Jumat 31 Jul 2015 13:32 WIB

JakBook tak Sekadar Gebyar Buku

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menjadi pintar adalah hak semua orang. Tak seorangpun boleh terdiskriminasi untuk mendapatkan pendidikan. Guna mendukung misi yang juga digalakkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta itu, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta menyelenggarakan JakBook and Edu Fair 2015, di Plaza Parkir Timur Senayan Jakarta, pada 27 Juli hingga 3 Agustus 2015.

Pameran buku dan perlengkapan sekolah terlengkap itu telah menginjak tahun pelaksanaan ke-25. Tahun ini, acara juga melayani pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP). "Bukan hanya pameran para penerbit buku, tetapi juga memfasilitasi para pemegang KJP untuk berbelanja memenuhi kebutuhan sekolah," ujar Ketua Pelaksana, Tatang T Sundesyah, Kamis (30/7).

Sebanyak 238 tenant memenuhi 246 stan yang tersedia. Sekitar 60 persen di antaranya adalah stan perlengkapan sekolah, dan 40 persen lainnya adalah stan penerbit buku.

Tiap harinya, puluhan ribu pengunjung memadati pameran tersebut. Pengunjung umum dan pemegang KJP berbaur dan berbelanja kebutuhan sekolah anak mereka. "Tidak ada alasan lagi mereka yang kekurangan karena sudah ada bantuan dari Pemprov DKI," ujar Tatang.

Berkolaborasi dengan Gerakan Ayo Membaca Indonesia (AMIND), dihelat pula rangkaian kegiatan panggung JakBook Festival. Pengunjung dapat menyimak ragam talkshow, workshop, seminar, launching, dan pergelaran menarik. "Ada juga Pemilihan Duta Pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA sederajat untuk wilayah Jabodetabek," ungkap Abdul Ajid, panitia JakBook yang membidangi bagian acara.

Acil Partawijaya, ketua Rumah Baca Fun With English (FWE), menganggap helatan itu cukup berperan dalam pendidikan. Namun, pria yang mengunjungi JakBook sejak awal pembukaan berharap kegiatan tak hanya sebatas seremonial tahunan.

Misalnya, lokakarya acara bisa dilanjutkan dengan pemberdayaan guru-guru, tokoh masyarakat, dan aktivis. Bukan hanya di pusat kota, tetapi juga di daerah. "Jika pintar adalah hak maka pemerintah wajib memintarkan anak bangsa," ujarnya.

Acil yang telah delapan tahun membidangi pendidikan anak marginal itu mendorong pemerintah untuk membuktikan kerjanya dengan melayani masyarakat. Pendidikan harus merata hingga ke kampung dan desa.

Sejak 2007, rumah baca yang dibangun Acil di pinggir kali telah mencerdaskan ratusan anak kurang beruntung. Pria 64 tahun itu bertekat mengabdikan sisa hidupnya berbagi ilmu dan bermanfaat bagi sesama.

Baginya, tidak mudah menumbuhkan minat membaca. Tetapi, ia berhasil membujuk anak-anak berkumpul dengan mendongeng dan membuat biskop keliling (beling) hingga anak-anak di sekitar wilayah Karet Tengsin kini gemar membaca.

Pria kelahiran Bandung itu mengaku akan tetap berjuang dengan apa yang telah dirintisnya meski tak pernah ada dukungan dari pemerintah. Namun, ia berharap pemerintah juga memperhatikan pemerataan pendidikan. "Hak semua orang untuk pintar jangan hanya jadi slogan. Misalnya, pemerintah bisa menggagas pelatihan anak kampung atau menyediakan buku murah," ia menukas.

Pinta Acil itu terjawab dalam kegiatan JakBook, yang menjamin harga buku dan perlengkapan sekolah lebih murah dari harga pasaran. Khusus pemegang KJP, akan mendapat diskon sebesar 15 persen.

Sejak awal, panitia JakBook telah mewajibkan aturan itu kepada peserta pameran. Panitia bahkan menjamin akan mengganti dengan dua kali lipat harga barang jika terdapat barang yang terbukti lebih mahal.

Adanya aturan tersebut dibenarkan oleh salah satu peserta pameran, Penerbit Erlangga. Tidak ada kenaikan harga resmi dari buku-buku yang mereka bawa. "Pemberitaan yang bilang buku mahal itu fitnah, semua harga bisa dicek," ungkap Manager Stan Divisi Penerbit Erlangga Jufido Hutauruk.

Selama pameran, Penerbit Erlangga justru memberikan banyak potongan harga. Ada juga promosi bonus suvenir untuk pembelian buku dalam jumlah tertentu.

Penerbit Erlangga hadir dalam dua stan, divisi buku pelajaran dan nonpelajaran. Jufido yang mengoordinasi Divisi Pelajaran menginformasikan, pihaknya membawa buku-buku pelajaran untuk SD, SMP, SMA, dan buku umum.

Sutesna, salah satu pengunjung, berbelanja menggunakan KJP. Ia mencari kebutuhan sekolah ketiga anaknya di JakBook Fair. "Sudah beli buku tulis dan sepatu, tinggal cari seragam. Kalau buku paket dari sekolah ada, sudah disiapkan," katanya.  c34 ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement