Kamis 28 Jul 2016 16:00 WIB

Mandiri Investasi Targetkan AUM 20 Juta Dolar

Red:

JAKARTA -- PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) menerbitkan produk baru reksa dana berbasis efek syariah global. Mandiri Investasi yang bekerja sama dengan JP Morgan Asset Management Ltd pun menargetkan dana kelolaan produk baru ini bisa mencapai  20 juta dolar AS hingga akhir 2016.

Direktur Utama PT Mandiri Manajemen Investasi Muhammad Hanif produk baru Mandiri Global Sharia Equity Dollar ini merupakan respons atas minat investor dan peluang pengembangan produk yang diberikan OJK melalui POJK 19/2015 tentang penerbitan dan ketentuan reksa dana syariah. "Melalui produk itu, investor dapat melakukan diversifikasi investasi dalam denominasi dolar AS sehingga dapat menghasilkan optimalisasi hasil," ujar Hanif dalam pengenalan Mandiri Global Sharia Equity Dollar di Kantor Bursa Efek Indonesia, Selasa (26/7).

Ia menjelaskan, dalam aturan sebelumnya, penempatan dana ke efek syariah luar negeri dalam reksa dana syariah global hanya diberi porsi maksimal 15 persen. Dalam regulasi baru, OJK memberi peluang penempatan pada efek syariah luar negeri hingga 100 persen.

Dana kelolaan (AUM) Mandiri Investasi per Juni 2016 mencapai Rp 34 triliun yang terdiri atas AUM reksa dana Rp 26,5 triliun hingga Rp 27 triliun dan sisanya merupakan AUM dalam kontrak pengelolaan dana (KPD) dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT).

Mandiri Investasi berharap, hingga akhir tahun ini total AUM mereka bisa mencapai Rp 40 triliun. ''Tahun ini, kami masih lihat dulu. Target AUM produk baru ini mungkin belum besar, 15 juta dolar AS -20 juta dolar AS sampai akhir tahun ini,'' ungkap dia.

Hanif yakin, produk ini akan diminati. Untuk mendukung produk ini, Mandiri Investasi akan mendapat advis teknikal dari JP Morgan Asset Management. Kolaborasi dengan JP Morgan Asset Management ini, kata Hanif , jadi salah satu faktor yang bisa dikedepankan.

Hanif mengakui, Mandiri Global Sharia Equity Dollar sudah mendapat pernyataan efektif dari OJK sejak April 2016. Mandiri Investasi punya waktu 120 hari bursa untuk menerbitkan produk ini. ''Produk ini tidak segera kami luncurkan karena kami menunggu saat yang tepat di mana saat ini kami lihat pasar mulai pulih,'' kata Hanif.

Kepastian kenaikan suku bunga the Fed, devaluasi yuan, dan suku bunga negatif di Jepang menjadi beberapa pertimbangan penundaan terbitnya produk ini. Menurutnya, meski produk reksa dana ini adalah produk investasi jangka panjang, luncuran produk ini perlu mencari momen tepat.

Kepala Pengembangan Produk Mandiri Manajemen Ari Adil mengatakan, produk ini  bisa jadi alternatif bagi mereka yang ingin berinvestasi di efek luar negeri. Jaringan JP Morgan Asset Management yang berada di lebih dari 30 negara akan memperkuat posisi Mandiri Investasi.

Meski menggunakan indeks acuan yang sama dengan produk serupa dari manajer investasi lain, yakni Dow Jones Islamic Index Ari mengatakan, strategi yang digunakan bisa berbeda. Mandiri Investasi akan aktif dan memberdayakan kelembihan yang dimiliki JP Morgan Asset Management.

Dow Jones Islamic Market Index sendiri memang didominasi efek dari AS. Tapi, karena produk ini berbasis efek syariah global, Mandiri Investasi juga akan menambahkan portofolio efek global selain dari AS.

''Dalam Dow Jones Market Islamic Index ada efek-efek 30 negara yang masuk. OJK memang membolehkan 100 persen portofolio ke luar negeri, tapi hanya anggota International Organization of Securites Commissions (IOSCO),'' kata Ari.

Mandiri Investasi bekerja sama dengan Citibank sebagai bank kustodian Mandiri Global Sharia Equity Dollar. Investasi perdana produk ini minimal 10 ribu dolar AS. Mandiri Investasi menyarankan agar investasi di produk ini dilakukan empat hingga lima tahun untuk memberi imbal hasil optimal.   rep: Fuji Pratiwi/antara, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement