Jumat 19 Dec 2014 13:55 WIB

Parlemen Asia Harus Segera Menyamakan Visi

Red:

Apa saja yang dibicarakan pada forum Majelis Parlemen Asia (APA) di Lahore itu?

Dalam forum ini dibicarakan berbagai masalah yang ada di kawasan Asia. Di samping itu, forum ini nanti akan memfokuskan pada pembentukan Parlemen Asia. Sejauh yang saya lihat, hasil-hasilnya mengerucut dan kini tengah mengarah ke sana.

Hasil pertemuan ini, di antaranya Kamboja nantinya akan menjadi tuan rumah pertemuan berikutnya dan sekaligus menjadi presiden APA ini. Mulai tahun 2015, Indonesia dipilih sebagai wakil presiden APA untuk bidang ekonomi, bersama Turki sebagai wakil presiden bidang politik, serta sebagai wakil pesiden bidang sosial budaya.

Sebagai wakil presiden bidang ekonomi, kita punya tanggung jawab untuk menyelenggarakan suatu executive meeting bidang ekonomi yang akan digelar  pada 2015. Pertemuan ini dilakukan sebagai pendahuluan pertemuan APA yang akan digelar di Kamboja itu.

Pada pertemuan, kami juga menggelar pertemuan bilateral dengan delegasi Cina dan Rusia untuk menjajaki sikap masing-masing negara dalam pembentukan parlemen Asia itu. Di situ kita sepakat untuk membentuk parlemen Asia, termasuk menentukan bagaimana mengatur sumbangan masing-masing negara, dan juga bagaimana mengatur organisasi parlemen Asia secara lebih baik.

Sebenarnya apa yang mendasari rencana pembentukan parlemen Asia itu?

Sekarang ini belum ada organisasi parlemen Asia. Sedangkan kalau organisai parlemen dunia sudah ada, begitu juga parlemen Eropa pun sudah ada. Sementara, organisasi parlemen regional yang lain juga sudah terbentuk. Misalnya, organisasi parlemen yang di bawah APEC (APPF) yang lebih fokus pada kerja sama ekonomi. Nah, kita ingin ada parlemen Asia yang lebih mewakili kepentingan Asia.

Apalagi, Asia ini lebih 'berwarna'. Misalnya, kalau organisasi parlemen Asia terbentuk, organisasi ini akan kuat sekali. Jadi, semangat yang terasa adalah keinginan berbagai bangsa di Asia untuk menyamakan satu platform bersama. Kalau dulu ada Asian Values (Nilai-Nilai Asia) yang berbeda dengan nilai barat. Tapi, saya kira sekarang ini lebih kepada kesadaran bahwa sekarang Asia itu merupakan suatu kekuatan ekonomi-politik yang besar. Untuk itu, memang harus ada organisasi dan kerja sama antarparlemen yang besar karena parlemen itu kan mewakili rakyat. Kesadaran itulah yang kini tumbuh.

Dalam pertemuan ini, juga dihasilkan banyak resolusi, misalnya resolusi mengenai politik,ekonomi, sosial budaya, hukum, lingkungan, terorisme, perdagangan manusia, narkotika, perempuan, dan lainnya. Jadi, ada 19 resolusi yang dihasilkan yang merupakan cerminan masalah yang kini terjadi di Asia.

Salah satu usulan Indonesia adalah soal penyelesaian konflik Palestina. Bagaimana respons dari peserta konferensi yang lain?

Usulan kami soal Palestina dimuat dan diloloskan dalam resolusi. Isi resolusi itu adalah mengutuk kekejaman Israel dan pendudukan Israel di wilayah Palestina. Jelas sikap kita menginginkan Palestina yang merdeka, diakui dunia, dan berdaulat. Syukurlah usulan kami ini tidak ada yang menolak. Negara Asia yang berlatar belakang Timur Tengah setuju. Begitu juga negara di kawasan Asia lainnya pun tak ada yang menolak.

Lalu, apa isi pertemuan antara parlemen Rusia dan Indonesia?

Pada pertemuan dengan ketua delegasi parlemen Rusia, Mikhail Emalyanov, mereka menyatakan agar hubungan Indonesia dengan Rusia yang sudah terjalin begitu panjang, ke depan harus terus dieratkan. Mereka ingin kerja sama antarkedua parlemen negara ini diperkuat. Mereka menyatakan karena sudah ada kunjungan parlemen Rusia ke Indonesia, diharapkan ada kunjungan balasan ke negara itu.

Selain itu, Rusia berharap Indonesia memberikan peran lebih besar dalam APA. Di situ juga mereka menanyakan sikap Indonesia terhadap beberapa permasalahan yang ada di APA. Termasuk bagaimana posisi Indonesia terhadap keinginan untuk membentuk parlemen Asia. Mereka ingin mengusulkan setiap anggota perlu memberikan kontribusi terhadap organisasi ini sehingga pembiayaan tak hanya ditanggung oleh satu atau dua negara. Dan, kami pun setuju.

Kemudian bagaimana isi pertemuan Anda dengan delegasi Cina?

Ketika bertemua delegasi Cina yang diketuai Madame Zau Baige, dia juga menanyakan sikap Indonesia terhadap parlemen Asia. Dan, kami jawab sangat mendukungnya. Selain itu, kami juga sampaikan pandangan mengenai arah organisasi parlemen in ke depan, terutama perlu adanya sebuah sekretariat yang betul-betul independen dan netral, tidak didominasi kepentingan domestik tertentu, dan juga ingin agar organisasi ini mampu dikelola secara profesional. Ini tujuannya agar bisa mewujudkan situasi yang partisipatif dan demokratis.

Cina pun pada dasarnya mendukung gagasan parlemen Asia ini dan dia pun memantau lebih jauh mengenai arahnya, terutama bagaimana pengelolaan organisasinya. Dan, sama dengan Rusia, mereka berharap hubungan antara parlemen Cina dan Indonesia ke depan bisa berjalan lebih bagus lagi. Keseriusan Cina ini terbukti, begitu kita sampai di Jakarta dari Lahore, pada sore harinya ada pertemuan antara kami dan Ketua Departemen Luar Negeri Parlemen Cina, Madame Fu Ying.

Kalau begitu, forum ini diharapkan sebagai forum penyeimbang dari organisasi parlemen Asia yang lain yang terlihat terlalu terpengaruh pada kepentingan negara Amerika Serikat bersama sekutunya?

Saya kira ini satu forum yang bersifat penting yang bisa memfasilitasi berbagai kepentingan negara-negara Asia, apalagi di situ memang ada negara-negara yang 'menjadi masalah' atau sedang bermasalah, seperti Suriah, Iran, Irak, dan Afghanistan. Sehingga, masalahnya beragam mulai dari politik, ekonomi, hukum, dan lain-lain.

Jadi, di sini Indonesia ditantang untuk memberikan kontribusi untuk menyelesaikan masalah itu. Saya kira peran dari parlemen Asia nanti lebih ke arah bagaimana memperkuat komunikasi, koordinasi, dan dengan begitu muncul sikap saling pengertian yang nantinya akan bermuara pada sebuah konsensus. Ini sebagai bukti dari ketentuan UU MD3 bahwa DPR juga harus punya peran dalam diplomasi negara (second track diplomacy). Nah, di dalam APA itu posisi Indonesia memang begitu penting. n  rep: muhammad subarkah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement