Kamis 11 Feb 2016 13:00 WIB

'Penampakan' di Era Perang Dingin

Red:

 

Oleh Siwi Tri Puji B

 

Dalam budaya populer, istilah UFO — kepen dekan dari unidentified flying object alias objek terbang tak di kenal — menga cu pa da pesawat ruang angkasa. Alien atau makhluk angkasa luar kerap dianggap berada di balik kemunculan objek ini.

Sepanjang sejarah, penampakan UFO dilaporkan di berbagai belahan dunia, dari Afrika hingga Amerika. Penampakan ini memunculkan pertanyaan tentang kehidupan di planet lain. Mereka menjadi subjek utama dari minat dan inspirasi di balik berbagai film dan buku, seringkali mengikuti perkembangan peroketan setelah Perang Dunia II.

Penampakan UFO pertama kali dilaporkan terjadi pada tahun 1947, ketika pengusaha Kenneth Arnold mengaku melihat sembilan objek kecepatan tinggi terbang berkelompok di dekat Gunung Rainier di Washington saat ia tengah menerbangkan pesawat kecilnya. Arnold memperkirakan kecepatan benda berbentuk bulan sabit ini mencapai beberapa ribu mil per jam dan mengatakan mereka pindah "seperti piring me lompat-lompat di atas air." Dari sini istilah piring terbang muncul, yang sejatinya berasal dari kesalahan media mengutip omongan Arnold.

Sejak itu, penampakan objek tak dikenal di angkasa dilaporkan meningkat. Pada tahun 1948 Ang katan Udara Amerika Serikat mulai mela kukan investigasi atas laporan ini, dengan membentuk tim investigasi yang disebut Project Sign. Pendapat awal mereka yang terlibat dengan proyek ini adalah bahwa UFO yang paling mungkin adalah pesawat Uni Soviet yang canggih, walau tak me ngesampingkan kemungkinan objek itu pesawat ruang angkasa dari dunia lain, yang disebut extraterrestrial hypothesis (ETH).

Berturut-turut setelah itu, militer AS meluncurkan beberapa investiga si. Dalam setahun, Project Sign di gan tikan oleh Project Grudge, yang pada tahun 1952 digantikan oleh Pro ject Blue Book, yang berkantor pusat di Pangkalan Udara Wright-Patterson di Dayton, Ohio. Dari 1952-1969 Pro ject Blue Book menemukan lebih dari 12 ribu penampakan atau peristiwa, yang masing-masing akhirnya dikla sifikasikan sebagai (1) "teridentifi ka si" atau (2) "tak teridentifikasi". Kate go ri yang terakhir ini jumlahnya se ki tar 6 persen dari total investigasi mereka.

Sejak saat itu, isu UFO lekat de ngan masyarakat AS dan dunia. Publik banyak yang meyakini, makhluk angkasa luar mulai mengerling Bumi sebagai tempat bermukim baru. Pada musim panas 1952, se rang kaian radar di Bandara Nasional di Washington, DC dikabarkan me nangkap fenomena tak biasa. Na mun peristiwa ini dikaitkan dengan inversi suhu udara di atas kota, mes ki tidak semua orang yakin dengan penjelasan ini.

Sementara itu, jumlah laporan UFO mencapai rekor tertinggi pada 1952. Hal ini mendorong Badan In telijen AS, CIA, untuk menyelidikinya. Mereka membentuk sebuah panel yang terdiri dari para pakar lintas bi dang. Panel dipimpin oleh HP Ro ber t son, seorang fisikawan di Ca lifor nia Institute of Technology di Pasade na, California. Panel Ro bertson berte mu selama tiga hari pada tahun 1953 dan mewawancarai pejabat militer dan kepala Project Blue Book. Mereka juga menelaah semua rekaman film dan foto-foto tentang UFO.

Kesimpulan Panel Robertson, 90 persen dari penampakan bisa de ngan mudah dikaitkan dengan fenomena astronomi dan meteorologi. Selain itu, penampakan ini tidak menimbulkan ancaman keamanan yang jelas, dan tidak ada bukti yang mendukung adanya ETH. Bagian dari laporan panel ini dirahasiakan CIA sampai tahun 1979.

Panel kedua didirikan pada ta hun 1966 atas permintaan Ang katan Udara AS untuk meninjau materi yang paling menarik yang dikum pul kan oleh Project Blue Book. Dua ta hun kemudian panel ini, yang mem buat studi rinci tentang 59 penampakan UFO, merilis hasilnya dalam sebuah laporan bertajuk Scientific Study of Unidentified Flying Objects, juga dikenal sebagai Laporan Con don. Nama laporan ini merujuk pada Edward U Condon, fi si kawan yang memimpin penyelidikan.

Laporan Condon kemudian ditinjau ulang oleh sebuah komite khusus da ri National Academy of Sciences. Sebanyak 37 ilmuwan menulis ulang bab dan sub-bab laporan ini, yang me li puti penyelidikan dari 59 penampakan UFO secara rinci. Seperti Pa nel Robertson, komite menyimpul kan bahwa tidak ada bukti apapun se lain fenomena biasa dalam lapor an itu dan bahwa fenomena UFO ti dak me merlukan penyelidikan lebih lanjut. Seiring dengan peluncuran la poran mereka, laporan aktivitas pe nampakan objek misterius di ang kasa mengalami penurunan. Namun di sisi lain, mulai bermunculan pene litian independen terkait fenomena UFO.

Salah satunya adalah tim yang dimotori J Allen Hynek, seorang astronom di Northwestern University di Evanston, yang mengadakan pe nyelidikan sendiri. Dia menyimpul kan bahwa sebagian kecil dari lapor an UFO yang paling dapat diandalkan memberi indikasi yang pasti terkait kehadiran pengunjung luar bumi. Hynek mendirikan Pusat Studi UFO, CUFOS, yang ia dedikasikan untuk menyelidiki fenomena tersebut.

Selain Project Blue Book, satusatunya catatan resmi dan cukup leng kap lainnya dari penampakan UFO disimpan di Kanada. Pada tahun 1968, penelitian mengenai UFO di pin dahkan dari Departemen Perta hanan Nasional Kanada ke Dewan Riset Nasional Kanada. Catatan di Kanada terdiri dari sekitar 750 pe nam pakan. Penyelidikan lain juga dila kukan pemerintah Inggris, Swe dia, Denmark, Australia, dan Yunani.

Di Uni Soviet, penampakan UFO se ring dikaitkan dengan pengetesan roket militer rahasia. Untuk menga bur kan uji coba, pemerintah terka dang mendorong kepercayaan publik bahwa roket ini mungkin pesawat luar angkasa. Penampakan UFO di Cina juga disebut-sebut sengaja dihem bus kan untuk menutupi aktivitas mi liter yang tidak ingin diketahui publik. Hal lain, fakta bahwa mata telanjang memainkan peran dalam 'salah duga' tentang alien juga kerap dikesampingkan.

Sebuah cahaya terang, seperti planet Venus, sering terlihat bergerak saat diamati dengan mata telanjang. Obyek astronomi lain juga dapat membingungkan untuk pe ngemudi, karena terlihat selalu "mengikuti" mobil. Banyak laporan penampakan UFO ternyata hasil ilusi optik dan keinginan psikologis untuk menafsirkan penampakan sebagai UFO. Setidaknya beberapa penampakan belakangan bahkan diketahui hoax belaka. Radar — dalam hal tertentu lebih dapat diandalkan — juga gagal membedakan antara bendabenda buatan dan jalur meteor, gas terionisasi, hujan, atau diskontinuitas termal di atmosfer.

Satu hal yang tak disadari banyak orang, adalah bahwa kebanyakan buku tentang objek terbang dari luar angkasa atau UFO cenderung ditulis oleh orang-orang yang pro-UFO. Mereka umumnya berfokus pada aspek liar dari fenomena kemun culan nya, seperti penculikan oleh alien atau penampakan pesawat mereka yang tak biasa. Narasumber yang notabene adalah 'saksi mata' membuat cerita tampak meyakinkan (atau sebaliknya, kerap membuat ce rita menjadi lebih membingungkan).

Baru belakangan, beberapa buku tentang UFO mencoba untuk fokus pada fenomena sebagai peristiwa historis atau sosial dalam sejarah, ter utama di Amerika Serikat. David Jacobs, profesor sejarah di Temple University, mencoba meluruskannya pada tahun 1975 dengan menulis buku berjudul The Ufo Controversy in America. Sampai saat ini, bukunya menjadi alat penelitian yang berharga baik oleh orang yang percaya maupun yang skeptis terhadap UFO dan menjadi salah satu buku terbaik yang pernah ditulis tentang fenomena UFO.

Jacobs memulai penjelasannya dengan melihat bagaimana fenomena UFO dimulai pada Juni 1947 de ngan penampakan sembilan piring terbang oleh Kenneth Arnold yang terbang dalam formasi dekat Pegu nungan Rainier di negara bagian Washington. Dia melanjutkan de ngan menjelaskan bagaimana Ang katan Udara AS dan militer menjadi tertarik pada UFO.

Ia memberikan perspektif yang berguna pada penampakan UFO se bagai fenomena berulang. Jacobs mem beri perhatian lebih pada penyelidikan Angkatan Uda ra AS hingga 1969, menyoroti bentrokan antara kubu yang ingin memberhentikan dan kubu yang ingin mem buatnya sebagai prioritas nasional.

Satu hal yang kerap membuat isu UFO menjadi menarik adalah banyak 'bumbu' dalam kisah-kisah yang di sajikan. Misalnya tentang penculikan yang dilakukan oleh alien. Meski pen culikan ini dibantah oleh sebagi an besar psikolog yang terlibat dalam penelitian tentang fenomena UFO — dengan menjelaskan teori "ilusi" yang mungkin dialami pelaku, yang menyebabkan imobilitas sementara — namun ke lompok pro- UFO tetap meyakininya.

Juga, adanya sejumlah fakta yang tak terjelaskan. Misalnya dalam kasus penampakan UFO pertama dilaporkan oleh pilot komersial, Chiles dan Whitted. Saat terbang dari Houston ke Atlanta, keduanya menemukan objek besar yang terbang dekat mereka. Pada satu titik, objek yang memunculkan sinar kebiruan ini berhenti tiba-tiba sebelum meng hilang ke udara. Benda ini bergerak sangat cepat, meninggalkan jejak orange di belakangnya. Apa yang mem buat penampakan ini lebih me yakinkan adalah bahwa penampakan ini tidak hanya dilaporkan oleh Chiles dan Whitted, tapi juga oleh beberapa saksi mata di sebuah pangkalan udara di Georgia yang mengaku melihat setengah jam sebelumnya.

Investigasi menunjukkan, penerbangan militer atau komersial dikesampingkan, karena tidak ada penerbangan lain yang dijadwalkan melintas di lokasi itu pada saat yang sama. Simpulan investigasi menyebut fenomena ini sebagai sebuah ilusi yang disebabkan oleh inversi temperatur, dan tak menutup kemungkinan lain, semisal meteor. Namun, deskripsi dari objek sama sekali tak cocok dengan meteor meninggalkan catatan terkait fenomena ini dalam file berlabel 'tak terjelaskan'.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement