Senin 30 Mar 2015 17:00 WIB

Ambisi Besar Sang Guru Bahasa Inggris

Red:

Pertengahan 1999, Trudy Dai menghabiskan sepanjang malam waktunya untuk mengirim e-mail dari apartemen temannya, Jack Ma. Dai adalah salah satu sari selusin karyawan pertama Alibaba, layanan listing online yang dibuat Ma, saat itu guru bahasa Inggris di sebuah sekolah menengah. Saat itu, ‘keberhasilan’ situs Ma hanyalah sekadar menghubungkan produsen kecil asal Cina dengan pelanggan potensial mereka, beberapa berada di luar negeri.

Dan, di situlah tugas Dai. Ia memegang tanggung jawab ‘membujuk’ calon konsumen di luar negeri melalui email. Sama seperti karyawan Ma lainnya — beberapa mahasiswa dan teman-temannya, ia digaji 550 yuan, atau setara Rp 660 ribu dengan kurs saat itu.

Kendati begitu, Ma sudah punya impian besar. Seperti ditulis di Mingguan The Economist, ia sudah berkeinginan membangun bisnis online sehebat atau bahkan lebih hebat dari pionir bisnis sejenis di Amerika Serikat. "Amerika Serikat kuat pa da perangkat keras dan sistem, tetapi informasi dan perangkat lunak, otak semua manusia sama baiknya ... saham Ya hoo akan jatuh dan saham eBay akan meningkat. Dan mungkin setelah saham eBay naik, saham Alibaba juga akan meningkat," katanya.

Tak sampai satu dasawarsa, Alibaba telah mendominasi ritel internet di Cina, dan dengan cepat menjadi yang terbesar dalam pasar e-commerce di dunia. Bisnis mereka melebar, tak sekadar menghubungkan bisnis satu sama lain untuk usaha yang memungkinkan perusahaan menjual langsung kepada masyarakat (Tmall) dan memungkinkan anggota masyarakat untuk menjual satu sama lain (Taobao).

Taobao dan Tmall sendiri menggelontorkan uang 1,1 triliun yuan (setara 170 miliar dolar AS) dalam transaksi tahun lalu. Angka ini jauh di atas nilai yang dikumpulkan Amazon dan eBay, bahkan jika keduanya digabung sekalipun. Perusahaan yang dimulai dari apartemen Ma kini mempekerjakan 24 ribu pekerja di kantor pusatnya di Hangzhou dan di tempat lain di dunia. Hingga Sep tember 2012, kekayaan perusahaan membengkak menjadi 485 miliar.

Beragam unit usaha kini digeluti perusahaan ini. Setelah reorganisasi baruba ru ini, mereka memiliki 25 unit bisnis yang terpisah. Dai, tentu saja, tidak lagi mengurusi ribuan email untuk dikirim ke calon pelanggan potensial mereka; dia kini menjadi presiden sumber daya manusia kerajaan bisnis Ma, Alibaba Inc.

*****

Alibaba adalah fenomena menarik bisnis ritel online. Mereka hanya menawarkan penjualan melalui Alibaba, bukan oleh Alibaba. Di Amerika 76 persen dari ritel online melibatkan orang yang membeli dari pedagang individu, menurut laporan baru oleh McKinsey Global Institute (MGI). Di Cina, pada tahun 2011, angka itu hanyalah 10 persen. Sisanya, 90 persen, melakukan penjualan melalui pasar yang hanya memungkinkan pembeli dan penjual untuk saling bertemu satu sama lain.

Alibaba tumbuh begitu besar karena sejak awal Ma memiliki dua wawasan mengenai hal yang bisa membuat pasar tersebut bekerja. Yang pertama adalah bahwa banyak orang Cina yang kikir. Jadi Alibaba membuat semua layanan dasar menawarkan gratis untuk kedua pembeli dan penjual. Ini menghasilkan uang melalui iklan online dan layanan ekstra yang ditawarkan klien, seperti desain website.

Dengan vendor sebanyak enam juta, Taobao adalah pasar maya yang berantakan. Banyak penjual berpikir akan sangat berharga untuk mengeluarkan sedikit uang demi memiliki ‘etalase’ dan iklan online untuk membantu mereka tampak lebih menonjol dibanding yang lain.

Yang kedua adalah bahwa banyak orang Cina enggan untuk mempercayai orang asing. Jadi Alibaba memulai bisnisnya dengan memberikan alat untuk membangun kepercayaan. Salah satunya adalah layanan verifikasi independen melalui pihak ketiga yang dibuat oleh penjual; dan penjual membayar proses ini. Lainnya adalah sistem pembayaran Alipay.

Tidak seperti PayPal, yang digunakan oleh banyak perusahaan internet Barat, Alipay mengambil uang di muka dan meletakkannya dalam akun khusus. Vendor akan lebih percaya, dan pembayaran yang dilakukan melalui cara ini akan dianggap aman oleh kedua belah pihak.

Kini Alipay menguasai kira-kira setengah dari pembayaran online pasar Cina. Sebagian besar transaksi Alipay adalah untuk penawaran yang dilakukan melalui Alibaba, tetapi perusahaan mengatakan bahwa penggunaan di tempat lain juga tumbuh dengan cepat.

Alibaba juga sekarang memiliki keuntungan yang datang dengan mendominasi domainnya. Di Barat, pembeli sering mencari item di Google, dan kemudian mengikuti link, mungkin salah satunya melalui iklan, dan uang iklan mengalir ke kan tong Google. Taobao mampu untuk memblokir situs "laba-laba" seperti Google, atau Baidu, dan menyediakan semua yang dicari user. Hal ini membuat iklan di Taobao lebih berharga; pada akhirnya pendapatan yang seharusnya pergi ke mesin pencari larinya ke kantong mereka juga.

Mekanisme pasar konvensional benarbenar bekerja di sini; banyak pembeli datang, semakin banyak penjual berkepentingan, di sisi lain lebih banyak penjual datang, semakin banyak pembeli menginginkannya. Akibatnya, pesaing domestik dan asing mengalami kesulitan.

Dengan cara jualan ala Alibaba ini, pesaing rontok satu persatu sebelum mereka berhasil membalapnya. Di Cina, situs Dangdang (yang menyerupai Ama zon) dan 360buy (di mana Pangeran Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi baru-baru ini menginvestasikan dananya) boleh dibilang jalan di tempat bisnisnya.

Situs 7gege.com, ritel fashion wanita, yang ada sebelum Alibaba, akhirnya rontok. Mereka beralih ke portal web Alibaba dan menemukan sukses di sini. Per usahaan itu sekarang menghabiskan sampai 100 ribu yuan sehari untuk iklan banner di Alibaba, serta pada optimasi pencarian dan hari promosi khusus.

Tak hanya vendor lokal, merek internasional seperti Adidas dan Samsung masih menuangkan uang ke Tmall. Bebe rapa menggunakan Tmall sebagai saluran eksklusif untuk pembelian online di Cina; yang lain bereksperimen dengan memiliki keduanya: situs mereka sendiri dan toko online di Tmall. Günther Hake dari Disney mengatakan perusahaannya memilih beriklan dan berjualan di Tmall. Tidak repot dan menguntungkan.

*****

Untuk beberapa hal, Alibaba tampaknya ‘diberkati’ karena lahir di Cina. Pa sar e-commerce China telah tumbuh 120 per sen per tahun sejak tahun 2003, kata MGI. Tahun ini diprediksi akan mengungguli AS, dengan total nilai 283 miliar dolar AS, dan 7 persennya dari penjualan ritel, menurut Morgan Stanley. Jumlah pembeli online Cina melonjak menjadi 250 juta, lebih dari dua kali lipat dalam tiga tahun.

Di luar itu semua, masih banyak ruang untuk pertumbuhan. Penetrasi online di Cina baru 43 persen pada tahun 2012, jauh di bawah negara maju. Pengguna internet Cina masih sedikit yang berbelanja online daripada di pasar lain.

Dengan makin tingginya pengguna internet, MGI memprediksi pasar akan tumbuh hingga nilainya menjadi antara 420 miliar dolar AS hingga 650 miliar do lar AS pada tahun 2020. Banyaknya ritel di Cina yang masih offline memungkinkan e-commerce untuk tumbuh lebih cepat dan lebih lanjut di Cina daripada di negara maju.

Ma punya pengibaratan tersendiri soal ini. Katanya, jika di negara-negara kaya e-commerce adalah "makanan penutup", maka di Cina akan menjadi "hidangan utama". Terutama berlaku di kota-kota kecil di mana daya beli konsumen tumbuh melampaui toko-toko yang tersedia.

Peter Williamson dari Cambridge University’s Judge Business School berpendapat bahwa alasan platform businessto- business Alibaba berkembang adalah bahwa mereka membantu gelombang pertama integrasi Cina ke dalam ekonomi global. Sekarang Alibaba berada di posisi terbaik. "Munculnya konsumen Cina, wisa tawan Cina, perusahaan Cina yang mendunia dan sebagainya akan menawarkan banyak peluang baru," katanya.

Namun Ma justru ingin melakukan lebih dari se kadar menangkap momen naiknya ge lombang per tum buhan Cina. Salah satu strategi yang digunakan adalah menggunakan e-commerce ke daerahdaerah ba ru. "Kami ingin membangun keunggulan lain di pa sar baru," kata Wang Jian, pimpinan teknologi Alibaba.

Salah satu yang diincar Alibaba adalah dunia mobile. Cina kini menjadi pasar terbesar di dunia un tuk smartphone. Pembelian ponsel cerdas melompat dari 2 miliar yuan pada 2010 menjadi 53 miliar yu an tahun lalu. Sebuah perusahaan yang didedika sikan untuk mela yani pasar ini mungkin menjadi pesaing serius. Ma sejak 2013 memerintahkan sejumlah besar in sinyurnya untuk bergeser ke divisi mobile perusaha an. Ia mengakui bahwa mobile adalah permainan ba ru di mana belum sepenuhnya menerjunkan diri ke sana.

******

Dalam prospektus penawaran saham perdana (IPO) di Bursa Saham New York pada September 2014, mereka membeber statistik yang mengejutkan, di antaranya bahwa nilai penjualan ritel online Alibaba mencapai 298 miliar dolar AS per tahun. Juga bahwa mereka menguasai 86 persen dari pasar ponsel yang menjamur. Sederhananya, Anda bisa meringkas prospektus 665 halaman dalam lima kata, "Cina adalah masa depan kita."

Namun pada roadshow IPO baru-baru ini, Ma menjual strategi yang sama sekali berbeda. Ia hanya sedikit menyebutkan rencana untuk memperluas pasar dalam negeri. Sebaliknya, mereka akan masuk dalam gelombang pertumbuhan belanja digital global, yang merupakan salah satu tren konsumen terbesar dalam sejarah.

Pada 15 September di Hong Kong, Ma mengatakan kepada wartawan bahwa Alibaba berambisi untuk masuk ke pasar AS dan Eropa. Di San Francisco, ia memuji prospek Alibaba di Rusia dan Brazil.

"Tidak jelas apa strategi mereka," kata Josh Green, salah satu pendiri dan CEO Pan jiva, sebuah perusahaan yang menyediakan data perdagangan global untuk pelanggan korporat. "Prospektus adalah semua tentang peluang di Cina, dan Ma sekarang berbicara tentang ambisi globalnya. Ini mungkin benar untuk saat ini karena mereka melakukannya dengan baik, tetapi dalam jangka menengah, investor akan melihat dengan mata waspada pada setiap investasi yang tidak memiliki strategi yang koheren. "

Green percaya bahwa Alibaba harus memperdalam dominasinya di Cina. "Mereka berada dalam bisnis jaringan," katanya. "Semakin banyak pelanggan yang mereka tarik di dalam negeri, semakin banyak bisnis di ikuti, maka lebih banyak pelanggan ingin produk-produk baru, dan basis pelanggan tumbuh dalam siklus saling menguatkan."

Investasi di Alibaba merupakan taruhan, katanya, terutama mengingat berita terbaru dari tingkat pertumbuhan melambat dan ancaman spiral penurunan harga real estate dan konstruksi. "Namun, semakin kuat di daerah di mana Anda sudah pemimpin adalah hal yang lebih masuk akal," katanya.

Sejauh ini, upaya Alibaba dalam ekspansi global belum bekerja. Mengemas keberhasilan di pasar global menyerupai keberhasilannya di Cina, bahkan jika mereka didukung oleh investasi raksasa, kata Green, bukan langkah yang mudah.

Saat ini, Alibaba tampaknya mengejar dua bagian pendekatan ekspansi asing. Di pasar berkembang seperti Rusia dan Brazil, mereka ingin menantang eBay, Amazon, dan pemain lokal untuk menjadi pesaing utama atau do minan. Di AS, itu tidak jelas apakah Alibaba akan melakukan investasi tersebar untuk diversifikasi kepemilikan atau meniru bisnis inti e-commerce. Dalam kategori pertama, mereka memulai dengan membeli saham Lyft, layanan berbagi mobile, dan situs ritel ShopRunner.

Tetapi mereka juga meluncurkan platform belanja sendiri, 11Main.com, sebuah langkah yang mungkin pertanda mereka akan menjalankan platform ecommerce di AS. Cita-cita Ma untuk melakukan IPO di AS mungkin telah tercapai, namun menguasai pasar AS, perlu banyak waktu. ¦

Oleh Siwi Tri Puji B

Infografis. 10 PEROLEHAN IPO TERBESAR DI AS

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement