Rabu 27 Jul 2016 16:00 WIB

Indef: Pasar Halal Masih Luas

Red:

JAKARTA — Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, pelaku usaha kecil menengah (UKM) memiliki peluang besar di pasar halal. Hal ini mengingat masih 80 persen pangsa sektor tersebut belum tereksplorasi.

"Potensi bisnis syariah kita lebih besar daripada negara-negara lain," kata Enny Sri Hartati melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (25/7).

UKM seharusnya dapat merebut peluang ini dengan meningkatkan kualitas produk mereka. Terutama untuk memenuhi standar yang diperlukan untuk masuk ke pasar internasional. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, potensi dari sektor halal harus dapat dimanfaatkan oleh UKM dalam negeri melalui peningkatan produktivitas, kualitas, dan pemasaran.

Enny mengajak pelaku UKM dapat memanfaatkan kegiatan World Islamic Economic Forum (WIEF) ke-12 yang bisa memfasilitasi UKM dan bisnis syariah dalam memanfaatkan dana repatriasi. Selain itu, juga dana-dana lainnya yang memang belum diakses UKM.

"WIEF dapat menjadi ajang memaksimalkan potensi tersebut," kata dia.

WIEF ke-12 akan diselenggarakan di Jakarta pada 2 hingga 4 Agustus 2016 dan direncanakan akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.

Program di WIEF ke-12 yang dapat diikuti oleh pemilik UKM antara lain Business Exchange dan IdeaPa yang merupakan sesi bagi perusahaan dan startup (pemula) diundang untuk memaparkan mengenai bisnis dan ide-ide usaha.

Sementara itu, pengusaha Tanri Abeng mengatakan bahwa akses terhadap peluang investasi bagi UKM di Indonesia sebenarnya sudah lebih baik. Namun, UKM harus secara aktif terlibat dalam kegiatan networking bisnis. Di mana acara tersebut menyediakan jalan bagi pemilik usaha untuk memperkenalkan merek mereka ke calon investor dan pasar potensial.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan, ekonomi Islam tidak hanya sebatas keuangan, tapi lebih luas, termasuk sisi bisnis seperti pariwisata ramah Muslim. Selain sesi keuangan syariah mengenai potensi sukuk untuk mendukung pembangunan infrastruktur, WIEF ke-12 juga akan membahas koneksi keuangan syariah dengan industri halal. Indonesia, tutur dia, memiliki target menjadi tujuan wisata wisatawan Timur Tengah.  Indonesia pun kini sedang bersiap diri. Salah satunya membangun Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Lombok, NTB, yang difokuskan menjadi tujuan wisata halal.

Alasannya, menurut dia, karena pemerintah meyakini ekonomi Islam, termasuk wisata dan keuangan, akan jadi hal penting dunia di masa depan. "Kalau Malaysia berhasil memanfaatkan ekonomi Islam, mengapa Indonesia tidak? Ini tantangan kita. Saya mengajak dunia usaha untuk bisa bergabung di forum itu, terutama UKM dan para pengusaha muda karena ada akan banyak peluang di sana," ungkap Bambang, beberapa waktu lalu.   rep: Fuji Pratiwi/antara, ed: Ichsan Emrald Alamsyah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement