Selasa 19 Jan 2016 16:00 WIB

Golkar Babak Belur PDIP Panen Raya

Red:

Pemerintahan kue lapis: di atas biru, di tengah merah, di bawah kuning. Demikian du lu seorang politikus me nyam paikan tamsil tentang siapa penguasa dalam peme rintahan di Indonesia. Tapi, itu dulu, di era pemerintahan SBY. Sekarang situasinya telah berubah sangat drastis.

Lapis atas yang dimaksud sang politisi adalah pemerintah pusat, lapis tengah pe me rintah provinsi, dan lapis bawah peme rintah kabupaten/kota. Biru yang dia mak sud adalah Partai Demokrat, presiden nya dari partai berlogo mercy itu; merah adalah PDIP, karena Partai Banteng paling banyak mendudukkan orang di kursi gubernur; dan kuning adalah Partai Golkar, karena keba nyakan bupati dan wali kota berasal dari Partai Beringin.

Ya, sejak pertama kali pilkada digelar pa da 2005 lalu hingga menjelang Pemilu 2014, Partai Golkar berjaya di daerah. Tapi, konflik kepengurusan yang mendera partai itu pasca-Pemilu 2014,membuat kesaktian Golkar tergerus. Golkar yang sekian lama begitu perkasa di panggung pilkada, tibatiba loyo dan mengalami kekalahan dramatis di banyak daerah, baik di Jawa maupun luar Jawa yang selama ini menjadi basisnya.

Lihat saja, dari 12 partai yang berhak mengajukan pasangan calon (paslon) dalam pilkada, Golkar tersungkur di peringkat kesembilan. Posisi ini mengesankan Golkar bak partai papan bawah.

Pilkada serentak 2015 lalu digelar di 264 daerah otonom, yang terdiri atas tujuh pro vinsi dan 257 kabupaten/kota (hasil se lengkapnya lihat tabel/grafis Pilkada di 264 Daerah dan Pemenangnya). Paslon yang diajukan Golkar hanya menang di 57 daerah. Itu pun tak ada calon yang diusung nya sendiri, karena semuanya diusung ramerame alias berkoalisi dengan partai lain. Ke- 57 daerah tersebut semuanya kabupaten/ kota, tak satu pun calon gubernur dukungan Golkar yang menang.

Satu-satunya 'hadiah hiburan' bagi Golkar barangkali hanya pilkada Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Di sana, pasangan calon yang diusung Golkar yaitu H Aras Tammauni — Drs Muh Amin Jasa, men catatkan rekor sebagai peraih suara paling tinggi se-Indonesia. Pasangan itu meraih suara hampir sempurna, yaitu 97,69 persen. Tapi, cerita kegembiraan itu pun masih ha rus dibagi dengan partai lain, sebab Golkar tak mengajukan sendiri, melainkan berkoa lisi dengan Partai Demokrat dan PAN.

Saat konflik sedang mengharu-biru Partai Golkar, pada paruh pertama tahun 2015 lalu, sejumlah tokoh Golkar, seperti Ak bar Tandjung, sudah mengingatkan bah wa konflik itu bisa berpengaruh besar terha dap nasib Golkar. Jika Golkar banyak kalah dalam pilkada, para tokoh Golkar meng ingat kan bahwa masa depan perolehan sua ra Golkar dalam Pemilu 2019 mendatang ter ancam. Dan, prediksi pahit itu kini terjadi, bak mimpi buruk yang menjadi nyata.

Masalah kepengurusan ganda Golkar yang berlarut-larut, membuat rindangnya beringin tak lagi mampu menaungi, dan bah kan bikin suasana memanas. Di Hum bang Hasundutan, Sumatera Utara, misal nya, dua kubu Partai Golkar men dukung pasangan calon berbeda. Entah KPU yang silap, atau memang ada tekanan politik, kedua pasangan tersebut anehnya bisa ikut pilkada. Dan, dua-duanya kalah!

Di beberapa daerah, sebagian kandidat yang semula berniat maju lewat Golkar, akhirnya hengkang ke partai lain, atau maju di jalur independen. Salah satu kader Golkar yang akhirnya maju melalui jalur indepen den adalah Dadang Naser di Kabupaten Bandung. Meski melawan semua partai, Dadang Naser yang merupakan incumbent berhasil menang.

Partai lain yang juga memanen badai akibat konflik internal adalah PPP. Partai ini tersungkur sangat parah, sampai-sampai hanya menjadi juru kunci dalam percaturan pilkada. Dari 12 partai yang berhak meng ajukan calon dalam pilkada, calon yang diajukan PPP hanya menang di 35 daerah, itu pun berkoalisi dengan partai lain.

Yang tragis pada kasus PPP ini adalah capaiannya bukan hanya disalip oleh partaipartai baru seperti Gerindra, Nasdem, dan Hanura, tapi juga ditelikung oleh partaipartai yang lebih kecil seperti PBB dan PKPI. Padahal, PBB dan PKPI adalah partai yang tak lolos parliamentary threshold, alias tak punya wakil di DPR.

Di Indonesia, berdasarkan data Kemen terian Dalam Negeri (Kemendagri), ada 542 daerah otonom. Itu berarti pilkada serentak 264 daerah setara dengan 48,7 persen. Skala pilkada serentak ini hampir sama dengan separuh pilpres. Memang, masih ada 278 pilkada lagi yang akan digelar pada 2017 dan 2018 mendatang. Masih ada waktu berbe nah bagi Golkar dan PPP. Namun, tentu saja partai lain tak akan tinggal diam.

Lalu, partai apa yang paling banyak menangguk untung dalam pilkada kali ini? Partai yang melakukan panen raya adalah PDI Perjuangan. Partai ini menyapu keme nangan di 125 daerah, atau hampir separuh daerah yang menggelar pilkada. Bahkan, yang lebih mengesankan, ada 14 daerah yang dimenangkan secara murni, karena PDIP menang tanpa berkoalisi dengan partai lain (lihat tabel Daerah yang Dimenangkan Paslon yang Diajukan Partai Tunggal).

Partai lain yang secara mengejutkan menang besar dalam pilkada adalah Nas dem. Betapa tidak, partai pendatang baru ini langsung bertengger di posisi kedua raih an kursi pilkada. Ada 101 daerah yang dime nangkan paslon yang diusung Nasdem. Bah kan, salah satunya dimenangkan secara murni, yaitu Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau. Di Lingga, Nasdem sendirian meng ajukan pasangan H Alias Wello – M Nizar, dan berhasil menang.

Yang juga menuai panen besar dalam pil kada kali ini adalah Gerindra, PAN, De mokrat, dan PKS. Capaian partai-partai ini ma suk kategori menengah-atas, karena tak ber selisih terlalu jauh dengan PDIP dan Nasdem.

Melihat hasil pilkada, teori kue lapis akan berubah drastis. Kendati belum terlalu tegas, warnanya sudah mulai mengarah men jadi merah, merah, merah. Jika keme nang an di arena pilkada merupakan modal bagi kemenangan dalam Pemilu 2019, baik pemilu legislatif maupun pilpres, maka partai-partai lain perlu mulai berhitung, jika masih ingin melihat pelangi di cakrawala politik Indonesia. .

 ***

HASIL PILKADA SERENTAK 2015

Seperti apakah hasil Pilkada Serentak 2015? Partai apa yang paling banyak menangguk untung? Berikut data partai-partai yang calonnya menang dalam pilkada, baik calon yang diusung sendiri maupun dalam koalisi:

NO PARTAI MENANG PILKADA

1. PDIP 125

2. NASDEM 101

3. GERINDRA 96

4. PAN 92

5. DEMOKRAT 91

6. PKS 90

7. PKB 76

8. HANURA 70

9. GOLKAR 57

10. PKPI 39

11. PBB 36

12. PPP 35

Sumber: Situng KPU, diolah Harun Husein

***

DAERAH YANG DIMENANGKAN PASLON YANG DIAJUKAN PARTAI TUNGGAL

Dari 264 pilkada, sebagian besar dimenangkan oleh pasangan calon yang diajukan koalisi partai. Meski demikian, ada pula 21 daerah (7,95 persen) yang pemenangnya diajukan oleh hanya satu partai. Berikut datanya:

NO DAERAH PARTAI

1. SAMOSIR PDIP

2. SUKOHARJO PDIP

3. KOTA SURAKARTA PDIP

4. BOYOLALI PDIP

5. PEMALANG PDIP

6. KOTA SURABAYA PDIP

7. KOTA BLITAR PDIP

8. KOTA DENPASAR PDIP

9. TABANAN PDIP

10. BANGLI PDIP

11. JEMBRANA PDIP

12. TIMOR TENGAH UTARA PDIP

13. PROV SULAWESI UTARA PDIP

14. MINAHASA SELATAN PDIP

15.PEKALONGAN PKB

16. SITUBONDO PKB

17. SIDOARJO PKB

18. PACITAN Demokrat

19. RAJA AMPAT Demokrat

20. LINGGA Nasdem

21. MAROS PAN

Sumber: Situng KPU, diolah Harun Husein

PASLON INDEPENDEN YANG MENANG PILKADA

Selain dimenangkan oleh partai atau gabungan/koalisi partai, calon independen berhasil mencuri kemenangan di 13 daerah (lima persen). Berikut datanya:

DAERAH PASLON INDEPENDEN

1 KOTA TANJUNG BALAI M Syahrial SH MH — Drs H Ismail

2 KOTA BUKITTINGGI M Ramlan Nurmatias SH Dt Nan Basa —Irwandi SH Dt Batujuah

3 REJANG LEBONG Dr HC H Ahmad Hijazi SH Msi —Iqbal Bastari SPd MM

4 BANDUNG H Dadang Naser SH SIP MI Pol —H Gun Gun Gunawan SSi MSi

5 REMBANG H Abdul Hafidz — Bayu Andriyanto SE

6 SABU RAIJUA Ir Marthen L Dira Tome —Drs Nikodemus N Rihi Heke MSi

7 KETAPANG Martin Rantan, SH — Drs Suprapto S

8 KOTA BANJARBARU Drs H Nadjmi Adhani MSi —Darmawan Jaya Setiawan, SP

9 KUTAI KARTANEGARA Rita Widyasari SSos MM PhD —Drs Edi Damansyah MSi

10 KOTA BONTANG dr Hj Neni Moerniaeni SpOG — Basri Rase

11 KOTA TOMOHON Jimmy Feidie Eman —Syerly Adelyn Sompotan

12 GOWA Adnan Purichta Ichsan SH —H Abdul Rauf Mallaganni SSos MSi

13 SUPIORI Drs Jules F Warikar MM —Onesias Rumere SSos

Oleh Harun Husein

Sumber: Situng KPU, diolah Harun Husein

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement