Kamis 25 Aug 2016 13:27 WIB

BSM tak Ubah Target Pertumbuhan Pembiayaan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
 Petugas sedang melayani nasabah di kantor Bank Syariah Mandiri (BSM), Jakarta, Selasa (22/12).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang melayani nasabah di kantor Bank Syariah Mandiri (BSM), Jakarta, Selasa (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Syariah Mandiri (BSM) tak merevisi target pertumbuhan bisnisnya hingga akhir tahun ini. BSM optimistis target yang ditetapkan bisa dicapai.

Direktur Utama BSM, Agus Sudiarto mengatakan, BSM tetap optimistis bisa mencapai target rencana bisnis (RBB) awal dimana target pembiayaan pada 2016 ini dicanangkan sebesar tujuh persen. Kalaupun dana pengampunan pajak masuk, ia menilai hal itu akan mengakselerasi bisnis BSM.

''Di RBB pertumbuhan pembiayaan kami tahun ini tujuh persen. Di semester pertama ini sudah bisa tumbuh 4,5 persen, kami harap di semester dua ada akselerasi sehingga bisa tumbuh sesuai target di RBB,'' ungkap Agus. Meski begitu, kualitas pembiayaan akan dijaga hati-hati dan tidak terlalu agresif.

Per Juni 2016, pembiayaan BSM berhasil tumbuh sebesar 4,49 persen menjadi Rp 52,7 triliun dari Rp 50,4 triliun per Juni 2015. Target pertumbuhan pembiayaan BSM sampai akhir 2016 sebesar Rp 4 triliun.

BSM terus fokus meningkatkan performa lima produk unggulannya yakni gadai dan cicil emas, pembiayaan griya, pembiayaan pensiunan, Tabungan BSM, dan Tabungan Mabrur Junior.

Direktur Distribusi dan Layanan, Edwin Dwidjajanto menjelaskan, lima produk unggulan BSM tersebut menunjukkan pertumbuhan yang baik. Per Juni 2016, cicil emas 42,10 persen menjadi Rp 327,40 miliar dari Rp 230,39 miliar pada Juni 2015. Pun gadai emas yang 17,15 persen menjadi Rp 1,49 triliun dari Rp 1,27 triliun.

Pembiayaan griya juga tumbuh 15,75 persen menjadi Rp 9,40 triliun per Juni 2016 dari Rp 8,12 triliun pada Juni 2015. Pembiayaan pensiunan 172,35 persen menjadi Rp 866,59 miliar per Juni 2016 dari Rp 318,19 miliar per Juni 2015.

Hingga Juni 2016, pembiayaan mikro produktif tumbuh 47,22 persen menjadi Rp 2,62 triliun dari Rp 1,78 triliun pada Juni 2015. Sementara pembiayaan mikro konsumtif tumbuh 167,81 persen menjadi Rp 1,17 triliun pada Juni 2016 dari Rp 435,67 miliar pada Juni 2015. Secara keseluruhan, pembiayaan mikro tumbuh 50,2 persen menjadi Rp 4,07 triliun per Juni 2016 dari Rp 2,71 triliun per Juni 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement