Rabu 22 Oct 2014 12:00 WIB

Populernya Bingkai Foto di Tangsel

Red:

Foto-foto yang dipajang membutuhkan bingkai agar bisa digantung di dinding atau didirikan di atas meja. Di berbagai toko hingga pedagang kelontong keliling biasanya menjual bingkai foto aneka ukuran, bentuk, dan warna.

Di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, ada kecenderungan peningkatan permintaan terhadap bingkai foto. Apa sebabnya? Pergantian presiden, itulah yang menjadi penyebab melonjaknya permintaan bingkai foto di sana.

Permintaan bingkai foto meningkat seiring dilantiknya pasangan presiden terpilih dari pemilihan presiden pada Juli 2014, yaitu Presiden Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sering dipanggil JK. Pelantikan resminya berlangsung di Gedung Parlemen MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Senin (20/10).

Naiknya Jokowi-JK dan lengsernya presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono dan wakilnya Boediono tak hanya secara kelembagaan saja. Naik dan lengsernya tokoh itu pun disertai dengan naik-turunnya bingkai foto pasangan pemimpin negara ini dari ruangan-ruangan di gedung-gedung pemerintahan, institusi publik, sekolah, universitas, rumah sakit, juga hotel.

Turun-naiknya bingkai itu memang biasanya terjadi setiap lima tahun sekali seiring dengan pergantian presiden. Namun, penggantian benda berbentuk persegi dari kayu, logam, atau plastik itu juga sering diganti di saat isi fotonya diganti. 

Di Tangsel, permintaan bingkai foto tersebut datang dari sekolah-sekolah dan perkantoran. Kusnadi (32 tahun) pedagang bingkai foto di Tangsel menuturkan, peningkatan permintaan bingkai foto memang belum signifikan. Tapi, dibanding hari-hari biasa ada lonjakan permintaan dari konsumen. "Biasanya, setelah seminggu baru lonjakannya sangat tinggi," terangnya kepada Republika, Senin (20/10).

Menurut pria asal Pandeglang ini, sampai hari pelantikan presiden, lonjakan permintaan bingkai yang dialaminya baru 30 persen. Ia menambahkan, setelah seminggu lonjakan bisa sampai tiga kali lipat dari itu.

Kusnadi menjual bingkai foto berkisar harga Rp 100 ribu per buahnya. Pria yang berjualan di kawasan Nusa Indah, Tangsel, ini menjelaskan, jarang sekali konsumen yang membeli bingkai beserta fotonya. Biasanya, kata dia, konsumen mencetak foto sendiri atau mencetaknya langsung ke percetakan. Jika ada konsumen yang membeli bingkai beserta fotonya maka pembelinya tinggal menambah uang Rp 15 ribu per foto.

Dari pembeli yang datang ke tokonya, paling banyak mereka memesan bingkai berukuran 22 x 33 cm. "Kebanyakan pesanan ya  ukuran standar buat dipajang di kelas-kelas atau di ruangan-ruangan perkantoran," kata dia.

Pedagang bingkai lainnya, Silvester (33), membenarkan adanya peningkatan pesanan bingkai foto dari konsumen. Menurut pria asli Flores itu, untuk wilayah Tangsel pesanan yang datang sebagian besar dari daerah Bintaro dan Gading Serpong.

Menurut Silvester, sebanyak 95 persen konsumen memesan produknya melalui media online. Oleh sebab itu, pesanan yang datang kepadanya justru dari seluruh wilayah di Indonesia ini.

Pria yang sudah berbisnis bingkai foto selama empat tahun ini mengambil keuntungan sebesar 20-30 persen per bingkainya. Ia memproduksi bingkai yang terbuat dari fiber, bukan dari kayu. Soalnya, lanjut dia, bingkai dari fiber jauh lebih disukai konsumen dan lebih tahan lama.

Silvester juga mengaku kalau bingkai yang banyak dipesan adalah yang berukuran 22 x 33 cm. Tapi, menurutnya, ada juga pembeli yang memesan ukuran lebih besar. "Biasanya kalo buat di ruangan khusus, konsumem memesan ukuran 30 x 42 cm, tapi jarang," tambahnya. n c93 ed: dewi mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement