Kamis 04 Jun 2015 14:00 WIB

Tor, Identitas Palsu, dan Bukan Bandar Biasa

Red:

Jika situs jual beli populer eBay atau Amazon boleh ber jualan obat-obatan terlarang, maka seperti Silk Road wu judnya. Penjual dan pembeli ber transaksi atas dasar saling percaya. Begitu kesepakatan tercapai, transfer dana dilakukan dan barang di kirimkan. Bedanya, Silk Road menggunakan mata uang maya Bitcoin, dan pengiriman umumnya dilakukan melalui pos.

Seperti halnya pembeli, pedagang di Slk Road juga beragam latar belakang dan tidak menggunakan identitas mereka yang sebenarnya. Mereka sama-sama melalui screening yang ketat sebelum akhirnya bisa bertransaksi di sana.

Tentang bagaimana memulai ber jualan di Silk Road, masingmasing pedagang memiliki alasan tersendiri. Seperti di sebutkan dalam dokumen FBI, para pedagang di Silk Road bukanlah bandar biasa, atau mereka yang sudah menekuni bisnis haram itu sebelumnya. Michael Duch, misalnya, memulainya dari ketergantungan terhadap obat bius seharga 300 dolar AS per hari yang mulai memberatkan hidupnya.

"Kecandu an saya menjadi sangat mahal, dan saya tidak bisa lagi membelinya. Maka saya berpaling ke Silk Road," katanya, di depan pengadilan kriminal di Amerika Serikat.

Hari dia bersaksi adalah hari ke de lapan sidang pengadian atas Ross Ul bricht, pendiri sekaligus pengelola situs Silk Road. Ia bersaksi setelah pengacara pemerintah menjelaskan bagaima na situs itu memung kinkan seseorang yang tidak pernah menjual narkoba sebelumnya, dengan cepat menjadi bandar besar.

Sebelum ia berpaling ke nar koba, Duch adalah praktisi teknologi informasi yang cukup sukses. Dia awalnya bekerja secara freelance sebagai konsultan pada jaringan dan keamanan, sebelum akhir nya memulai perusahaannya sendiri pada tahun 2012. Dia mampu menghasilkan sekitar 75 ribu dolar AS per tahun pada waktu itu.

Duch ditangkap di luar kantor pos di Monroe, New York, pada bulan Oktober tahun 2013, hanya beberapa saat setelah Ross Ulbricht ditangkap. Dia pergi ke sana untuk mengirim beberapa lusin pa ket heroin yang disamarkan dalam bentuk surat kepada para pelanggannya.

Duch yang gaya berbicaranya sangat lambat, menjelaskan jalannya menuju Silk Road. Sekitar tahun 2008, seorang dokter meresepkan obat penghilang rasa sakit opiat untuk cedera olahraga yang dideritanya. Dia akhirnya kerap menggunakannya untuk berbagai kebutuhan sakitnya. "Lama-lama saya kecan duan," katanya.

Tubuhnya juga secara otomatis me ngembangkan toleransi, sehingga membutuhkan dosis yang terus bertambah untuk efek yang sama. "Saya akhir nya menemukan bahwa heroin lebih efek tif sebagai obat penghilang rasa sakit, dan itu cara yang lebih murah," katanya.

Duch membeli heroin yang disebutnya sebagai ‘perangko’ di jalanan. Dia menghabiskan 200 sampai 300 dolar AS per hari untuk membelinya. Ia mulai me nga lami kesulitan ekonomi. Pundi-pundi dananya habis terkuras. Bahkan, ia me ngaku kerap mengutil di toko ritel demi mendapatkan uang untuk membeli heroin.

Saat mulai berjualan di Silk Road, ia bisa ‘menutup’ kebutuhan itu. Pada saat pe nangkapannya, penghasilannya mencapai 70 ribu dolar AS hanya untuk paket heroin saja. " Berjualan online relatif mu dah. Lebih aman dari kejaran penegak hu kum dan anonimitasnya terjamin."

Silk Road juga memiliki komunitas pedagang. Ia belajar cara mengemas paket biar tak terendus aparat dari forum ini. Dalam me ngirim paket, ia akan membungkusnya dengan handuk atau pembungkus cakram digital, sebelum dimasukkan dalam wadah khusus untuk mempertahankan kelembaban, dan dikirim seolah-olah bukan sebagai barang terlarang.

Khusus untuk pembeli di AS, paketnya akan sampai di hari yang sama ia mengirimkan. Ini sebabnya ia me ngum pulkan banyak pelanggan dalam waktu cepat. Bisnis haramnya terendus ketika polisi dari direktorat narkoba menyamar menjadi pembelinya dan entah bagaimana berhasil menyergapnya tepat saat ia hendak mengirimkan belasan paket pada pelangganpelanggannya.

Lamban terendus

Biro Investigasi Federal AS, FBI, me nyebut Silk Road sebagai pasar gelap yang paling canggih dan berskala besar di internet saat ini. Dalam dunia e-commerce, Silk Road bertindak seperti layak nya toko maya profesional, hanya beda pada materi dagangannya saja.

Mengapa aktivitas ini baru terendus setelah lama beroperasi? Jawabannya, karena semua pelaku bergotong-royong menambal setiap celah yang memungkinkan operasi mereka terendus. Juga, karena dibangun dan dioperasikan oleh orang yang ‘melek’ teknologi informasi. Situs ini menjadi situs yang sangat tersembunyi, seperti halnya jaringan kri minal lain yang beroperasi di jalur maya. Silk Road hanya dapat diakses oleh orang yang menggunakan layanan browsing anonim canggih yang dikenal sebagai Tor.

Dioperasikan oleh jaringan relawan, Tor menyediakan enkripsi dan identitas perlindungan bagi penggunanya. Hal ini memungkinkan pengguna untuk meng hindari pengawasan dan lalu lintas intersepsi serta sensor internet. Tor adalah favorit pelapor dan aktivis politik, termasuk Edward Snowden, karena perlindungan privasi yang bisa diandalkan. Basis penggunanya diperkirakan mencapai sekitar 1,2 juta user.

Tor juga memungkinkan situs berada dalam jaringan aman, sering disebut se bagai "web gelap", bukan pada internet ter buka. Jadi kita yang awam, tidak ba kal bisa menemukannya dengan sekadar googling di Internet. Tor memungkinkan Silk Road untuk tetap tersembunyi dan terlindungi begitu lama, meskipun aparat penegak hukum mulai men cium adanya bisnis maya narkoba.

Studi menunjukkan bahwa pengguna web yang khas hanya dapat mengakses 0,03 persen saja dari semua konten online yang tersedia; bagian lain adalah tersembunyi dan datang dalam bentuk situs web gelap seperti Silk Road itu. Tidak mung kin untuk mengakses portal ini melalui brow ser biasa, hanya mesin pencari khu sus yang dikenal untuk pengguna dapat me lakukan tugas ini dan Tor adalah salah satunya.

Baru-baru ini, download file dari program ini meningkat tajam di tengah spekulasi bahwa baik AS dan lembaga intelijen Inggris secara aktif memantau lalu lintas web standar.

Ada banyak pasar gelap web lain yang serupa dengan Silk Road yang ber operasi sebagai "domain bawang", yang ber arti bahwa penyedia layanan dan peng guna terus tetap anonim di seluruh sesi pencari an. Lokasi dan catatan browsing sulit untuk dilacak. Menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi penegak hukum di banyak negara termasuk Indonesia, karena melalui jalur ini penjahat bisa mentransaksikan apa saja secara online, termasuk obatobatan terlarang dan senjata.

Bukan yang pertama dan terakhir

Meskipun termasuk kasus kejahatan online kelas kakap yang berhasil digulung aparat penegak hukum AS, Silk Road bukan pasar ilegal pertama baik yang bersembu nyi dalam web gelap atau di internet terbuka. Karenanya setelah Silk Road dibabat bukan berarti bisnis sejenis mati pula. Silk Road hanya setetes air di lautan, karena ada banyak penjahat lain yang menggunakan platform bawah tanah tersebut untuk melakukan bisnis terlarang.

"Silk Road akan hampir pasti digantikan oleh situs sejenis lainnya, sebagaimana telah terjadi di pasar carder dimana orang memperdagangkan informasi kartu kredit palsu. Di masa lalu, begitu satu bisnis digulung, akan muncul puluhan bahkan ratusan bisnis sejenis," kata Rik Ferguson, wakil presiden divisi riset keamanan maya di Trend Micro, seperti ditulis Guardian.

Situs yang mirip dengan Silk Road sudah ada dalam jaringan Tor. Dua toko yang disebut Atlantis dan Sheep Mar ketplace menawarkan obat-obatan terlarang, peralatan, dan layanan mirip dengan Silk Road. Bahkan beberapa situs mengem bang kan sayapnya lebih lebar. Black Market Road, misalnya, juga men jual senjata ile gal, hal yang urung dilakukan Silk Road se telah kasus penembakan profil tinggi di AS.

Banyak pasar online untuk perdagangan barang ilegal tidak berjualan di jalur web gelap, tapi di internet terbuka biasa. "Mereka ada jauh sebelum Silk Road dengan sejarah yang sangat panjang, dan terus berkembang sampai hari ini," kata Ferguson, tanpa menyebut situs yang dimaksud. Pendek kata, bisnis model Silk Road adalah ekonomi bawah tanah yang sangat mapan, di mana ada kekosongan dan ada ceruk yang menawarkan banyak keun tung an dengan mengisinya.

Namun yang layak jadi catatan, meski tersembunyi, anonimitas dan keamanan layanan dan perangkat lunak Tor bisa saja dikompromikan, meskipun jarang terjadi. FBI mengatakan bahwa mereka berhasil menciumnya setelah salah se orang tersangka membuat kesalahan dalam keamanan operasionalnya, dan’kerja detektif’ berhasil mengendus dan menemukannya.

Faktanya, Ulbricht terlacak baik melalui teknik investigasi tradisio nal, penelitian, dan intelijen serta pelacakan dari kesalahannya di internet terbuka, seperti membuat posting di forum atas namanya sendiri. Sepandai-pandai tupai melompat, pada satu titik dia akan terjatuh juga. 

Oleh Siwi Tri Puji B

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement