Jumat 01 Aug 2014 17:30 WIB

Sektor Wisata Pun Cemas

Red:

Oleh: Rakhmat Hadi Sucipto -- Mungkinkah dua musi bah tragis yang menimpa Malaysia Airlines berdampak pada ekonomi Malay sia? Lalu, sektor mana yang akan terkena imbas paling berat dari tragedi MH370 dan MH17? Malaysia Airlines (MAS) merupakan representasi Malaysia di mata internasional, sebagai simbol, menjadi bendera Malaysia. Dia menjadi salah satu pe nanda kejayaan negara tersebut. Maskapai nasional yang memiliki reputasi tinggi dan dipercaya oleh konsumen yang tersebar di seluruh negara, jelas akan meningkatkan nilai tambah suatu negara.

Sektor pariwisata Malaysia juga ditunjang oleh maskapai ini. Karena itulah "Truly Asia" yang menjadi prog ram Pemerintah Malaysia sejak 1999 cu kup membumi tak hanya di domestik, tetapi bagi pelancong asing yang me mang menjadi target utamanya. Namun, maskapai tersebut saat ini sedang bermasalah. MAS tidak hanya mengkhawatirkan bagi pengelola perusahaan, tetapi juga pemerintah yang men jadi pemegang saham mayoritas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Maman Sudiaman/Republika

Malaysia

Khazanah Nasional Berhad mewakili kepemilikan saham pemerintah dengan total 11.592.389.200 lembar saham atau 69,37 persen dari keseluruhan saham. Tidak ada kepemilikan lain sehebat Khazanah di MAS. Bahkan, pemilik saham ter banyak kedua, yaitu Amanahraya Trustees Berhad, hanya mempunyai 278.054.835 lembar saham atau 1,66 persen. Total ada 30 badan hukum yang menjadi pemegang saham MAS. Di luar Khazanah dan Amanahraya, jumlah saham masing-masing hanya di bawah 1,0 persen.

Khazanah yang menjadi badan usaha milik negara Malaysia tentu gelagapan dengan munculnya musibah beruntun yang menimpa Malaysia Airlines. Apalagi, perusahaan sedang membenahi kinerja yang selama bertahun-tahun kurang menggembirakan. Hasil pembenahan itu pun belum membuahkan hasil. Namun, tragedi itu menambah pekerjaan rumah yang kian menumpuk.

Hilangnya pesawat MH370 dan sekarang ditambah hancurnya MH17 beserta korban lebih dari 200 jiwa jelas makin menyulitkan upaya MAS dalam memperbaiki kinerja perusahaan. Analisis memperkirakan, kesulitan membenahi MAS dan reputasi yang menurun dari perusahaan itu akan memperburuk upaya perbaikan sektor pariwisata Malaysia. Pariwisata Malaysia sebenarnya sudah kurang bergairah ketika terjadi musibah pertama pada 8 Maret lalu. Sebagai bukti, jumlah penumpang dari Cina turun drastis.

"Kompetensi Malaysia dan pemerintah dianggap tak lagi sama setelah muncul musibah MH370," kata Bridget Welsh, seorang peneliti dari Universitas Nasional Taiwan, seperti dilaporkan kantor berita AFP, beberapa waktu lalu. "Artinya, dari luar Malaysia akan memengaruhi Malaysia Airlines dan juga perjalanan ke Malaysia. Efeknya (dari kasus MH17) tidak akan seserius MH370, tetapi secara keseluruhan negatif." Meski hidup di era modern, masih banyak masyarakat Asia, seperti Cina, yang masih percaya dengan takhayul. Mereka akan berusaha sebisa mungkin menghindari apa pun yang berhubungan dengan kematian. "Saya pasti tidak mempertimbangkan bepergian ke Ma laysia," ujar Quan Yi, warga Beijing, Ci na, menanggapi musibah yang menimpa MAS. "Saya punya beberapa teman yang pergi ke sana untuk berbulan madu.

Orang-orang yang ingin pergi ke sana (Malaysia) kini mempertimbangkan kembali rencana mereka karena Malaysia dianggap terlalu berbahaya," lanjut Yi menceritakan pengalaman rekanrekannya. Beberapa pelaku industri pariwisata Malaysia berusaha tetap yakin dengan prospek turisme di negara itu. Apalagi, Malaysia memiliki tawaran wisata yang unik, bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong, khususnya dari mancanegara. Lokasi yang unik itu di antaranya hutan hujan, pantai, multibudaya lokal, serta ragam kuliner.

Malaysia mampu menarik 25 juta pengunjung pada tahun 2013 dan menghasilkan 65 miliar ringgit atau setara dengan 20 miliar dolar AS dari penerimaan pariwisata. Pemerintah pun sejak lama menggelar "Truly Asia" untuk menyukseskan wisata mereka. Tahun ini, pemerintah membuat program "Visit Malaysia Year" dengan mening kat kan promosi internasional, terutama untuk terus menyukseskan program "Truly Asia" tersebut. Bahkan, target pada 2014 lebih tinggi lagi, hendak menggaet 28 juta pengunjung dan mendapatkan penghasilan sebesar 76 miliar ringgit.

Sebagian besar pengunjung adalah turis harian dari negara tetangga Singapura, tetapi Malaysia menargetkan pengunjung yang lebih banyak dari Timur Tengah, Eropa, dan khususnya Cina. Cina termasuk penyumbang turis yang besar bagi Malaysia. Tahun lalu saja wisatawan dari Cina nyaris menembus 2,0 juta orang atau 7,0 persen dari total pengunjung ke Malaysia. Namun, kasus MH370 yang banyak menelan korban jiwa dari warga Cina membuat pengunjung dari negara tersebut pada April lalu menurun hingga 20 persen. The China Business News melaporkan data yang lebih memprihatinkan lagi dengan menyebut pengunjung dari Cina turun sampai 40 persen sejak musibah MH370.

"Kecelakaan penerbangan Malay sia Airlines (MH17) makin membuat konsumen khawatir menaiki pesawat tersebut," ujar seorang pejabat dari China En vironment International Travel Ser vice. Pejabat tersebut juga mengatakan, tragedi MH17 menyebabkan pembatalan dalam jumlah besar perjalanan baru ke Malaysia. "Karena banyak wisatawan tidak lagi percaya dengan keselamatan yang diberikan Ma laysia Airlines".

Kementerian Pariwisata Malaysia kini terus memonitor perkembangan industri ini. "Wisatawan internasional pasti akan berpikir dua kali, bahkan mungkin tiga kali untuk terbang dengan Malaysia Airlines," kata Jonathan Galaviz, mitra dan konsultan pariwisata dari Global Market Advisors, seperti diberitakan AFP beberapa waktu lalu.

Citra Malaysia makin buruk ketika muncul kasus penculikan dan aksi kekerasan yang menimbulkan korban jiwa lainnya di pantai Malaysian Borneo. Tempat ini memang populer untuk scuba-diving dan alamnya memberi daya tarik tersendiri. Namun, pihak Malaysia selalu menyalahkan para bandit dari Filipina yang menjadi aktor kriminal.

Bertrand Grabowski, kepala aviasi di DVB Bank, yang juga sebagai bankir bagi Malaysia Airlines, menyatakan pemerintah harus memberikan dukungan penuh bagi perusahaan. "Lebih eksplisit dan mungkin harus lebih masif," katanya. "Meskipun kejadian ini hanya kebetulan, tak pernah terjadi dalam sejarah sebuah maskapai mengalami dua kali kecelakaan dalam beberapa bulan."

Tan Kok Liang, wakil presiden Malaysian Association of Tour and Travel Agents, berharap masih banyak turis yang datang ke Malaysia dengan maskapai lainnya. "Kami mengharapkan wisatawan tetap ingin datang ke Malaysia. Insiden yang telah terjadi tidak ada hubungannya dengan keamanan Malaysia dan tidak ada alasan mengapa orang menjauhi Malaysia," katanya.

"Sayangnya masih banyak yang ragu untuk datang ke Malaysia. Ini juga yang pertama bagi saya. Saya ke sini karena tertarik dengan masyarakatnya yang multibudaya," ujar Alfred McDonnell, turis asal AS yang bekerja sebagai guru, seperti dikutip AFP. Bila yang terjadi demikian, tentu sektor wisata akan terpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Apalagi, kontribusi pariwisata terhadap produk domestik bruto (PDB) Malaysia selama ini sangat tinggi.

Berdasarkan data World Travel and Tourism Council, pada 2012 saja sumbangan langsung sektor wisata mencapai 7,0 persen dari total PDB atau sebesar 65,3 miliar ringgit Malaysia, dan diperkirakan akan meningkat sebesar 6,1 persen (menjadi 13,1 persen) pada tahun 2013. Sumbangan langsungnya bahkan akan bertambah sebesar 5,0 persen per tahun pada 2013 hingga 2023 dengan asumsi harga konstan 2012.

Bila dilihat dari angka total, kontribusi wisata PDB pada 2012 mencapai 146,4 miliar ringgit atau 15,6 persen dari PDB. Diperkirakan sumbangan sektor ini akan meningkat sebesar 6,0 persen (menjadi 21,6 persen) pada tahun 2013 dan bertambah sebesar 4,8 persen tiap tahun pada tahun berikutnya hingga 2023.

Menurut Kementerian Pariwisata dan Budaya Malaysia, turisme sudah menyum bang hampir 12 persen terhadap PDB Malaysia 2013 dan diperkirakan angkanya naik menjadi 12,5 persen pada tahun 2014. Pemerintah yakin akan terjadi kenaikan karena mempunyai program "Visit Malaysia Year 2014" yang selalu dikampanyekan. Karena itulah, Malaysia yakin bisa mendatangkan 28 juta wisatawan dan 76 miliar ringgit bagi negara itu.

"Sektor pariwisata tumbuh lebih cepat dari rata-rata pertumbuhan ekonomi, yang berarti akan tumbuh dari 12 persen pada 2013 menjadi 12,5 persen dari PDB tahun ini," jelas Sekretaris Kementerian Datuk Dr Ong Hong Peng, beberapa waktu lalu.

Kementerian tersebut meluncurkan program pemasaran terpadu digital yang mencakup YouTube, TV web, media sosial, dan platform lainnya. Dengan strategi tersebut, mereka yakin bisa mencapai target. Secara absolut, pendapatan 12,5 persen pendapatan dari pariwisata setara dengan 125 miliar ringgit. Total penerimaan tahun 2013 saja sudah lebih dari 1,0 triliun ringgit.

Sebelum muncul dua tragedi yang menimpa MAS, Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Datuk Seri Mohamed Nazri Aziz pernah menyatakan sedang berkonsentrasi menggaet banyak wisatawan dari banyak negara. Secara tradisional, Cina dan India yang memberikan kontribusi terbesar bagi pariwisata Malaysia. Setelah kejadian, kementerian tersebut mengaku belum mendapatkan laporan ada pembatalan, apalagi dalam jumlah masif kunjungan ke Malaysia.

Terutama dari Eropa, termasuk Rusia, negara-negara Skandinavia, dan negaranegara Benelux. Namun, mereka tetap akan memonitor reaksi pasar terhadap penumpang MAS, khususnya di Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru yang juga bekerja sama dalam code share dengan maskapai Belanda (KLM).

Namun, berdasarkan pengalaman sela ma bertahun-tahun, Malaysia tetap yakin jumlah kedatangan dari luar negeri akan tinggi. "Ini adalah periode puncak yang biasanya banyak wisatawan dari pasar ini memanfaatkan libur musim panas yang panjang, dan biasanya mereka akan menggunakan MAS untuk terbang, tidak hanya ke Kuala Lumpur, tetapi juga untuk tujuan wisata lainnya di kawasan ASEAN," ungkap seorang pejabat dari Kementerian Pariwisata dan Budaya Malaysia, beberapa waktu lalu, seperti dilaporkan Bernama.

Apa buktinya? Menurut kementerian tersebut, dalam empat bulan pertama tahun ini, Malaysia menerima 31.945 turis dari Belanda, meningkat 13,5 persen dibandingkan angka pada periode yang sama tahun 2013. Periode yang sama juga terjadi peningkatan kunjungan wisatawan dari Eropa Timur dengan 55.771 (25,1 persen), Eropa Utara 227.545 (8,9 persen), Eropa Selatan 46.043 (29,9 persen), dan Eropa Barat 179.574 (15,9 persen) sebagai hasil dari upaya promosi dalam hubungannya dengan "Visit Malay sia Year 2014". Tahun lalu, Ma laysia menerima total 427.995 turis dari Eropa Barat dengan 83.955 turis dari Belanda, 107.541 dari Eropa Timur, 548.729 Eropa Utara, dan 109.447 Eropa Selatan. Tahun 2014 sudah setengah berjalan. Masih banyak kemungkinan yang bisa terjadi. Bila pemerintah dan seluruh komponen yang terkait mampu meyakinkan pihak asing, tentu pariwisata negara tersebut tetap berjaya.

  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement