massa yang merupakan buruh berasal dari Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. "Kami akan bergabung dengan 1.100 buruh dari Serang dan kawan-kawan dari Jabodetabek lainnya," jelas Riden.

Buruh akan menyuarakan aspirasinya dengan damai. Pemerintah diharapkannya tidak mengabaikan aspirasi mereka, karena ada jutaan buruh yang nasibnya terkatung–katung akibat sikap pemerintah kurang maksimal dalam menangani dolar Amerika Serikat yang terus menguat.  antara/c36 ed: Erdy Nasrul

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement