Jumat 29 May 2015 16:00 WIB

Cetak Pemimpin Transformasional

Red:

Tepat pada 25 Mei tahun ini, Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) genap berusia 64 tahun atau delapan windu. Inilah lembaga pendidikan pengembangan umum tertinggi TNI Angkatan Darat yang didirikan pada 1951. Sebagai dapur konsepsi Angkatan Darat, selain menghasilkan sejumlah perwira sebagai komandan militer, Seskoad juga menghasilkan alumni yang berhasil menjadi pemimpin sipil, bahkan pemimpin negara, dan tokoh dunia.

Menjadi kelaziman di dalam dunia kemiliteran di negara manapun bila ingin membangun angkatan bersenjata yang kuat dan modern. Untuk itu diperlukan sebuah lembaga pendidikan yang memiliki kemampuan staf dan komando. Bagaimana lembaga ini mempersiapkan perwira siswanya menghadapi tantangan zaman? Berikut wawancara wartawan senior Republika, Selamat Ginting, dengan Komandan Seskoad Mayor Jenderal Agung Risdhianto, di Bandung, Selasa (19/5) lalu.

 

TNI AD telah merumuskan strategi transformasi, termasuk sistem pendidikan keprajuritan yang modern, efektif dan efisien berbasis kompetensi. Tujuannya menghasilkan prajurit-prajurit yang profesional untuk melaksanakan fungsi-fungsi utama TNI AD, yaitu pertempuran dan teritorial. Bagaimana Seskoad menerjemahkan dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) bagi perwira siswa yang merupakan calon pemimpin Angkatan Darat ke depan?

Begini, ya, dalam menerjemahkan dan meningkatkan SDM, Seskoad telah melakukan beberapa langkah penyiapan perwira menengah TNI AD guna menghadapi tantangan ke depan. Berkaitan dengan fungsi utama TNI AD, yaitu fungsi pertempuran dan fungsi teritorial, kami telah menuangkan ke dalam kurikulum pendidikan yang diwujudkan dalam mata kuliah yang diberikan kepada perwira siswa (pasis) Seskoad.

Adapun mata kuliah yang diberikan antara lain: fungsi pertempuran, meliputi operasi militer untuk perang, operasi militer selain perang, manajemen pertahanan matra darat, teori perang dan strategi, politik pertahanan, tata kelola pertahanan negara, strategi dan konflik bersenjata, dan doktrin militer.

Sedangkan fungsi teritorial meliputi studi wilayah pertahanan yang membahas pengenalan studi wilayah pertahanan, organisasi kewilayahan, keadaan umum wilayah pertahanan, latar belakang dan kondisi wilayah, pembinaan teritorial dan pembinaan kewilayahan, sistem perencanaan dan pengendalian pembinaan teritorial, rencana tata ruang wilayah pertahanan, sumber daya Indonesia dan pengelolaannya, sistem sosial Indonesia, sosiologi, antropologi, pembentukan bangsa, peran dan tugas pemerintah daerah, serta masalah pelaku pemerintahan. Pemberian mata kuliah tersebut untuk membekali para pasis, khususnya dalam hal fungsi utama pertempuran dan teritorial setelah menyelesaikan pendidikan di Seskoad.

 

Tantangan ke depan yang semakin kompleks dan bersifat multidimensi mengharuskan Seskoad menyesuaikan dengan perkembangan situasi lingkungan strategis yang terjadi saat ini. Untuk menyiapkan dan meningkatkan SDM, Seskoad telah bekerja sama dengan Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan) dan dituangkan dalam kurikulum berbasis S-2/pascasarjana pada kurikulum Seskoad sejak 2013 lalu.

Kami juga bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran, dalam kerangka kurikulum pendidikan reguler dan di luar kurikulum. Program Pascasarjana Unpad yang diselenggarakan di Seskoad adalah program studi keamanan dan hubungan internasional. Kegiatan ini bersifat opsional bagi para perwira siswa yang ingin mengikuti program tersebut. Program ini diharapkan dapat diselesaikan secara bersamaan dengan pendidikan reguler Seskoad tahun 2015 mendatang.

 

Bagaimana pola rekrutmen, pola pendidikan, pola kurikulum bagi perwira siswa pada era Anda dibandingkan dengan era-era sebelumnya?

Pola rekrutmen bagi pasis dilaksanakan menjadi tiga tahap. Di masing-masing tahap terdapat beberapa tes yang harus dilaksanakan oleh seluruh calon pasis dan dalam pelaksanaannya berlaku sistem gugur.  Pola pendidikan Seskoad menggunakan tripola dasar pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan, yakni: aspek sikap dan perilaku, aspek pengetahuan dan keterampilan, dan aspek kesamaptaan jasmani. Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan di mana setiap pasis harus memperoleh nilai standar yang telah ditentukan agar dapat lulus dalam pendidikan Seskoad.

Pola kurikulum saat ini telah mengadopsi kurikulum yang berbasis S-2, bekerja sama dengan Unhan. Pola penyelenggaraan pendidikan dibagi menjadi empat term yang dilaksanakan selama 43 minggu yang terdiri dari 46 SKS. Jadi, kurikulum Seskoad yang ada saat ini bertujuan untuk mencetak perwira TNI AD yang tidak hanya mumpuni di bidang militer namun juga memilliki wawasan dan pengetahuan di bidang lainnya. Berbeda dengan pola pendidikan sebelumnya.

 

Reformasi 1998 justru menjadi sebuah titik tolak di mana TNI menjadi lembaga yang tersudut akibat pengalaman sejarah. Kulturnya dianggap sebagai anak emas Orde Baru, bahkan cenderung menghasilkan komandan "feodal" yang minta dilayani anak buah. Bagaimana Seskoad mengubah kultur serta sistemnya yang telah mengakar?

Sejak Reformasi 1998, TNI melaksanakan reformasi internal TNI, di antaranya melakukan beberapa langkah perubahan, baik berupa restrukturisasi, reorganisasi, reaktualisasi, reposisi dan redefinisi. Perubahan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk keinginan TNI untuk kembali ke jati dirinya sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional. Salah satu bentuk reformasi internal yang terlihat jelas adalah dengan dicabutnya Dwifungsi ABRI.

Berkaitan dengan mewujudkan prajurit TNI yang profesional khususnya ditinjau dari sudut pandang pola sistem pendidikan yang dilakukan, Seskoad telah melakukan beberapa pembaharuan dalam rangka mengubah kultur yang ada, antara lain: memberikan mata kuliah kepemimpinan dalam kurikulum pendidikan reguler Seskoad. Mata kuliah ini secara teori akan memberikan pengetahuan tentang teori-teori kepemimpinan yang berlaku baik yang berasal dari dalam dan luar negeri. Hal ini akan memberikan bekal kepada para perwira siswa Seskoad dalam mengubah kultur yang sudah ada.

Selain melaksanakan diskusi dan program bimbingan pengasuhan, ada juga jam komandan berupa ceramah mengenai banyak hal termasuk kepemimpinan dan tantangannya. Hal ini akan menambah wawasan kepada pasis khususnya setelah selesai melaksanakan pendidikan di Seskoad.

Kami berupaya untuk memberikan bekal kepada para pasis mengenai kepemimpinan yang ideal dengan harapan agar Pasis memiliki dasar dalam bertugas di tempat yang baru. Dengan bekal yang didapat, pasis memiliki karakter sehingga tidak akan terpengaruh oleh lingkungan kerja yang masih bersifat feodal.

Program kerja sama dengan negara sahabat. Seskoad telah bekerja sama dengan  negara Australia dan Malaysia dengan mengirimkan Pasis Seskoad untuk berkunjung ke beberapa instansi militer dan lembaga pendidikan di negara-negara tersebut. Kegiatan ini merupakan langkah pengenalan wawasan lingkungan pendidikan yang maju/modern.

 

Apa saja tantangan dan hambatan dalam mengubah kultur dan paradigma tersebut? Berapa lama waktu yang diperlukan untuk benar-benar siap menjadikan mereka sebagai komandan yang berkarakter transformasional?

Untuk mengubah kultur dan paradigma yang ada, Seskoad telah melaksanakan reformasi internal sesuai dengan petunjuk dan arahan dari pimpinan TNI AD. Sebagai organisasi hierarkis militer, hal tersebut merupakan suatu keharusan dalam menyamakan persepsi dan langkah guna mendukung keberhasilan tugas pokok.

Tantangan dan hambatan yang dihadapi. Pertama, budaya militeristik. Tidak dapat dimungkiri budaya militeristik khususnya pada era Orde Baru, masih terlihat pada sebagian kelompok prajurit. Sebagai contoh masih adanya beberapa prajurit yang bersifat arogan. Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri dalam mewujudkan prajurit yang humanis.

Kedua, zona nyaman. Dalam kehidupan prajurit terdapat sebagian kecil prajurit yang sudah berada pada zona nyaman khususnya dengan lingkungan di mana mereka berada. Kondisi ini merupakan suatu tantangan manakala prajurit tersebut harus mengubah kebiasaan untuk menjadi lebih baik.

Ketiga, karakter. Karakter seseorang dipengaruhi oleh asal daerah atau domisili di mana orang tersebut dibesarkan. Hal ini tentunya menjadi tantangan sendiri dalam mengubah kultur yang ada.

Transformational leadership ataupun kepemimpinan transformasional memiliki arti suatu gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin mengindentifikasi tentang perlunya suatu perubahan, menciptakan suatu visi untuk dijadikan sebagai pedoman dengan menginspirasi (bawahan) dan melaksanakan perubahan dengan komitmen dari seluruh anggota.

 

Mewujudkan pemimpin yang berkarakter transformasional merupakan suatu proses yang panjang dan berkesinambungan. Seskoad merupakan salah satu sarana dalam rangka menyiapkan dan membekali para pasis untuk menjadi seorang pemimpin. Kami mengajarkan dan menyiapkan bagaimana seorang perwira siswa dalam berpikir, berperilaku, dan bertindak di kemudian hari.

Dalam membentuk komandan yang berkarakter transformasional, tentunya tidak cukup selama mengikuti pendidikan di Seskoad saja. Pengalaman pada saat penugasan, lingkungan kerja dan hubungan interaksi sosial pun memiliki derajat kepentingan yang sama dalam membentuk pemimpin yang transformasional.

 

Apa yang hendak dan telah Anda terapkan dalam lembaga pendidikan tertinggi di lingkungan Angkatan Darat ini, khususnya dalam penerapan sistem operasi gabungan?

Dalam mengikuti pendidikan dan penugasan di luar negeri akan berimplikasi terhadap bertambahnya pengetahuan dan pengalaman. Hal ini tentunya akan menambah wawasan bagi personel ataupun bagi organisasi. Pengetahuan dan pengalaman tersebut tidak semuanya dapat diterapkan di setiap tempat bertugas. Ditinjau dari sistem pertahanan masing-masing negara memiliki karakteristik, sehingga dalam implementasinya tentu berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang ada.

Beberapa hal baru yang diterapkan dalam pendidikan reguler Seskoad TA 2015. Pertama, adult learning system. Seskoad memberikan kedewasaan kepada para pasis dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Pasis diberikan kebebasan untuk mencari referensi dari berbagai sumber yang dapat digunakan dalam pendidikan. Hal ini diharapkan juga akan meningkatkan kedewasaan, kemandirian, dan kemampuan analisis pasis dalam proses belajar.

Kedua, memberikan kesempatan kepada pasis untuk melaksanakan penelitian ilmiah dalam mendukung tugas akhir perorangan berupa karya tulis militer. Seskoad memberikan waktu khusus kepada setiap pasis untuk melaksanakan penelitian secara langsung terhadap objek yang akan menjadi judul dalam penulisan. Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis setiap pasis berdasarkan hasil pengamatan secara langsung di lapangan.

Ketiga, dalam kaitannya tentang operasi gabungan, pasis Seskoad dikenalkan dengan materi operasi gabungan yang dituangkan dalam kegiatan praktik latihan pos komando sampai dengan tingkat divisi. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pasis mengenai pelaksanaan operasi gabungan.

Seskoad di Indonesia lebih menitikberatkan kepada materi pelajaran pada matra darat. Pengenalan operasi gabungan telah dilaksanakan melalui kegiatan praktik yang dilaksanakan sampai dengan tingkat divisi. Materi operasi gabungan akan lebih banyak dikupas pada pendidikan Sesko TNI. Hal ini berkaitan dengan pasis Sesko TNI yang berasal dari Trimatra (TNI AD, TNI AL, dan TNI AU). Seskoad di Australia lebih menitikberatkan pada materi yang bersifat operasi gabungan.

Apabila ditinjau dari sudut pandang Indonesia, Seskoad Indonesia menganut tripola dasar pendidikan yang terdiri dari sikap dan perilaku; pengetahuan dan keterampilan dan kesamaptaan jasmani dalam memberikan penilaian. Sedangkan Seskoad Australia lebih mengedepankan aspek pengetahuan dan keterampilan dalam penilaian pada saat pendidikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement