Rabu 02 Mar 2016 14:00 WIB

BJB Syariah Fokus Benahi Kualitas

Red:

dok. Republika

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

JAKARTA -- Tahun ini Bank BJB Syariah masih terus berfokus pada pembenahan kualitas aset. Namun, ekspansi akan tetap dilakukan pada pembiayaan konsumer.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BJB Syariah Yocie Gusman mengatakan, pada 2016 ini BJB Syariah masih berfokus pada perbaikan kualitas. Di awal spin-off, BJB Syariah agresif ke sektor komersial dan korporasi sehingga terjadi pelemahan kualitas.

Pada 2015 BJB Syariah menyiapkan pencadangan cukup besar, Rp 90 miliar, untuk penguatan sehingga memang menurunkan laba dan ROE turun 197 basis poin menjadi 0,92 persen pada 2015 dari 2,89 persen pada 2014. ''Ini tidak apa-apa untuk memperkecil risiko,'' ungkap Yocie seusai diskusi kinerja Bank BJB 2015, Senin (29/2).

Juni-Desember 2015, pertumbuhan permbiayaan BJB Syariah nol persen dan lebih berfokus pada restrukturisasi dan lelang ke pihak swasta. Sehingga, NPF naik karena pembiayaan tidak meningkat.

Total pembiayaan 2015 mencapai Rp 4,9 triliun, meningkat 13,3 persen dari pembiayaan pada 2014. Hapus buku (write-off) pun, lanjut Yocie, tidak signifikan dengan hanya sekitar Rp 30 miliar dan langkah ini belum menjadi strategi BJB Syariah untuk memperbaiki kualitas.

Pendekatan penagihan juga diubah agar lebih efektif, termasuk pendekatan hukum.''BJB Syariah akan memanfaatkan semua relaksasi yang diberikan OJK setelah internal kami mengkaji,'' kata Yocie.

Pada 2016 ini BJB Syariah juga akan berekspansi ke pembiayaan konsumer. Tahun ini target pertumbuhan pembiayaan diharapkan bisa mencapai 15 persen. Ekspansi bisnis akan didukung tambahan modal Rp 400 miliar dari induk pada kuartal pertama 2016 ini.

Sementara, DPK ditargetkan tumbuh 12 persen. Sepanjang 2015, DPK BJB Syariah mencapai Rp 4,7 triliun atau meningkat 1,7 persen dari tahun sebelumnya. ''DPK inginnya memperbesar ke CASA dengan tidak melepaskan dana-dana institusi pemerintah daerah dan provinsi yang ingin menggunakan layanan syariah,'' tutur Yocie

Rencana ekspansi ke pembiayaan kendaraan bermotor untuk PNS akan dijalankan pada tahun ini secara selektif. Ekspansi ini masih terhitung normal dan biasa karena unggulan BJB Syariah masih pada pembiayaan konsumer PNS di Jawa Barat dan Banten. Pertumbuhan pembiayaan kendaraan bermotor khusus PNS ini diharapkan bisa sampai 30 persen.

Sepanjang 2015, aset BJB Syariah mencapai Rp 6,4 triliun, meningkat 5,8 persen dibanding tahun sebelumnya. NPF nett menjadi 4,45 persen dari 3,93 persen pada 2014. BOPO menjadi 98,78 persen dari 96,84 persen. Begitu pula FDR yang menjadi 104,80 persen dari 93,75 persen.

Direktur Utama BJB Ahmad Irfan mengatakan, sebagai induk, BJB tidak akan lepas tangan terhadap entitas anak, yaitu BJB Syariah. Menjadi kewajiban BJB pula untuk ikut menyelesaikan masalah BJB Syariah.

Bisnis BJB Syariah akan difokuskan ke pembiayaan konsumer. Ke depan, BJB Syariah akan menjadi variasi produk induk. Di sisi lain, BJB Syariah dipersilakan untuk membuat variasi produk. ''Yang pasti, BJB dan BJB Syariah akan memasuki pasar bersama,'' kata Irfan.

Terkait penawaran saham perdana BJB Syariah, Irfan mengatakan sedang dikaji kemungkinannya. Dalam jangka pendek, BJB syariah akan lebih dulu berfokus pada pembenahan kualitas. Begitu pula dengan relaksasi alokasi modal inti yang diberikan OJK untuk entitas utama yang mendorong anak usaha syariahnya. rep: Fuji Pratiwi  ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement