Senin 20 Apr 2015 16:00 WIB

Sanggar Betawi Terancam Punah

Red:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keberadaan sanggar kesenian Betawi di Ibu Kota kian memprihatinkan. Bagimana tidak, saat ini tercatat hanya puluhan sanggar seni Betawi yang masih eksis. ''Bisa dihitung dengan jari. Enggak sampai 80 sanggar yang masih eksis melestarikan seni budaya asli Jakarta ini,'' kata Ketua Yayasan Benyamin Sueb, Beno R Benyamin.

Beno mengatakan, budaya Betawi saat ini semakin menurun kelestariannya. Kesenian Betawi semakin memiliki ruang gerak yang sempit untuk dilestarikan. Ia menyebut, pada 1986 tercatat ada 579 sanggar Betawi. Namun, mulai 2000-an sampai sekarang, sanggar Betawi bisa dihitung jari,'' kata Beno di sela acara parade seni Betawi bertajuk "Seniman Betawi Jangan Menangis" yang digelar di Setu Babakan, Jagakarsa, Ahad, (19/4).

Menurun drastisnya jumlah sanggar kesenian Betawi, Beno mengatakan, memang karena minimnya kesempatan tampil di sejumlah stasiun televisi, hotel, dan tempat umum lainnya. Ia membandingkan kondisi berbeda yang terjadi di Yogyakarta dan Jawa Barat. Di daerah itu, ia menilai, budaya masing-masing daerah tetap dilestarikan. ''Kami juga menyadari untuk tampil di berbagai kesempatan harus memenuhi beberapa kriteria di antaranya kesiapan kesenian dan dukungan kebijakan,'' katanya.

Beno mengatakan, upaya pembinaan seni budaya Betawi memerlukan sentuhan kebijakan yang memadai. Oleh karena itu, seniman Betawi mendukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) dalam upaya pelestarian budaya asli Jakarta.

Yayasan Benyamin S menggelar acara tersebut lantaran kian tepuruknya nasib para seniman Betawi. Nasih sanggar kesenian Betawi yang terancam punah, ia mengatakan, salah satunya juga karena tak ada payung hukum yang mengatur dan melindungi eksistensi budaya Betawi.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok didampingi Wali Kota Jakarta Selatan, Syamsuddin  Noor turut hadir pada acara tersebut. Ahok tiba di lokasi acara mengenakan baju sadariah khas Betawi berwarna putih, peci hitam, dan celana panjang hitam. Gubernur dan rombongannya disuguhi sejumlah kesenian Betawi, seperti nyanyian ala Betawi, pantun, tari topeng dan lainnya.

 

Ahok saat memberikan sambutan mengatakan, pemprov siap jika ada warga yang ingin menjual tanahnya. ''Kita ingin nih  kalau ada yang mau jual tanah ke kita. Setengahnya  dijual jadi 200 hektar lebih milik kita, biar dikuasai Pemprov,'' kata Ahok.

Ia mengatakan nantinya pemerintah akan memanfaatkan lahan tersebut untuk melestarikan kampung Betawi. Di kampung itu kelak akan ditanami pepohonan yang juga merupakan tumbuhan khas Betawi. Ahok berjanji akan membelikan tanaman seperti pohon semanggi dan pohon menteng yang bisa ditana kembali.

Menurut Ahok, Jakarta sendiri memang sulit untuk dipisahkan menjadi kota metropolitan. Gaya hidup masyarakatnya semakin lama terus berkembang. Akan tetapi dengan adanya kampung Betawi, Ahok mengatakan tempat ini dapat mengenalkan kepada khalayak luas bahwa bentuk Jakarta dahulunya seperti ini. c11 ed: Andi Nur Aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement