Jumat 22 Jan 2016 14:00 WIB

Teritorial TNI dan Ruh Rakyat

Red:

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo merasa harus mengingatkan kembali peran rakyat Indonesia yang membuat bangsa asing harus berpikir ulang jika menyerang kedaulatan Indonesia.

Menurutnya, jati diri TNI tidak bisa dipisahkan dari rakyat. Sebab, tentara Indonesia lahir dari rakyat dan dibentuk oleh rakyat. Karena itu, tentara harus mendarmabaktikan dirinya untuk rakyat.

"Sesungguhnya filosofi seperti itulah yang membuat bangsa asing berpikir ulang untuk menyerang Indonesia. Mengapa? Karena di belakang TNI ada rakyat yang siap mendukung, bahkan menyerahkan jiwa raganya untuk Indonesia," kata Jenderal Gatot saat memberikan pengarahan kepada peserta rapat koordinasi teritorial TNI di Gedung Gatot Subroto, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (20/1/2016).

Ia kemudian mengambil contoh pengakuan Jenderal (Purnawirawan) Mike Jackson, bekas panglima pasukan Inggris saat menyerbu Irak. Dalam acara dialog di TV ABC 13, Texas, awal Februari 2014 lalu, Jenderal Mike Jackson mengatakan, "Meski kekurangan senjata, tidak mungkin mudah menaklukkan Indonesia. Jika perang terjadi, bukan hanya militernya yang maju berperang, melainkan juga rakyatnya pasti turut membantu menghabisi lawan."

Gatot memang hanya menceritakan tentang pernyataan Jenderal Jackson. Namun, sesungguhnya dalam dialog itu juga menghadirkan Jenderal (Purn) Tommy Franks, bekas panglima Delta Forces saat Operasi Badai Gurun; Jenderal (Purn) Peter Pace, mantan panglima Marinir dan Kepala Staf Gabungan AS; serta mahasiswa dari Universitas Dallas.

Awalnya, seorang mahasiswa Universitas Dallas bertanya tentang penempatan marinir Amerika Serikat di Australia. "Apakah ada indikasi Amerika Serikat akan menyerang Indonesia suatu saat nanti?"

Jenderal Tommy Franks menjawab, "Kita pernah punya pengalaman pahit di Vietnam dan Korea. Semua pemimpin Amerika sadar, siapa di balik kedua negara Asia yang pernah terlibat konflik dengan Amerika?"

"Jawabannya, Indonesia adalah guru bagi Vietnam dan Korea Utara saat berperang melawan Amerika. Perang gerilya itulah ilmu militer Indonesia," ujar Jenderal Franks.

Jenderal Peter Pace menimpali. "Saat ini ada tiga kekuatan besar marinir dunia dan Indonesia berada di posisi ketiga." Karena itu, lanjut Pace, penempatan marinir Amerika hanya untuk stabilitas kawasan di Asia Tenggara. Jangan bermimpi Amerika berencana menyerang Indonesia meski Amerika sebagai pimpinan NATO.

Rakyat dan pemuda

Selain berbicara tentang ruh rakyat yang berada dalam sanubari TNI, Gatot juga menegaskan bahwa salah satu keunikan militer Indonesia adalah tugas teritorial. Begitu pentingnya fungsi teritorial, maka ia menunjuk orang perwira tinggi terbaik yang duduk menjadi asisten teritorial TNI dan jabatan di bidang teritorial.

"Ujung tombak TNI adanya di rakyat. Yang bertugas untuk menerjemahkan kebutuhan rakyat adalah bidang teritorial. Kalian harus baca berita di media massa, bekerja sama dengan media massa. Jika ada pemberitaan tentang penderitaan rakyat, kalian harus turun. Bantu rakyat!" kata Gatot yang didampingi Asisten Teritorial Panglima TNI, Mayjen Wiyarto.

Ia juga meminta komandan teritorial memberikan penjelasan kepada media massa dengan fakta dan data, bukan dengan menutup-nutupi kesalahan anak buahnya. "Sekarang bukan zamannya lagi menutup-nutupi kesalahan. Ini sudah era keterbukaan. Mari bekerja sama dengan media massa dalam membantu rakyat."

Jenderal bintang empat itu juga meminta TNI merangkul kaum muda untuk membangun bangsa. Karena sesungguhnya Bapak TNI, yakni Panglima Besar Jenderal Besar Soedirman juga termasuk pemuda. "Pak Dirman wafat dalam usia muda 34 tahun," kata Gatot yang pada Maret mendatang genap berusia 56 tahun.

Jenderal Besar Soedirman lahir pada 24 Januari 1916 dan wafat pada 29 Januari 1950. Tahun ini, lanjut lulusan Akmil 1982 itu, TNI merayakan 100 tahun kelahiran Panglima Besar Jenderal Besar Soedirman.

"Ada kalangan pemuda yang meminta kepada saya untuk turut berperan dalam kepanitiaan turnamen sepak bola Piala Jenderal Soedirman dengan alasan Soedirman adalah tokoh TNI dan tokoh pemuda. Dan minta agar finalnya diusahakan pada 24 Januari. Saya persilakan karena ini ide yang bagus," ujar Gatot.

Maritim dan Pangan

Begitu pentingnya fungsi teritorial, maka Panglima TNI segera mempercepat pembentukan jabatan-jabatan teritorial di TNI AL dan TNI AU. Jika selama ini jabatan asisten teritorial hanya ada di Mabes TNI AD dan kotama TNI AD, pada tahun ini akan ada jabatan serupa di lingkungan TNI AL dan TNI AU.

Menurut Laksamana (Purnawirawan) Marsetio, rencana pembentukan staf teritorial di TNI AL dan TNI AU sejalan dengan doktrin sistem pertahanan yang dianut Indonesia, yaitu sistem pertahanan rakyat semesta sesuai UUD 1945.

Sistem pertahanan negara itu, kata mantan kepala Staf Angkatan Laut tersebut, didasarkan atas pengerahan seluruh sumber daya nasional untuk kepentingan nasional. Seluruh sumber daya nasional itu dikerahkan dan dimobilisasi untuk kepentingan pertahanan.

"Staf teritorial harus dapat mengumpulkan data dan kondisi wilayah untuk kepentingan pertahanan. Di samping merupakan implementasi dari tugas TNI AL dan TNI AU, khususnya dalam rangka pemberdayaan wilayah pertahanan laut dan udara yang meliputi kegiatan perencanaan, pembinaan kemampuan potensi maritim, ketahanan wilayah, komunikasi sosial, bakti TNI dan wilayah perbatasan dalam rangka menyiapkan ruang, alat, dan kondisi juang yang tangguh bagai kepentingan aspek pertahanan," ujar lulusan AAL 1981 itu.

Pengembangan dan pembinaan potensi maritim nasional, lanjutnya, menjadi fokus tugas pokok TNI AL dan TNI AU sekarang dan ke depan untuk menjawab tantangan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Caranya dengan menumbuhkembangkan minat dan kecintaan masyarakat akan hakikat sebagai bangsa maritim.

Kepala Staf Umum TNI Laksdya Didit Herdiawan menekankan masalah komunikasi dan koordinasi untuk memberikan solusi permasalahan yang terjadi. Ia juga meminta komando kewilayahan menyamakan persepsi terkait dengan tugas kegiatan teritorial TNI.

Aster Panglima TNI, Mayjen Wiyarto, kembali mengingatkan enam pokok kebijakan bidang teritorial TNI. Pertama, pembentukan organisasi teritorial tingkat Mabes TNI AL dan TNI AU. Kedua, peningkatan kualitas dan kuantitas operasi teritorial berpedoman pada konsep serbuan teritorial. Ketiga, peningkatan kualitas SDM aparat komando kewilayahan.

Keempat, peningkatan peran serta TNI dalam mewujudkan kedaulatan pangan, pemberdayaan potensi maritim, dan kedirgantaraan. Kelima, peningkatan kemanunggalan TNI dengan rakyat. Keenam, peningkatan kerja sama antara TNI dan kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian dan lembaga lainnya.

Sedangkan, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Gatot Irianto mengungkapkan tentang upaya yang bisa dilakukan TNI AL dan TNI AU dalam mewujudkan swasembada pangan.

Pembicara dan pemapar lainnya adalah Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Tatang Sulaiman, Sesditjen Potensi Pertahanan Kemhan Brigjen Eko Budi S, Wakil Aster Panglima TNI Brigjen (Marinir) Gatot Triswanto, dan Wakil Aster KSAD Brigjen Marga Taufik.

Oleh Selamat Ginting

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement