Jumat 06 Jun 2014 14:00 WIB

Amankah Gadget untuk Si Kecil?

Red:

Gadget saat ini bukan hanya menjadi konsumsi orang dewasa, melainkan anak-anak pun menjadi pasar empuk bagi para produsen perangkat canggih tersebut. Karena itu, sejumlah produsen berlomba-lomba membuat fitur dan varian khusus anak.

Melihat gencarnya mereka menawarkan gadget kepada anak-anak, para orang tua  diminta untuk tidak terbuai begitu saja.

Varian perangkat yang terbaru bagi anak diperkenalkan oleh Samsung. Samsung Galaxy 4 Series dimunculkan dengan mengusung tagline “Better Together, Safe for Kids”.

“Tidak saja untuk para profesional dan mereka yang dinamis dalam aktivitasnya, tetapi juga agar gadget yang didesain dan dipasarkan bisa juga digunakan oleh seluruh anggota keluarga dan utamanya adalah aman bagi anak,” ujar Product Marketing Senior Manage  Samsung Mobile Selvia Gofar.

Semangat dan pemikirannya bahwa gadget juga harus aman dan bisa dinikmati anak-anak untuk belajar dan bermain didampingi orang tuanya. Samsung pun memperkenalkan tablet yang aman untuk anak-anak, berkat adanya fitur khusus, yaitu Kids Mode.

Sebenarnya, fitur tersebut sudah diperkenalkan di seri Samsung Galaxy S5. Aplikasinya di Tab 4 Series lebih banyak dilengkapi animasi baru dan koleksi suara yang beragam. Orang tua juga bisa membuatkan akun khusus anak-anak di tab yang mereka gunakan bersama. Selebihnya, anak-anak hanya bisa mengakses halaman mereka saja, tanpa mengintip milik orang tuanya.

Ketua Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI) Luhur Budiyarso menilik inisiatif beberapa perusahaan gadget telah mengintegrasikan hak-hak anak dalam pelaksanaan kebijakan, program kerja, dan produknya. “Kami memberikan penilaian terhadap perusahaan yang menerapkan 10 prinsip perusahaan layak anak, yaitu prinsip-prinsip bisnis yang mengintegrasikan hak-hak anak dalam pelaksanaan kebijakan, program kerja, dan produknya,” ujarnya.

Ia mengakui, berkembangnya teknologi, khususnya ponsel pintar dan tablet memang tidak bisa dihindarkan. Sehingga, banyak yang mengembangkan dalam bentuk produk ramah anak. Saking merasa dekat dengan piranti tersebut, alat-alat elektronik ini sering dibawa ke mana-mana oleh anak, termasuk ketika makan.

Penelitian terbaru menemukan adanya bahaya tidak terlihat jika kebiasaan tersebut dibiarkan orang tua. Bahaya dapat berakibat fatal karena penggunaan alat elektronik bisa membuat anak kurang asupan gizi dan terhambatnya komunikasi antarkeluarga.

Menilik hal tersebut, Luhur meminta para produsen tidak hanya mengejar keuntungan semata. Mereka didorong untuk mengedukasi orang tua untuk mengawasi anaknya kala membuka perangkat canggihnya.

Seperti dikutip dari Phonearena, orang tua membutuhkan gadget yang dapat mengontrol aplikasi yang boleh diinstal atau memblokir aplikasi yang dianggap tidak pantas. Orang tua juga dapat memblokir orang-orang tertentu dari daftar kontak. Ditambah lagi, bisa memilih hingga lima nama dalam daftar kontak utama, dan nama-nama ini tidak dapat dihapus oleh sang anak.

Spesifikasi seperti itu telah diterapkan oleh pionir piranti canggih khusus anak, Kurio. Mereka juga dapat mengontrol jumlah menit anak mereka menggunakan panggilan telepon dan membatasi jumlah pesan teks yang dikirim. Meskipun, tidak bisa mengintip isi teks dan pesan MMS.

GPS pada smartphone Kurio dapat melaporkan lokasi anak setiap 60 menit. Ada pula fitur geofence yang dapat diatur yang berarti bahwa jika anak memasuki area terbatas tertentu, orang tua akan menerima peringatan. Daerah yang dibatasi dapat diaktifkan selama hari dan waktu tertentu.

Oregon Scientific juga meluncurkan tab Meep X2 yang hanya bisa dibeli di toko mainan tertentu seharga Rp 1,6 juta. Segmennya khusus anak berusia minimal enam tahun. Fitur unggulan yang dibawa Meep X2, adanya pengawasan orang tua terhadap situs dan aplikasi yang tidak layak dilihat si kecil. Pengawasan konten ini dapat dilakukan dari tablet maupun dari PC.

Perlu pengawasan

Kehadiran beragam gadget tersebut diakui staf  Kementerian Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bidang Pendidikan Usia Dini, Lenny N Rosalin, harus mendapat perhatian khusus. Pasalnya, demam gadget yang dialami masyarakat tidak disertai kesadaran untuk melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya.  rep:indah wulandari  Ed:khoirul azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement