Jumat 26 Aug 2016 17:00 WIB

BRI Syariah Ajak Masyarakat Berinvestasi

Red:

TANGERANG -- Menjadi salah satu agen penjual Sukuk Negara Tabungan ST001, BRI Syariah ajak masyarakat untuk mulai berinvestasi. Meski dana nasabah bisa pindah ke instrumen surat berharga syariah negara (SBSN), BRI Syariah masih melihat potensi positif lain.

Dalam acara temu investor yang digelar BRI Syariah pada Rabu (24/8) di BSD Tangerang, Group Head Treasury and International Banking Group BRI Syariah, Amir Fukadi mengatakan, sukuk jadi instrumen yang tepat bagi mereka yang ingin memulai berinvestasi. Apalagi, berinvestasi di sukuk negara berarti turut berperan menyehatkan APBN dan membiayai pembangunan, selain pula aneka kelebihan investasi lainnya.

''Kalau kami tidak menyediakan produk sukuk yang sama dengan bank lain, nasabah bisa beralih. Kalau dana pindah sebentar dari tabungan atau deposito ke sukuk negara tidak apa-apa, tapi kan tiap bulan dana imbal hasilnya masih di tabungan BRI Syariah,'' kata Amir, Rabu (24/8).

Amir menjelaskan, rata-rata imbal hasil deposito bank umum saat ini sebesar 6,49 persen hingga 6,50 persen. Suku bunga ke depan juga cenderung turun. Sehingga dengan imbal hasil Sukuk Tabungan Negara ST001 setara 6,9 persen per tahun, terbilang kompetitif.

BRI Syariah menggelar promo cash back 0,1 persen untuk pembelian Sukuk Negara Tabungan ST001 minimal Rp 100 juta. Promo cash back ini hanya untuk kuota Rp 25 miliar pertama di BRI Syariah seluruh Indonesia. BRI Syariah sendiri mendapat jatah Sukuk Tabungan Negara ST001 sebesar Rp 50 miliar.

Di sisi likuiditas, berdasarkan laporan keuangan BRI Syariah per Juni 2016, DPK BRI Syariah mencapai Rp 20,94 triliun, meningkat 20,97 persen dari Rp 17,31 triliun pada Juni 2015. Dengan produk keuangan yang beragam, ia pun yakin nasabah BRI Syariah tidak perlu berpindah bank untuk berinvestasi. ''Yang penting bagi kami adalah mencari nasabah baru untuk menggunakan produk ini, sekaligus menjaga nasabah lama,'' ungkap Amir.

Sukuk Negara Tabungan ST 001 diterbitkan khusus bagi warga negara Indonesia. Sukuk Negara Tabungan seri perdana ini menggunakan akad wakalah dengan tenor dua tahun. Masa penawaran Sukuk Negara Tabungan ST 001 berlangsung pada 22 Agustus-2 September 2016.

Imbal hasil Sukuk Negara Tabungan ST 001 setara 6,9 persen per tahun dengan minimum pemesanan Rp 2 juta dan maksimum Rp 5 miliar. Selain dana untuk investasi, kata Amir, investor juga harus memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan saat pemesanan, early redemption, dan jatuh tempo.

Kepala Seksi Pelayanan Publik dan Hubungan Investor Direktorat Pembiayaan Syariah Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan RI, Dian Handayani mengatakan, laiknya investasi di instrumen lain, investasi pada sukuk pun memiliki risiko. Secara umum, risiko sukuk ada pada risiko gagal bayar dan risiko likuiditas.

Hanya saja, karena sukuk dijamin undang-undang, risiko gagal bayar pada sukuk negara bisa dibilang nihil. ''Yang ada adalah risiko likuiditas jika investor butuh dana lebih cepat dari masa early redemption atau jatuh tempo,'' kata Dian.

Berbeda dengan sukuk ritel, sukuk tabungan dilengkapi fasilitas pencairan sebelum jatuh tempo (early redemption) yang bisa dilakukan pada 18 Agustus 2017 hingga 28 Agustus 2017. Pencairan maksimal 50 persen untuk investor yang berinvestasi minimal Rp 4 juta. ''Meski memang hak investor, kami tentu berharap yang dicairkan nanti tidak terlalu banyak. Kecenderungan selama ini pun sukuk negara dipegang investor sampai jatuh tempo," kata Dian.   rep: Fuji Pratiwi, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement