Senin 30 Mar 2015 14:00 WIB

Jalur Tengkorak Cakung - Cilincing

Red:

Ruas jalan yang menghubungkan perbatasan antara Jakarta Utara dan Jakarta Timur Cakung-Cilincing (Cacing) tampaknya sangat melekat dengan tragedi-tragedi menyeramkan, seperti kasus tabrakan pengendara roda dua dengan truk trailer hingga menyebakan korban tewas.

Ruas jalan ini akrab dikenal dengan jalur tengkorak Cacing. Tak pelak kejadian tabrakan di area tersebut diperkuat dengan struktur jalan yang rusak dan berlubang dengan kedalaman sekitar 20-40 cm. ditambah lagi dengan berpasir yang mengakibatkan pengendara roda dua sering terjatuh hinga meregang nyawa.

Belum lagi debu yang beterbaran. Pengendara kerap terganggu penglihatannya ketika melewati jalur ini. pengendara sepeda motor, terutama. Jika tak menggunakan kacamata maka dipastikan mudah mengalami iritasi. Ketika penglihatan terganggu, konsentrasi hilang. Hal ini memudahkan pengendara mengalami kecelakaan.

Hal sama juga berlaku bagi pengendara mobil. Ketika debu beterbaran maka penglihatan mereka terganggu. Dikhawatirkan pengemudi tak mampu memandang apa yang ada di depannya dengan jelas.

Jalan sepanjang 20 kilometer dan lebar 12 meter ini memang tak luput dari aktivitas truk trailer atau kontainer yang lalu-lalang mengangkut barang-barang dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Tak pelak, kerusakan di jalan ini banyak dijumpai di beberapa titik yang menjadi daerah rawan kecelakaan.

Sempat ada perbaikan di jalan ini tapi anehnya tetap saja berlubang. Jika tak hati-hati maka kendaraan secara tiba-tiba akan masuk ke dalam lobang jalan. Kehilangan konsentrasi sangat mungkin terjadi sehingga kendaraan bermotor jatuh karena hilang keseimbangan. Hal ini tentu sangat mengganggu kenyamanan.

Masih hangat dalam ingatan, seorang ayah, Soni Lesmana (39 tahun), dan keempat anaknya saat melintas di Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara. Soni tewas bersama kedua putranya, yaitu Jovan (6 tahun) dan Stenly Kenedi (12 tahun) akibat sepeda motor yang dia kendarai oleng hingga tergilas ban truk trailer.

Sedangkan, dua buah hatinya, yaitu Noval Raihan (9 tahun) mengalami luka memar di bagian tangan dan kakinya. Sedangkan, William Saputra (3 tahun) mengalami patah tulang di paha kiri dan pinggang.

Tak hanya itu, nasib menyedihkan lainnya dialami keluarga bapak Rosit Kurniadi warga Taman Narogong Indah Jembatan III, Pengasinan, Bekasi Timur, beberapa tahun silam. Dirinya hendak mengarah dari rumah menuju daerah Warakas I, Tanjung Priok, tempat orang tuanya berada melalui jalur Cacing. Rosit Kurniadi (43 tahun), bersama dengan kedua anaknya Dini (12 tahun), Zachra (5 tahun), serta istri Nunung (38 tahun) mengalami kejadian mengharukan saat melintas jalan tersebut.

Rosit berniat menyalip truk tersebut, namun nasib buruk menimpanya. Sepeda motor yang dikendarai terpeleset oleh pasir dan menyebabkan putri terakhirnya Zachra tewas seketika. Putrinya terlindas ban truk tersebut. Kemudian sang istri Nining mengalami patah tulang di tangan kanannya.

Pada saat dia memang berniat menyalip truk tersebut dari sebelah kiri, pasir yang sangat tebal di jalan membuat ban motor selip. "Saya terpental ke sebelah kiri dan anak saya (Zachra) jatuh tepat ke sebelah kanan roda belakang truk trailer," terang Rosit saat ditemui Republika di kediamannya, Ahad (22/3) lalu.

Dalam kecelakaan maut ini, para pengendara truk kontainer kerap menjadi tersangka lantaran dinilai yang paling bertanggung jawab atas kejadian itu. Kendati demikian, mereka mengaku kadang tidak mengetahui jika kendaraannya menggilas tubuh pengendara sepeda motor.

Sopir juga sempat menyengol salah seorang pengendara, akan tetapi insiden tersebut tak sampai merenggut jiwa sang pesepeda motor tersebut.

Yang selalu menjadi korban kecelakaan adalah pengendara sepeda motor. Rosit menceritakan truk trailer yang melintasi jalur ini kerap berkecepatan tinggi. Bahkan, ada juga yang saling berbalapan. Hal ini membuat pengendara sepeda motor khawatir. Meskipun sepeda motor sudah berjalan di pinggir, tetapi masih memungkinkan tertabrak truk trailer. Pengendara akhirnya tewas mengenaskan.

Secara fisik memang terlihat kondisi sangat berbeda antara jalur Cilincing menuju Cakung, dengan ruas Cakung menuju Cilincing. Kedua jalur tersebut tampak berbeda dari lebarnya jalan. Cakung menuju Cilincing, lebar jalan sekira 20 meter dan agak rapi. Sebaliknya jalur Cilincing menuju Cakung, lebar jalan kurang lebih 12 meter. Terlebih kondisi jalanya rusak parah dan permukaan asapal tidak rata.

Truk kontainer di jalur Cacing mengantarkan atau mengambil barang yang dikirim. Jalan 'Cacing' merupakan jalur distribusi yang menyokong aktivitas perekonomian. Jalur ini dimanfaatkan untuk membawa komoditas impor menuju pasar untuk dijual. Truk kontainer yang membawa komoditas tersebut akan melintasi jalur Cacing ini. Kemudian, masuk ke jalur tol menuju berbagai daerah di Pulau Jawa. n c17 ed: erdy nasrul

Harus Hati-Hati

Kanit Laka Satwil Lantas Polres Jakarta Utara AKP Heri Amran mengatakan, di Jakarta Utara, wilayah Cilincing memang rawan terjadi kecelakaan. Sehingga, dia mengimbau pengendara motor harus berhati-hati dalam melakukan perjalanan. "Imbauan kita mulai daerah Cacing (Cakung Cilincing), RE Martadinata, dan Kelapa Gading karena tempat tersebut terlalu banyak kecelakan. Masyarakat harus berhati-hati," kata Heri Amran.

Penindakan juga akan terus dilakukan. Sopir yang ugal-ugalan akan ditilang. Kecelakaan yang terjadi di sana juga akan diproses hukum. Penindakan ini harus dilakukan untuk memberikan efek jera. Jangan sampai para sopir mengabaikan keselamatan orang lain saat berlalu lintas.

Sementara itu, Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi menjelaskan, jalur Cacing merupakan jalan nasional. Pasalnya, melayani kepentingan nasional atas dasar kriteria yang startegis dan juga sebagai pergerakan ekonomi.

"Pihak Bina Marga harus bertanggung jawab atas rusaknya jalan di sini, dan mereka harus terus mengontrol tempat tersebut," ujar Rustam Effendi saat dihubungi Republika, Rabu (25/3). Peristiwa kecelakaan yang terjadi di sekitar Jalan Cacing memang kerap terjadi. Namun, hal itu tak menyurutkan masyarakat melintasi jalur itu.

Jalan tersebut merupakan urat nadi masyarakat. Mereka yang hendak menuju Pondok Kopi, Jakarta Timur, harus melintasi jalur ini. Begitu juga mereka yang ingin menuju Babelan dan Harapan Indah, Bekasi. Suara bising dari mesin truk kontainer dan pekatnya asap knalpot tak membuat aktivitas orang berhenti. Mereka tetap beraktivitas dan melakukan hal-hal yang seharusnya mereka lakukan. n c17 ed: erdy nasrul

Data Polantas terkait kecelakaan di Cacing

2014 - 2015

28 kecelakaan

Korban

12 orang tewas

1 luka berat

23 luka ringan

Kerugian

Rp 36 juta

2013

37 kecelakaan

Korban

10 orang tewas

2 luka berat

33 luka ringan

Kerugian Rp 72,4 juta

Sumber: Satlantas Polres Jakarta Utara

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement