Selasa 21 Oct 2014 15:00 WIB

Nyok, Kite ke Jajanan Kampung Betawi

Red:

Tehyan khas gambang kromong mengalun memainkan nada lagu khas Betawi "Kicir-kicir" hingga berbagai lagu yang dibawakan seniman kondang Betawi Benyamin Sueb. Kemeriahan itu berlangsung dalam Festival Jajanan Kampung Betawi di Setu Babakan, Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, telah dibuka, Jumat (16/10) pagi di selasar halaman depan Mal Artha Gading (MAG).

"Beli nasi uduk di Kampung Sawah. Beli singkong di warung Bang Matin. Kalau disuruh duduk di bangku saya. Tolong rombongan saya dihormatin," demikian sahut-sahutan pantun Bang Rojali ke Bang Amat sang penerima tamu, dalam upacara Palang Pintu saat pembukaan dari rangkaian perayaan ulang tahun ke-10 MAG  itu.

Rombongan datang dari depan gapura yang didampingi ondel-ondel yang menari seiring musik khas Betawi. Suara petasan menambah kemeriahan ketika rombongan sudah melewati Pagar Jagoan. Arak-arakan tersebut menuju panggung, pementasan dimulai, dan gambang kromong mulai memainkan alunan musiknya mengiringi tarian dari para penari.

Festival itu rupanya suatu acara yang berusaha menampilkan aneka ragam terkait Betawi dan budayanya. Pihak MAG mengadopsi tema Kampung Betawi Setu Babakan agar lebih dikenal masyarakat secara luas, khususnya pengunjung yang datang ke sana.

Ciri nuasa Kampung Betawi amat terasa di festival ini, dari mulai dekorasi rumah tradisionalnya hingga minuman dan makanan yang menjadi sorotan utama yang bediri di tenda depan panggung. Begitu datang, pengunjung langsung antre untuk menukarkan uangnya dengan tiket khusus yang hanya berlaku saat festival ini berlangsung.

Uniknya, yang digunakan sebagai tiket adalah kertas dengan nilai nominal yang sama seperti Rp 10 ribu ditukar dengan 10 uang festival. "Ketika mengembalikan sisa pembelian dengan uang kertas juga," ujar Nana Mega (23 tahun) asal Surabaya. Tiket uang ini tersedia dari nominal seribu hingga 10 ribu.

Dalam festival ini usaha kecil menengah (UKM) binaan Pemerintah Kota Jakarta Utara menyajikan jajanan, seperti bir pletok, nasi ulam, laksa betawi, kerak telor, ketoprak sayur ci'eng, rujak asinan betawi, dan jali-jali. Tidak hanya makanan khas Betawi, jajanan camilan khas Betawi yang saat ini sudah jarang ditemukan di Kota Jakarta.

Tidak hanya kuliner, para pengunjung festival Jajanan Kampung Betawi Situ Babakan ini juga bisa menikmati wahana rekreasi, seperti tong setan (aktrasi motor), kicir-kicir, kora-kora, carousell, kereta mini, serta berbagai macam permainan pasar malam namun dengan kelengkapan yang aman, bersih, dan tidak terkesan kumuh.

Dalam sambutannya, perwakilan MAG, Cynthia Rangel, menyampaikan, acara ini sebagai bentuk apresiasi terhadap kebudayaan Betawi agar mengenal lebih jauh Setu Babakan yang merupakan cagar budaya Betawi. Sehingga, katanya, perlu diketahui oleh masyarakat luas dan sekaligus memberi pengalaman wisata kuliner kepada pengunjung MAG. "Pada 27 Oktober 2004, merupakan awal pertama mal ini beroprasi, sehingga ke depannya Kampung Jajanan Betawi ini menjadi salah satu agenda rutin," katanya.

Kampung Jajanan Betawi Setu Babakan ini akan berlangsung hingga 2 November mendatang, setiap Senin-Jumat dan tiap akhir pekan. Rencana ke depannya, pihak penyelenggara juga akan mengusung keanekaragaman kekayaan budaya Betawi dari lima wilayah di Provinsi DKI Jakarta. n c94 ed: dewi mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement