Selasa 30 Sep 2014 12:00 WIB

Jalur Terlarang di Kalimalang

Red:

Jalan Kalimalang yang terbentang sepanjang 20 kilometer itu membelah enam kecamatan. Sayangnya, sepanjang puluhan kilometer tersebut nyaris tidak ditemukan pembatas jalan. Alhasil, kendaraan dari arah berlawanan kerap berpapasan sehingga meningkatkan risiko kecelakaan.

Alasan itulah yang membuat Jalan Kalimalang sering disebut jalur maut bagi pengendara. Jalan Kalimalang dimulai dari Cawang Baru-Pondok Bambu-Cipinang Melayu-Pondok Kelapa-Lampiri-Transito-Sumber Arta-Jakapermai-Galaxi-Bumi Satria Kencana dan berakhir di Mall Metropolitan Bekasi.

Kasatlantas Polresta Bekasi Kompol Heri Ompusunggu menyebut Jalan Kalimalang rawan kecelakaan. "Terutama bagi pengendara motor," tutur Heri saat berbincang dengan Republika, Sabtu (27/9).

Ia menuturkan, banyak faktor yang membuat kecelakaan kerap terjadi di Kalimalang. Namun, faktor utama adalah kondisi jalan yang rusak dan kurangnya pembatas jalan antara arus dari Bekasi ke Jakarta dan sebaliknya, dari Jakarta ke Bekasi.

Subhan, warga Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, meminta Pemerintah Kota Bekasi membuat jalur baru di seberang Jalan Kalimalang. "Wilayah Kalimalang merupakan jalur maut bagi pengendara motor karena kurangnya pembatas di jalan raya itu," tutur Subhan kepada Republika, Sabtu (27/9).

Ia menyarankan Dinas Perhubungan Bekasi membuat jalur khusus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway Transjakarta (APTB) via Kalimalang. Sehingga, warga Bekasi yang menggunakan kendaraan pribadi bakal beralih ke transportasi massal itu. "Jika memungkinkan, bus APTB dari Kota Bekasi ke Jakarta itu terdiri dari bus gandeng. Jadi, bisa muat banyak penumpang," jelasnya.

Warga Bekasi lainnya, Muhammad Ryan (17) meminta polisi memasang rambu-rambu lalu lintas di lokasi yang rawan kecelakaan. "Banyak pengendara motor yang ugal-ugalan di Jalan Kalimalang," ujar Ryan.

Ditemui terpisah, Kepala Unit Kecelakaan (Laka) Polresta Bekasi Ajun Komisaris Polisi (AKP) Heri Purwanto menyatakan Jalan Raya Siliwangi dan Jalan Raya Kalimalang sangat rawan kecelakaan.

"Penyebab utama seringnya terjadi kecelakaan di ruas Jalan Siliwangi dan Kalimalang ialah tidak adanya median jalan dan trotoar," tutur Heri, Ahad (28/9).

Sedangkan penyebab lain yaitu lantaran truk dan bus sering melintas di dua ruas jalan itu. Kondisi jalan yang buruk ditambah jumlah kendaraan bermotor yang membeludak membuat risiko kecelakaan di jalur perniagaan itu kian besar.

Menurut Windra Dores, warga Bekasi Jaya, kecelakaan di Jalan Kalimalang kerap terjadi karena tikungan tajam. "Jalannya terlalu licin dan berlubang sehingga rawan kecelakaan," kata dia.

Tidak adanya pelebaran jalan sementara jumlah kendaraan yang melintas terus meningkat membuat Jalan Kalimalang juga sering dilanda kemacetan. Terutama, pada jam berangkat dan pulang kerja.

Kondisi itu diperparah dengan banyaknya truk-truk pengakut tanah dari kawasan industri. Tanah dari truk-truk itu sering berceceran di jalan raya. "Akibatnya, apabila tanah terkena air hujan akan membuat jalanan licin. Penyebab lainnya ialah faktor kelalaian pengendara atau human error," kata Deden Abdurrahman, warga Kota Bekasi. n c57 ed: karta raharja ucu

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement